Halaman

Waktu menunjukkan

Pencarian

Senin, 29 September 2008

Kado Pahit di Hari Kereta Api

Minggu, 280908, di sela-sela tugas, iseng-iseng cek email. Dari sekian banyak milis yang diikuti, rata-rata sepi, maklum sudah masuk libur panjang lebaran.

Ternyata ada satu berita yang menyedihkan dari milis penggila sepur. Argo Bromo Anggrek anjlok di Manggarai (MRI). Duh, ada apa lagi dengan persepuran Indonesia. Setelah kemarin ada serentetan Peristiwa Luarbiasa (PL)/Peristiwa Luarbiasa Hebat (PLH) di lintas Cipeundeuy (CPD) - Bumiwaluya (BMW), pelemparan terhadap masinis, eh sekarang si Argo Bromo Anggrek yang bikin ulah. Ironisnya, hal ini terjadi bertepatan dengan Hari Kereta Api.

Awalnya sih berita yang didapat, cuma anjlokan aja. Yah, kalo anjlokan saja sih, kemungkinan dapat segera dibereskan. Tapi kok crane Kirow milik Dipo Lokomotif Bandung (BD) sampai dikirim. PLH kali ini pasti parah. Belakangan muncul kabar, kalau di MRI sinyal blank, semua perjalanan dilayani secara manual. Pas lihat liputan PLH ini, ternyata kereta begasi dan pembangkit (BP), serta kereta penumpang (K1) yang anjlok, posisinya miring dan menghantam boks sinyal. Pantas, kalau Kirow sampai dinas ke MRI, dengan ditarik lok CC 204 12 dari BD. Kabranya juga, crane Gottwald datang jauh-jauh dari Cirebon (CN) buat membantu evakuasi 2 kereta yang celaka.

Akibat PLH ini, MRI lumpuh beberapa jam, karena boks sinyal rusak berat. Perjalanan KA ke Gambir (GMR) sempat dialihkan ke Pasar Senen (PSE). Ternyata efek PLH ini sampai BD juga. KA 114 Mutiara Selatan tertunda keberangkatannya, karena harus meminjam kereta kelas bisnis milik KA Ekspres Lodaya. KA 38 Turangga harus menunggu lok yang belum datang. KA 78 Ekspres Malam Lodaya menunggu rangkaian KA Parahyangan, karena kekurangan kereta. Rangkaian KA Harina juga telat diberangkatkan karena rangkaian KA Argo Gede yang meminjam, belum tiba di BD.

Ternyata "kado" Hari Kereta Api belum berakhir di sini. Malam harinya, KA 154 Bengawan relasi Tanah Abang (THB) - Solo Jebres (SK) menghantam mobil di PJL tak berpintu di seputar Kertasemaya. Lima nyawa melayang sia-sia akibat kejadian ini.

Sedihnya ... mengapa Hari Kereta Api tahun ini diberikan "kado" yang pahit. Apalagi bertepatan dengan hajatan angkutan lebaran 2008. Tak tahu lah .... Pertanyaan yang kelewat tinggi .... Semoga hari-hari berikutnya nggak ada PL maupun PLH lagi

Salam damai

-----semboyan21-----

Jumat, 26 September 2008

Masinis Jadi Korban Pelemparan Batu

Kamis siang, 250908, ada email masuk dari milis keretapi. Bukan hanya berita buruk, tapi menyedihkan. Dari subjectnya aja, udah amat sangat miris. [Kecelakaan] - Masinis JNG ditimpuk di Rawa Bebek.

Sedikit kutipan dari email yang menyedihkan tadi:
Informasi dari Mas Saleh PWT, seorang masinis JNG, nama Yaya Sutarya alias Kakek yang sedang dinas, terkena lemparan batu oleh orang tidak bertanggung jawab (teroris) di sekitar Rawa Bebek.
Saat ini beliau sedang menjalani operasi mata sebelah kanan akibat terkena batu dan pecahan kaca.

Sedih juga berita kaya gini .... Emang sih, secara pribadi, aku nggak kenal sama Kang Yaya. Bukan saudara dekat, bukan juga teman main. Kang Yaya seorang masinis, sedangkan aku cuma seneng sama sepur.

