Halaman

Waktu menunjukkan

Pencarian

Tampilkan postingan dengan label Bandung Trails. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bandung Trails. Tampilkan semua postingan

Senin, 23 Juni 2008

Yang Tercecer dari Trekking "Loco-Licious"

Meski udah lewat seminggu trekking "Loco-licious" bersama Bandung Trails, tapi masih ada yang tercecer. Boleh dibilang ini evaluasi, ataupun panduan buat ngadain trekking berikutnya, terutama kalau ada orang normal (maksudnya nggak edan sepur) yang ikut.

Nggak tau kenapa kok tiba-tiba pengen nulis yang kayak gini. Mungkin karena banyak aspek keamanan yang terlewatkan dari perhatian. Dengan nggak bermaksud menyalahkan panitia, mungkin saja karena panitia tergolong orang normal, makanya nggak gitu paham seluk-beluk penyakit edan sepur.

Pertama, dari sisi perlengkapan peserta. Banyak peserta datang dengan penampilan yang jauh dari kesan mau trekking. Bisa dibilang, penampilan mereka lebih cocok untuk berjalan-jalan di mal, daripada berjalan di atas bantalan rel dan batu balas. Bisa dipastikan, akan menyiksa diri kalau dipaksakan berjalan di atas kricak sepanjang satu petak, antara Padalarang sampai Tagogapu.

Berikutnya, ada yang sibuk mendengarkan musik sewaktu trekking di jalur aktif. Hal yang lumayan berani untuk dilakukan untuk mengundang maut. Memang kita bisa melihat kereta yang datang dari arah depan, tapi siapa sangka ada kereta yang berjalan sepur salah. Kalo nggak dengar ada kereta mau lewat dan telat menghindar, bisa jadi abon dah .... Jangankan orang normal, orang yang sudah edan sepur ada yang nyaris disodomi kereta, karena nggak dengar ada kereta lewat. Beruntung teman kita yang satu ini diperingatkan oleh teman yang lain.

Duduk-duduk di rel lintas raya juga tindakan cukup bodoh untuk dilakukan. Terlebih lagi rel tersebut berbelok dan menurun. Kalau saja ada kereta meluncur turun dengan posisi throttle idle, bisa dibilang nyaris tak terdengar. Malaikat mautpun siap menjemput.

Peserta yang memiliki rentang usia dari bocah sampai lansia juga cukup merepotkan panitia trekking. Kalau semua diharuskan jalan satu petak PP, bakal banyak yang gugur di tengah jalan. Untunglah hal ini telah diantisipasi dengan memberikan opsi buat peserta, silakan ikut bagi yang yakin kuat, dan bagi yang tidak kuat, boleh beristirahat di PDL.

Mungkin cuma ini yang teringat dari sisi safety. Kalau bisa sih sebelum event dimulai ada briefing buat seluruh peserta, tentang to do items dan not to do items. Agak repot sih, tapi kan buat keselamatan, gak ada kompromi.

Sekali lagi, tulisan ini dibuat nggak ada maksud untuk menjatuhkan Bandung Trails sebagai organizer acara ini, tapi hanya sebagai pertimbangan untuk pelaksanaan trekking jalur kereta, terutama di jalur aktif, agar tidak terjadi hal-hal yang nggak diinginkan.

salam .....

---semboyan 21 ---

Minggu, 15 Juni 2008

Trekking PDL bersama Bandung Trails

Beberapa hari yang lalu, ada email dari milis IRPS, cc keretapi, kalau IRPS diminta bantuan untuk menjadi narasumber acara Bandung Trails. Katanya sih mau bahas soal sejarah masuknya kereta ke BD. Menurut rencana, IRPS jadi narasumber untuk acara tanggal 150608. Hmm, boleh juga ngikut ini acara, sekalian ngobatin penyakit edan sepur.

Karena ini acara hari Minggu, dan liat itinerary, nggak mungkin dateng gereja sore. Jalan tengahnya, gereja pagi, terus nyusul acara. Lagian dari Merdeka ke Stasiun BD nggak jauh-jauh amat. Setelah ngobrol sama kumendan, aspek aman, eksekusi rencana.

Abis gereja kelar, 0745, langsung meluncur ke viaduct, gabung kelompoknya Tantra. Karena nggak gitu ngerti banyak soal sejarah sepur yang masuk BD, jadi semboyan 21 aja di kelompok ini. Paling-paling jawab pertanyaan aja, itupun kalo ada yang nanya dan ngerti jawabnya. Kalo nggak ngerti, ya dilempar ke masternya.

Setelah dari viaduct, lanjut ke gedung Daop 2, yang dulunya hotel. Jalan lagi ke stasion, masuk ke South VIP Room, buat ngisi "radiator" pake es jeruk. Setelah cukup dingin, ngubek-ubek stasiun BD dilanjut ke dipo lokomotif BD. Akhirnya, teman-teman Bandung Trails tahu tempat mangkalnya, IRPS BD, termasup puun tempat kita mangkal, si Kirow dan turntable tenaga manusia. Banyak sih yang belum percaya kalau turntable diputar orang. Harap maklum, mereka orang normal, jauh dari kita yang udah keracunan parah virus edan sepur.

