Halaman

Waktu menunjukkan

Pencarian

Kamis, 24 Juni 2010

Pa van der Steur

Beberapa lama aku menyimpan pertanyaan ini. Siapakah van der Steur itu? Apa karyanya di Magelang? Di mana jejak karyanya di Magelang. Setelah mengumpulkan data dan keterangan dari berbagai sumber, akhirnya sedikit terbuka informasi tentang hal ini.

Pa van der Steur, terlahir Johannes van der Steur, pada awalnya memulai pelayanannya sebagai rohaniwan militer di tangsi Magelang. Di masa berikutnya, beliau mendirikan panti asuhan yang nantinya diberi nama Oranje Nassau. Menurut cerita, anak asuhnya dipaksa meninggalkan Magelang menuju Jakarta, untuk menimbulkan kesan, karya Pa van der Steur sudah tidak ada lagi.

Saat ini, untuk mencari jejak karya Pa van der Steur di Magelang, terbilang agak susah. Ketika mencari referensi di dunia maya, informasi yang didapat hanyalah TK, SD, dan SMP Pa van der Steur di Pondok Gede, yang dinaungi Yayasan Pa van der Steur.

Sedikit pencerahan didapat ketika ada informasi, bahwa dulu, daerah di sekitar kantor dinas sosial (kurang tahu, apakah sekarang dinas sosial masih berkantor di sana) di Jl. Diponegoro, disebut Pandestiran. Memang, pandestiran dan Pa van der Steur kedengaran mirip. Apakah ini lidah setempat yang sulit mengeja Pa van der Steur sehingga dilafalkan menjadi pandestir? Dan apakah panti asuhan yang di sana dulu pernah dikelola Pa van der Steur? Perlu penelitian yang lebih lanjut untuk menemukan jawabannya.

Semoga celotehan saya ini sedikit banyak membuka sejarah kota Magelang yang baru sedikit terungkap. Mohon koreksinya apabila ada kesalahan.

kisah Pa van der Steur lebih lengkap dapat dibaca di sini.

Senin, 21 Juni 2010

Autis

Di hari yang not so good ini cuma bengong aja di depan L510 sambil nonton tv yang ikutan nggak jelas acaranya. Pas commercial break, ada satu iklan yang jualan jam, you know what lah jam merk apa. Adegan di commercial break itu intinya satu talent menawarkan jam kepada talent yang lain. Di situ talent yang ditawarin jam digambarkan sedang sibuk dengan notebooknya.

Nggak dinyana, talent yang menawarkan jam, yang notabene seorang pesohor berkata kira-kira demikian, "Wah mbak, sedang autis dengan laptopnya yah?"

MAKSUD LOOO????  

Tolong dong, kalau milih kata-kata yang bener. Nggak mikirin apa perasaan orang tua yang punya anak autis pas mendengar dialog yang sama sekali tidak bermutu itu?

Tolong dong hentikan penggunaan kata "autis" untuk becanda, sama sekali nggak lucu ....

baca juga di sini

Jumat, 18 Juni 2010

Dunia Memang Sempit #2

Heran yah ... dunia ini memang sempit. Kadang bertemu kawan lama di saat dan tempat yang tidak pernah diduga. Dulu pernah ketemu adik kelas di KA 75 (gapeka saat itu, Lodaya Malam masih KA 75). Beberapa bulan berikutnya, ketemu panitia angon bocah ke PDL di YK. Begitu juga hari ini, ketemu orang yang tak terduga di saat dan tempat yang tidak terduga pula.

Awalnya sih cuma mau transfer di BNI. Berhubung penerima dana nggak menerima transfer lewat ATM, terpaksalah harus ke banknya di pojokan Jl. Pahlawan. Pas sampai sana, masih sepi, langsung dapat giliran. Setelah dengan sapaan dan beberapa pertanyaan sesuai SOP pelayanan nasabah, eh tau-tau si mbaknya nanya gini:

"Ini mas Tommy yang dulu di SMA 1 ya? lulusan 2002 ya?"

Wedaaaannn ..... menyan cap apa yang dibakar sama mbak teller ini tiap malam, kok jitu banget tebakannya. Aku balik tanya sama itu mbak, saking penasarannya,

"Kok tahu mbak, emang mbak dari sana juga?"

Si mbaknya njawab, "iya mas, saya lulus tahun 2003."

Pikirku, kok nggak pernah liat mbak yang satu ini yah pas SMA dulu. Apa waktu 7 tahun cukup buat PA wajah yak, jadinya pake new image pas ketemu kemaren. Dan apakah sebegitu terkenalnya diriku yah sampe banyak yang kenal (preeeeeeeeeettttttttt!!!!!!!).