Kabar terakhir, operasi mata Kang Yaya telah dilakukan, tapi kemungkinan besar kehilangan fungsi sebelah matanya. Ini artinya, beliau nggak akan jadi masinis lagi, di-grounded. Dan di mana beliau akan mengabdi setelah menjalani masa perawatan, putusan ada di tangan manajemen PT KA.

Hanya karena sebuah batu di tangan oknum yang sangat tidak bertanggung jawab, banyak orang yang harus merasakan akibatnya. Kereta yang dibawanya harus terlambat, untuk memberikan kesempatan tim medis mengevakuasi rekan kita. Belum lagi beban psikologis rekan kita yang kehilangan setengah penglihatannya. Yang aku belum tahu, apakah rekan kita ini akan terlempar dari jajaran PT KA, setelah kehilangan sebelah penglihatannya. Semoga saja tidak.

Seandainya hal buruk itu terjadi, ada berapa jiwa yang kehilangan sumber pencaharian. Mungkin anak dan istri Kang Yaya, mungkin orang tua beliau, mungkin juga saudara-saudara yang menjadi tanggungan beliau. Memang sih gaji seorang masinis tidak terlampau besar, tapi ini sangat berarti bagi Kang Yaya. Hanya karena sebuah batu yang dilayangkan ke arah kabin lokomotif oleh seorang yang sangat tolol, kebahagiaan Kang Yaya sekeluarga, musnah seketika

Nggak tahu, apa aku berpikir terlalu jauh, apakah hal ini sudah menjadi perhatian kita semua. Ketika kereta api mengalami Peristiwa Luarbiasa (PL) maupun Peristiwa Luarbiasa Hebat (PLH), diekspos media besar-besaran, seakan-akan operator kereta api sebegitu bebalnya, sampai-sampai sering sekali melakukan kesalahan. Tetapi ketika rekan-rekan operator kereta api mengalami kecelakaan, yang bukan karena kesalahannya, nggak ada yang memperhatikan .... Padahal kejadian ini bukan yang pertama kali terjadi.

Ah, tak tahu lah .... Tampaknya negeri ini belum berpihak kepada wahana transportasi massal yang satu ini.

Salam damai

-----semboyan21-----

Selasa, 23 September 2008

Semboyan No. 7

Semboyan berikut, Semboyan 7 berarti berbahaya, tidak aman, kereta api harus berhenti. Semboyan ini biasa digunakan sebagai sinyal masuk setasiun maupun sinyal keluar.

Bentuk semboyan 7 berupa papan bundar berwarna merah pada tiang sinyal (a), dan lengan mendatar di sebelah kanan tiang sinyal, baik satu lengan (b) maupun dua lengan (c). Kesemuanya diberikan pada siang hari.

Pada malam hari, semboyan 7 diberlakukan dengan memasang lentera bercahaya merah ke arah kereta api, dan berwarna putih ke arah sebaliknya (a dan b). Untuk sinyal berlengan dua, semboyan 2 diberikan dengan lentera bersusun dua, berwarna merah ke arah kereta api, dan berwarna putih di sisi sebaliknya.

Sebagai catatan, semboyan 7 berupa sinyal mekanik berlengan 2 biasa digunakan di stasiun yang memiliki sepur belok. Untuk sinyal keluar, dipakai sinyal mekanik berlengan 1 (b).

gambar semboyan 7: pics.livejournal.com/trainsignal

Minggu, 21 September 2008

Semboyan No. 6

Semboyan tetap berikutnya, Semboyan 6. Semboyan ini berarti aman, kereta api boleh masuk dengan kecepatan terbatas.

Pada siang hari, semboyan 6 diberikan dalam bentuk lengan tegak pada papan sinyal (a), lengan bawah pada sinyal mekanik terangkat (b), papan bundar hijau pada tiang sinyal (c), atau lengan pada sinyal muka menyerong ke bawah (d).

Pada malam hari, semboyan 6 diberikan dengan isyarat cahaya, yaitu lentera hijau pada tiang sinyal ke arah datangnya kereta api, dan lentera berwarna putuh di sisi sebaliknya (a, c, dan d). Untuk sinyal lengan, isyarat berupa lentera hijau pada tiang sinyal ke arah datangnya kereta api dan lentera berwarna hijau di bawah lentera putih di sisi sebaliknya.

Semboyan 6 diberikan sebagai sinyal muka (a dan d) sebagai isyarat bahwa sinyal masuk di belakangnya menunjukkan aspek tidak aman (semboyan 7), sehingga masinis bersiap-siap untuk menghentikan kereta api di depan sinyal masuk.