Perjalanan ke PDL, yang rencananya pakai KLB, ternyata nggak jadi. Penggantinya pakai "kereta" luar biasa, yang sudah disterilkan pamsuska. Malah ide sebelumnya, kereta nggak perlu steril, campur sama penumpang biasa. Dengan alasan keamanan, opsi ini nggak jadi diambil. Maklum aja, banyak yang bawa senjata canggih, anak-anak, orang tua. Ntar kalo ada apa-apa, siapa yang mau tanggung jawab. Kalo jawabnya aja sih enak, nanggungnya siapa yang mau. Walhasil, pasukan IRPS jadi pasukan keamanan dadakan. Tiap pintu kereta paling belakang dijaga wadyabala IRPS, termasuk pintu belakang. Ada yang bikin kereta ini bener-bener luar biasa. Kalau kereta biasa, kondekturnya mintain karcis buat diperiksa. Tapi di kereta ini, pihak Bandung Trails, jadi kondektur, bagiin karcis.

Sampai di PDL, dilanjutkan trekking menyusuri rel ke arah Tagogapu. Rencana ke Tagogapu dibatalkan, tepatnya diperpendek, cuma sampai PJL 139, mengingat banyak yang bawa anak-anak. Lagian sampai PJL 139 udah tengah hari. Kalau nekat sampai Tagogapu, mau kelar jam berapa?? Di PJL 139 aja ada yang nyerah, balik PDL pake angkot.

Sebenernya ngawal mereka lumayan susah. Mengingat peserta belum begitu teracuni penyakit mendem sepur, masalah keselamatan jadi perhatian. Gimana caranya berjalan di track aktif lintas utama dengan aman, yang dalam keadaan normal sebenarnya ini melanggar hukum. Baru sampe rumah sinyal PDL, udah lewat KA Kontainer TPK-GDB ditarik CC 201 34. Kalo ada yang kesamber, bisa dipolisikan, kena 359. Nggak jauh dari sana, melintas Parahyangan dengan CC 203 11. Pas perjalanan balik ke PDL, dari arah PWK melintas Argo Gede ditarik CC 203 41.

Saatnya makan siang, di PDL, tiba tiba melintas KA Serayu yang ditarik CC 201 57 livery merah biru. Langsung aja penyakit edan sepur tiba-tiba kumat. Dengan berlari ke ujung sepur 2 PDL, nggak peduli orang ngeliatin, langsung aja pasang aksi, jeprat-jepret dengan kamera di tangan. Mungkin yang ada di pikiran orang-orang, ini orang ngapain lari-larian di setasiun ngejar kereta. Nggak lama kemudian, KA kontainer lewat lagi di PDL dari arah PWK, langsung pasang aksi dengan tetap memperhitungkan faktor keamanan.

Menjelang balik, KRD PDL - CCL masuk spoor 1 PDL, di belakangnya KA Parahyangan masuk, ke spoor 3 BLB, silang dengan KA Parahyangan yang berjalan langsung di spoor 2. Setelah KA Parahyangan lewat, barulah lok KRD langsir. Menjelang berangkat, sempat terjadi insiden kecil. Seseorang, yang diduga pencoleng, berusaha masuk kereta paling belakang. Untung saja penyusup ini ketahuan. Langsung saja kereta dalam keadaan siaga satu. Semua anggota rombongan diminta tidak mengeluarkan barang-barang yang dapat memancing tindak kriminal, sampai kereta benar-benar meninggalkan stasiun.

Rencana berhenti di CMI akhirnya dibatalkan mengingat rombongan sudah kehabisan tenaga. Nggak kebayang kalau trekking diteruskan ke Tagogapu, habis semua. Akhirnya rombongan tiba di BD jam 1415. Dilanjutkan sesi ramah tamah pihak Daop 2, Bandung Trails dan IRPS. Nggak lupa setelah acara kelar, ditutup sesi foto bersama yang punya gawe, yaitu IRPS, Bandung Trails dan PT KA.


Berdiri : ?, ?, Tantra (IRPS), Krisnah (IRPS), ? (Bandung Trails), ? (Bandung Trails), Vian (IRPS), Pak Mateta (PT KA), Aryo (IRPS), Pura (IRPS), Asep (IRPS), Rizky (IRPS), Tommy (IRPS), Kris (IRPS), Sampurno (IRPS), temannya Adrianus (IRPS)
Duduk: ? (Bandung Trails), ? (PT KA), ? (Bandung Trails)

Sori banyak yang nggak ngerti namanya, gak sempat kenalan lebih jauh, kalau ada yang kenal, silakan kasih tau yah .....