Belum cukup kejutannya, ternyata nasabah yang dilayani di counter sebelah temen seangkatan dari SMP sampai SMA. Sayangnya ndak sempet ngobrol sama customer sebelah ini, karena dia selesai duluan trus langsung balik.

Hmm ... ternyata sempit juga dunia ini. Apa karena Magelang sebegitu kecilnya yah, sampe-sampe mau kemana aja di kota ini, ketemu orang yang kenal sama kita ..... Who knows ......

(kok kaya makan nasi goreng babi di KONI yak, tiap kali makan di sana, ketemu sama yang dikenal .... folks, ke KONI lagi yuk .......)

Pilkadal Aftermath

Di pagi yang agak mendung di Magelang, hari dimulai dengan membaca Kompas. Di Kompas Regional Jawa Tengah kok ada berita yang rada ndak mutu. Intinya ada salah satu kontestan Pilkadal yang kalah njuk protes karena yang menang ada cacatnya.

Asli, ndak mutu tenan. Kok masalah cacat ini baru dimasalahkan setelah ketahuan pemenangnya. Kok protesnya ndak dari kemaren-kemaren pas calon yang bermasalah dinyatakan boleh ikut pilkadal. Paling-paling yang bersangkutan ndak trimo kalau kalah. Telanjur udah keluar duit banyak, tapi hasilnya nol besar.

Saya nulis gini bukan ndukung siapa-siapa, tapi cuma sebel aja sama badut sirkus yang salah panggung pentas.

Kamis, 17 Juni 2010

Senja Utama Yogya

Setibanya di YK, setelah naik KA 78, aku memilih beristirahat dulu di peron tinggi jalur 3, sambil bersandar di railing.

"Perhatikan jalur 5 peron utara! Jalur 5 dari arah barat segera masuk kereta api Senja Utama Yogya dengan tujuan akhir Yogyakarta!"

Pengumuman dari PPKA seolah menyadarkanku dari lamunanku. Tidak lama kemudian, KA 110 masuk dan berhenti di jalur 5. Tidak lama kemudian, selesai turun penumpang, rangkaian KA 110 dilangsir masuk ke jalur cucian.

Ah, tiba-tiba aku teringat kejadian yang sama, sekitar dua tahun sebelumnya. 050708, menunggu kereta api Senja Utama Yogya dari Pasar Senen, yang membawa seorang teman (tepatnya beserta rombongannya) yang belum pernah sekalipun bertemu muka.

Saat itu terdengar pengumuman dari PPKA, "Perhatikan jalur 3, dari arah barat segera masuk kereta api Senja Utama Yogya, dengan tujuan akhir Yogyakarta."

Hei ... keretanya tiba, begitu pikirku. Tapi bagaimana dia mengenaliku, sedangkan kita belum pernah bertemu. Sepintas aku melihat penumpang Senja Utama yang sekilas mirip dia, tapi aku nggak yakin. Sampai rangkaian dilangsir ke sepur cucian pun aku belum menemukannya. Ah ... akhirnya aku pun bertemu ... dan kembali berpisah ke tujuan masing-masing.

Ah ... apakah ini suatu kebetulan, atau ada The Invisible Hand yang menggerakkannya? Akupun tak tahu ....

now playing: City Of Prague Philharmonic Orchestra - The Last Of The Mohicans (Main Title)

Rabu, 16 Juni 2010

Bapa Surgawi

Bapa surgawi ajarku mengenal
betapa dalamnya kasih-Mu
Bapa surgawi buatku mengerti
betapa kasih-Mu padaku

Semua yang terjadi di dalam hidupku
Ajarku menyadari Kau s’lalu sertaku
Bri hatiku s’lalu bersyukur pada-Mu
Kar’na rencana-Mu indah bagiku

Lagu ini yang mengantar untuk doa malam belakangan ini. Lagu ini mengingatkan kalau Tuhan itu gak pernah tinggalkanku, dan rencananya selalu indah bagiku. Rancangan yang penuh damai sejahtera, bukan rancangan kecelakaan

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan (Yeremia 29:11)

lirik diambil dari sini

Ilmuwan

Hari ini ternyata hari pertama SNMPTN yah .... Jadi inget sama lagu ini. Judulnya Ilmuwan, yang dinyanyikan oleh P-Project, plesetan dari Beautiful Ones