Untuk sinyal mekanik berlengan dua (b), semboyan 6 merupakan isyarat bahwa kereta api diperbolehkan masuk ke sepur belok, baik untuk berjalan langsung melalui sepur belok, maupun berhenti di depan sinyal keluar untuk persilangan maupun susulan.

gambar semboyan 6: pics.livejournal.com/trainsignal

Rabu, 17 September 2008

Semboyan No. 5

Setelah semboyan tangan (semboyan 1, 2A, 2B, 2C dan 3) dikupas, kini giliran Semboyan 5 yang dikupas. Bersama dengan Semboyan 6, 7 dan 8, semboyan 5 termasuk semboyan jalan yang bersifat tetap.

Semboyan 5 memiliki arti aman, kereta api boleh masuk. Semboyan ini biasanya digunakan untuk sinyal masuk dan keluar setasiun.

Pada siang hari, semboyan 5 diperlihatkan dalam bentuk papan merah pada semboyan tidak terlihat (a), lengan pada papan sinyal terlihat menyerong (b).

Untuk sinyal mekanik berlengan satu (c), lengan terlihat terangkat ke atas. Sinyal berlengan satu biasa digunakan untuk sinyal keluar. Sedangkan sinyal mekanik berlengan dua (d), semboyan 5 ditunjukkan dengan terangkatnya lengan atas. Sinyal berlengan dua jamak dipakai untuk sinyal masuk stasiun. Dengan memberikan semboyan 5 dengan sinyal berlengan dua, kereta api diperbolehkan masuk setasiun melalui sepur lurus, dan kemungkinan besar akan berjalan langsung.

Pada malam hari, semboyan 5 diberikan dengan cahaya lentera berwarna putih ke arah kereta api, dan berwarna hijau ke arah belakang sinyal (a, b, dan c). Untuk sinyal mekanik berlengan dua (d), ditunjukkan dengan cahaya lentera berwarna putih ke arah kereta api, sedangkan di sisi sebaliknya, lentera berwarna hijau di atas putih.

gambar Semboyan 5: pics.livejournal.com/trainsignal

Senin, 15 September 2008

Semboyan No. 3

Semboyan berikut adalah Semboyan 3. Semboyan 3 berarti berbahaya, tidak aman, kereta api harus berhenti. Semboyan ini digunakan untuk menutup bagian jalan agar tidak dilalui karena rusak atau membahayakan.

Pada siang hari, semboyan 3 diberikan dalam bentuk bendera merah, papan bundar merah, atau pegawai berdiri tegak menghadap arah datangnya kereta sambil mengangkat kedua lengannya ke atas.

Untuk malam hari, semboyan 3 berupa lentera merah, baik ditancapkan pada sebuah tiang atau dibawa oleh pegawai. Dapat juga dengan menggerakan lentera berwarna selain merah dengan cepat ke kanan dan ke kiri.

KETENTUAN PEMASANGAN SEMBOYAN 3
Semboyan 3 harus dipasang pada jarak sekurang-kurangnya 500 m (B-C) dari bagian jalan yang tidak boleh dilalui, dan semboyan harus dapat dilihat oleh masinis dari tempat sekurang-kurangnya sejauh 600 meter (A-B). Apabila bagian jalan yang ditutup telah diketahui oleh masinis bersangkutan, maka jarak 500 meter dapai diperpendek menjadi 200 meter (B-C).

Apabila jarak terlihat 600 meter tidak tercapai karena lengkung jalan, maka pemasangan semboyan 3 digeser ke muka, sehingga semboyan 3 dapat terlihat oleh masinis dari tempat sejauh paling sedikit 1100 meter dari bagian jalan yang tidak boleh dilalui (B-C). Jarak 1100 meter dapat diperpendek menjadi 800 meter apabila masinis telah mengetahui bagian jalan yang ditutup sebelumnya.

Sedapat mungkin, semboyan 3 dilengkapi dengan semboyan muka berupa semboyan 2A dan 2B. Semboyan 2B dipasang sejauh 100 meter (C-D) dari Semboyan 3, dan Semboyan 2A dipasang 300 meter (B-D) dari semboyan 3, dengan syarat semboyan 2A dapat dilihat oleh masinis dari jarak paling sedikit 300 meter (A-B).

Apabila jarak terlihat 300 meter tidak terpenuhi karena lengkung jalan, maka semboyan 2A digeser ke depan hingga dapat terlihat oleh masinis pada jarak paling sedikit 600 meter (B-D) dari tempat semboyan 3 dipasang.

Pada malam hari, susunan semboyan 3 yang memakai semboyan muka berupa semboyan 2A dan 2B, adalah sama dengan siang hari. Pada lokasi di mana semboyan muka semboyan 2A dan 2B dipasang, dipasang lentera berwarna hijau.

gambar semboyan 3: pics.livejournal.com/trainsignal

Minggu, 14 September 2008

Semboyan No. 2C

Melanjutkan tulisan tentang semboyan, kali ini giliran semboyan 2C yang diulas. Seperti semboyan 2A dan 2B yang memberikan pembatasan kecepatan, semboyan 2C memberikan pembatasan kecepatan, kereta api harus berjalan dengan kecepatan orang berjalan kaki, atau 5 km per jam.

Pada siang hari, semboyan 2C oleh pegawai diberikan dengan lambaian bendera hijau atau papan bundar hijau ke arah kanan dan kiri.

Pada malam hari, semboyan 2C diberikan dengan cara menghentikan kereta api terlebih dahulu dengan semboyan 3. Setelah kereta api berhenti, pegawai memerintahkan kereta api berjalan kembali dengan kecepatan 5 km per jam.

KETENTUAN PEMASANGAN SEMBOYAN 2C
Semboyan 2C diperlihatkan pada jarak 100 meter (D-E) dari bagian jalan yang hanya boleh dilalui dengan kecepatan 5 km/jam (E-F). Sebagai semboyan muka, semboyan 2B harus dipasang pada jarak 200 meter (C-E) dari bagian jalan yang dilindungi semboyan 2C, dan semboyan 2A dipasang pada jarak 400 meter (B-E) dari bagian jalan yang hanya boleh dilalui dengan kecepatan 5 km/jam. Semboyan 2A harus dapat terlihat oleh masinis dari jarak 300 meter (A-B).

Apabila jarak terlihat 300 meter tidak tercapai karena lengkung jalan, maka pemasangan semboyan muka (Semboyan 2A) digeser ke depan, sehingga dapat dilihat oleh masinis sekurang-kurangnya 700 meter (B-E) dari bagian jalan yang dilindungi semboyan 2C.

Pegawai yang bertugas memperlihatkan semboyan 2C harus menunjukkan tanda semboyan 2C pada tempat yang telah ditentukan, mulai pada saat kereta api terlihat hingga keseluruhan rangkaian melewati bagian jalan yang dilindungi semboyan 2C (E-F). Ketika akhir rangkaian telah melewati bagian jalan yang dilindungi, pegawai memberikan tanda semboyan 1 kepada masinis, sebagai tanda bahwa kereta api telah melewati bagian jalan tersebut dan boleh berjalan dengan kecepatan yang semestinya.

Apabila bagian jalan yang dibatasi kecepatannya (E-F) lebih dari 25 meter, pegawai yang bertugas memberikan semboyan 2C diharuskan berjalan di sisi kanan lokomotif hingga penghabisan jalan tersebut. Ketika ujung rangkaian melewati akhir bagian jalan yang dilindungi (F), pegawai tersebut memberikan tanda kepada masinis bahwa rangkaian telah melewati bagian jalan yang dilindungi.

Apabila keadaan tidak mengijinkan pegawai untuk berjalan di sisi kanan lokomotif, maka pada penghabisan bagian jalan yang dilindungi (F) ditempatkan pegawai kedua. Pegawai kedua inilah yang memberikan tanda kepada masinis bahwa rangkaian telah melewati bagian jalan yang dibatasi kecepatannya.

Pada malam hari, di tempat semboyan 2C diberikan (D) dipasang semboyan 3 untuk menghentikan kereta api. Setelah kereta api berhenti, pegawai yang memberikan semboyan 2C akan naik ke tangga lokomotif sebagai pandu dan memerintahkan masinis untuk menjalankan kembali kereta api secepat orang berjalan (5 km/jam). Di penghabisan bagian jalan yang dilindungi (F), kereta api berhenti sebentar untuk menurunkan pegawai yang menjadi pandu, untuk turun dari lokomotif. Kemudian kereta api berjalan perlahan-lahan, hingga masinis melihat semboyan 1 yang ditunjukkan pegawai yang berada di penghabisan bagian jalan yang dilindungi (F), sebagai tanda bahwa kereta api boleh berjalan pada kecepatan yang semestinya.

Semua jarak harus ditambah dengan 50% apabila semboyan dipasang di jalan turun dengan kemiringan 1% (10 permil) atau lebih.

Gambar Semboyan 2C: pics.livejournal.com/trainsignal

Jumat, 12 September 2008

Semboyan No. 2B

Kali ini pelajaran ilmu persepuran membahas semboyan No. 2B. Semboyan No. 2B memiliki arti pembatasan kecepatan, kereta api tidak boleh berjalan dengan kecepatan lebih dari 20 km/jam.

Di siang hari, semboyan 2B diberikan dalam bentuk
  1. bendera hijau dua buah, dipasang bersusun
  2. dua buah papan bulat hijau bersusun
  3. pegawai berdiri tegak menghadap ke arah kedatangan kereta api sambil mengangkat salah satu lengannya mendatar ke arah kanan atau kiri
Di malam hari, pemberian semboyan 2B berupa lentera berwarna hijau, baik dipasang pada sebuah tiang atau ditunjukkan oleh pegawai

KETENTUAN PEMASANGAN SEMBOYAN 2B
Semboyan 2B harus dipasang pada jarak minimal 100 meter (C-D) dari bagian jalan yang hanya boleh dilalui dengan kecepatan setinggi-tingginya 20 km sejam (D-E), dan harus didahului dengan semboyan 2A yang dipasang sejauh 200 meter (B-C) dari semboyan 2B. Semboyan 2A harus terlihat oleh masinis minimal dari jarak 300 meter (A-B).

Apabila jarak terlihat 300 meter tidak terpenuhi karena lengkung jalan, semboyan 2A digeser ke muka hingga dapat dilihat oleh masinis sejauh paling sedikit 600 meter (B-D) dari bagian jalan yang dilindungi oleh semboyan 2B.

Jarak tersebut harus ditambah dengan 50% apabila semboyan dipasang di jalan yang memiliki gradien 10 permil (1%) atau lebih.

Di malam hari, tempat semboyan 2A dan 2B dipasang lentera berwarna hijau.

sumber gambar: pics.livejournal.com/trainsignal

CC 204 13 Datang .....

Baru aja kemaren posting soal CC 204 12 yang datang, eh ... nggak tahunya malam ini CC 204 13 datang ke Bandung (BD). Nggak ada hujan, nggak ada angin, eh ... dia datang.

Sebenernya sih nggak sengaja pergokin ini lok masuk BD. Soalnya di milis kaum edan sepur, nggak ada kabar soal pengiriman batch 13, makanya pada nggak waspada, dan nggak ada yang nyegat ini lok.

Jumat malam, 120908, pas mau balik dari Setrasari, di PJL 163 Braga ketahan sama sepur yang mau lewat. Heran juga, jam 2030, kereta apa yang mau liwat. Kalo ke arah timur, KA 78 pasti udah lewat. Tapi, ini kok si sepur nggak lewat juga. Lama banget.

Tiba-tiba ada sorotan semboyan 20 dari arah timur. Nggak dinyana, itu dobel traksi CC 204 13 dengan CC 203 dan menarik 2 kereta kelas bisnis (K2) eks PLH Mutiara Selatan kemarin. Pertama sih nggak percaya kalo dia datang. Apa mataku udah nggak awas. Tapi kok depannya gak ada logo Dephubnya, dan masih bersih. Setelah si 13 lewat, dari arah barat, berjalan lok dinas ke arah Gedebage, untuk angkutan kurs kontainer.

Begitu lok dinas lewat dan palang naik, berhenti sejenak selepas PJL. Tanya sama temen2, ada nggak yang menyambut adik baru yang satu ini. Ternyata nggak ada yang tahu!!! Balik arah dikit, ngobrol bentar sama petugas PJL, dan dikonfirmasi yang lewat barusan CC 204 13. Ternyata mataku masih awas. Info lain yang diperoleh, crane Kirow dan gerbong penolong NR 16 sudah balik lagi ke dipo. Semoga aja duet Kirow dan NR 16 gak keluar lagi.

Rencana balik diubah, tujuan berikut ke dipo lokomotif BD. Setelah parkir tunggangan, langsung lari-lari kecil ke Dipo. Nggak lupa juga beli karcis peron. Dari ujung sepur 6, tampak duet 204 11 dan 203 xx (01 kayaknya) dilangsir masuk dipo. Gila ... sampe gemetaran lihat ini lok masuk BD, soalnya belum ada saksi mata yang konfirmasi akan penampakan makhluk yang satu ini. Setidaknya sampai saat ini.

Setelah ijin sama pengawas buat to foto, langsung ambil beberapa gambar. Nggak banyak sih, tapi cuma dua aja yang layak muat. Mau ambil banyak, nggak enak sama kru Dipo. Soalnya si adik harus check up dulu.

Yah lumayan puas bisa pergoki si adik baru. Kayaknya ini gantinya pas nyambut si kakaknya, 204 12. pas dia datang, cuma aku yang nggak liat kedatangannya. Kali ini, pas si adik masuk, nggak ada yang tahu, dan cuma daku seorang. Wuahahahaha ... puasnya.

Selamat bertugas adik CC 204 13, jangan bikin banyak masalah ya ....

-----semboyan21-----

Senin, 08 September 2008

Duh ... PL lagi ....

Gak tau kenapa, menjelang hajatan akbar PT KA, angkutan lebaran 2008, kok terjadi Peristiwa Luarbiasa (PL) di Daop II BD. Yang bikin miris, itu hanya berselang hitungan jam saja, di hari yang sama, 060908.

Pertama, PL KA 6 Argo Wilis di antara Cipeundeuy dan Bumiwaluya. Akibat anjloknya kereta nomor 4, sejumlah perjalanan kereta api menjadi terganggu. Akhirnya crane Kirow dan gerbong penolong NR 16 milik dipo lokomotif Bandung (BD) harus terjun ke lokasi PL.

Eh ... si kirow belum berangkat ke TKP, tiba-tiba ada kabar KRD Bandung Raya anjlok menjelang stasiun Ciroyom. Lok CC 201 98 dan 1 kereta K3 anjlok. Dua PL ini sempat membuat bingung kru kirow. Mana yang akan ditolong lebih dahulu.

Dengan serangkaian pertimbangan, akhirnya KA 6 ditolong lebih dahulu, karena lokasi berada di jalur utama BD - YK (Yogyakarta). Apabila tidak segera ditangani, dapat mengganggu perjalanan lintas selatan. Setelah itu, baru KRD yang ditolong.

Kalo kasusnya kaya gini, jadi ingat PL tanggal 280608 yang melibatkan KA 20 Argo Gede dan gerbong penolong NR 17 Purwakarta (PWK). Kejadiannya juga di Daop II BD. Yang jelas, sangat menyedihkan.

Entah apa yang salah di jagad persepuran negeri ini. Yang jelas, pada hajatan akbar Angkutan Lebaran 2008 yang suudah sangat dekat ini, semoga tidak terjadi PL maupun PLH (Peristiwa Luarbiasa Hebat). Semoga saja ......

-----semboyan21-----

masih sedih karena banyak PL dan PLH

Semboyan No. 2A

Setelah tertunda agak lama, kali ini tulisan tentang Semboyan Kereta Api (Reglemen 3) dilanjutkan lagi. Setelah semboyan No. 1 diulas, kini berlanjut ke Semboyan No. 2A.

Semboyan No. 2A memiliki arti Pembatasan kecepatan. Kereta api tidak boleh berjalan dengan kecepatan lebih dari 40 km/jam.

Pemberian semboyan No. 2A pada siang hari dilakukan dengan:
a. Bendera hijau
b. Papan bundar berwarna hijau, baik bertepi putih atau tidak

Pada malam hari, dipasang lentera hijau setinggi lebih kurang 2 meter dari rel. Untuk jelasnya, lihat Semboyan No. 2B

KETENTUAN PEMASANGAN SEMBOYAN 2A
Semboyan 2A dipasang pada jarak 100 meter (jarak B-C) dari bagian jalan yang hanya boleh dilalui dengan kecepatan paling tinggi 40 km/jam (bagian C-D). Semboyan 2A harus terlihat oleh masinis pada jarak sekurang-kurangnya 300 meter (jarak A-B).

Apabila karena lengkung jalan (A-B) jarak terlihat 300 meter tidak tercapai, maka pemasangan semboyan digeser ke muka, hingga masinis dapat melihat semboyan dari tempat sejauh paling sedikit 400 meter (B-C) dari bagian jalan yang dilindungi oleh semboyan tersebut (C-D)

Jarak tersebut harus ditambah dengan 50% apabila semboyan 2A dipasang pada jalan turun dengan kemiringan 10 permil atau lebih.

Semboyan harus dipasang di kanan jalan. Perkecualian dapat dipasang di kiri jalan apabila dapat terlihat lebih terang dari tempat masinis.

gambar semboyan 2A: pics.livejournal.com/trainsignal

Kamis, 04 September 2008

Selamat Datang CC 204 12

Hari ini, 040908, Dipo Lokomotif Bandung (BD) kedatangan anggota baru. Lok terbaru milik PT Kereta Api (Persero) yang dirakit di PT INKA telah sampai di BD dengan diikutkan rangkaian KA 173 Kutojaya Selatan, dengan relasi Kutoarjo (KTA) - Kiaracondong (KAC).

Sebenernya sih info kedatangan anggota keluarga baru sudah lama. Sejak kunjungan IRPS ke PT INKA, sudah ada bocorannya, kalau CC 204 12 sedang dalam pengerjaan. Tinggal pengiriman kapan, yang belum ada kabar. Diharapkan lok sudah dapat berdinas untuk angkutan lebaran. Selain itu, ada juga pengiriman kereta kelas 3 (K3) untuk melayani angkutan lebaran.

Beberapa waktu yang lalu, milis keretapi diramaikan dengan kabar dikirimnya lok ini menuju BD. Ternyata si 4 12 dikirim ke BD tanggal 040908, setelah menginap semalam di KTA. Sebelumnya, 4 12 dobel traksi dengan KA 151 Kahuripan dari Madiun (MN), markasnya PT INKA

Mengapa BD yang dipilih? Kata begawan jagad persepuran, medan di Daop II BD memang yang paling berat. Ke arah timur dan barat, sama-sama berkontur pegunungan. Jadi boleh dibilang, Daop II BD jadi Kawah Candradimuka para lok yang melayani di pulau Jawa. Alasan lain, Kantor Pusat PT KA (Persero) ada di BD. Kalau ada apa-apa dengan anggota keluarga yang baru, mudah dipantau.

Sebelumnya, ada niat buat menyambut di sepur 3, jalur kedatangan KRD dari arah timur. Ternyata aku telat. Limabelas menit sebelum aku datang, dia sudah masuk dipo, berbaris dengan kakak-kakaknya. Di kiri ada BB 301 31, dan di kanannya CC 203 41. Uniknya lagi, si kakak, CC 203 41, juga batch terakhir di kelasnya, seperti sang adik (hingga saat ini). Ternyata, di ketiga lok tersebut liverynya beda. Si BB 301 ada marking PT KA di penutup semboyan. Logo Dephub tergambar di hidung CC 203. Sedangkan adik baru ini polos tanpa lambang

Iseng-iseng lihat plakat lok ini, ternyata belum ditentukan lok ini menjadi milik dipo mana. Masih polos. Bisa jadi, si 4 12 milik BD, dan lok CC 201 milik Dipo Lokomotf BD ada yang dimutasi ke Dipo lain, seperti Jember (JR) yang sama sekali nggak punya lok jenis CC. Paling-paling tinggal dicat aja, "DIPO INDUK BD". Dan ini bisa dikerjakan di Dipo BD, setelah ada keputusan dari kantor pusat

Pas melongok ke kabin masinis, ternyata masih sama dengan kakaknya. Tuas rem lokomotif, throttle, rem dinamik, reverser, suling lokomotif, masih sama. Begitu juga dengan indikator perabaran, speedometer dan amperemeter. Tampak di belakang, komputer manajemen sistem, The BrightStar™ Control System keluaran GE Transportation.

Yah, cuma bisa ngucapin selamat bertugas aja buat si 4 12. Semoga gak ada masalah dengan dirimu. Pokoknya berikan yang terbaik buat jagad persepuran Indonesia. Selamat bekerja .......

-----semboyan21-----

Soal data teknis CC 204, nunggu primbon dulu, biar nggak ada salah kutip ... Kalo udah dapat, tar ditulis