Masuk jurusan mesin
Kayaknya nggak mungkin
Otakku nggak kayak einstein

Ikut bimbingan testing
Agar tidak pusing
Muter tujuh keliling, aw

Yoga juga semedi
Untuk konsentrasi
Bina raga jaga kondisi

Saingannya ribuan
Kecil kemungkinan
Terpaksa minta bantuan

Inikah satu ujian dan perjuangan
la la la la
Mungkinkah banyak halangan
Jadi ilmuwan
la la la la la, la la

Coba kupakai joki
Agar ada hoki
Walau harus bayar upeti

Pengumuman pun tiba
Kuyakin ditrima
Tetapi namaku nggak ada, aw

Inikah satu balasan
Anak pemalas
la la la la
Mungkinkah jadi ilmuwan
Hanya impian
oh

Kini kusadari
Takkan kuulangi
Berbuat kebodohan

Si joki gila ternyata dia si joki kuda
Si joki gila ternyata dia si joki kuda
Si joki gila ternyata dia si joki kuda
la la la la la

Lagu yang kocak dan konyol. Buat yang ikutan SNMPTN, Gutlaks en bikerful .... semoga nembus SDSB ... maksudnya SNMPTNnya ... tanpa pake joki, apalagi joki kuda

Cheers ....

Lirik dikopi dari sini

Senin, 07 Juni 2010

Pilkadal Magelang: KPK, Kepriye Pasare Kang?


Minggu, 060610, warga kota Magelang melaksanakan Pilkadal, alias Pemilihan Kepala Daerah Langsung. Entah siapa yang terpilih menjadi AA 1 A menggantikan Fahriyanto, yang jelas ia harus berani mengambil keputusan untuk membawa Magelang menjadi lebih baik dari sebelumnya. Tentu saja yang tidak terpilih harus mau legowo, mengakui kekalahannya dan bersama-sama membangun Magelang.

Satu masalah yang masih belum terselesaikan di masa kepemimpinan walikota sebelumnya adalah masalah Pasar Rejowinangun yang kobong hampir dua tahun lalu, tepatnya tanggal 26 Juni 2008. KPK, Korban Pasar Kobong sudah cukup lama menunggu kapan pasar ini akan dibangun kembali. Entah setan mana yang menunda pembangunan pasar ini, yang jelas sampai sekarang belum ada tanda-tanda pasar ini mau dibangun kembali.

Pejabat Walikota yang baru diharapkan berani mengusut, mengapa proses pembangunan pasar ini semakin tidak jelas. Beliau diharapkan memberikan dukungan penuh sehingga pihak yang bertanggung jawab atas kacrutnya pembangunan kembali pasar ini diseret ke pengadilan. Buktikan kalau janji kampanye kemarin tidak asal nggambleh. Segenap warga Kota Magelang menanti kiprah pejabat baru melakukan tindakan nyata membangun Kota Magelang. Warga tidak ingin hanya bertanya KPK, Kepriye Pasare Kang, dan diminta mencari jawabnya pada rumput yang bergoyang.

Selamat bertugas buat AA 1 A yang baru, buktikan janji kampanyemu.

Foto atas, suasana pasar dua hari setelah terbakar, 28 Juni 2008
Foto bawah, keadaan pasar 22 Juni 2009
Photo courtesy : Soli Saroso

Yang Mengumpulkan Banyak, Tidak Kelebihan; Yang Mengumpulkan Sedikit, Tidak Kekurangan

Kedengarannya aneh, tapi beginilah yang terjadi. Tuhan memang memberikan semuanya sesuai yang kita perlukan. Kalau pas kita perlu sedikit, Tuhan kasih berkat sedikit. Pas kita perlu banyak, berapapun yang kita perlukan, pasti dicukupkan, entah bagaimana caranya. Tuhan memang bekerja dengan cara yang tidak dapat kita duga.

@hoka hoka bento stasiun gambir, 060610

Jumat, 04 Juni 2010

Blood on the Risers


He was just a cherry trooper and he surely shook with fright
He checked off his equipment and made sure his pack was tight;
He had to sit and listen to those awful engines roar,
"You ain't gonna jump no more!"

(CHORUS)
Gory, gory, what a helluva way to die,
Gory, gory, what a helluva way to die,
Gory, gory, what a helluva way to die,
He ain't gonna jump no more!

"Is everybody happy?" cried the Sergeant looking up,
Our Hero feebly answered "Yes," and then they stood him up;
He jumped into the icy blast, his static line unhooked,
And he ain't gonna jump no more.

(CHORUS)

He counted long, he counted loud, he waited for the shock,
He felt the wind, he felt the cold, he felt the awful drop,
The silk from his reserve spilled out and wrapped around his legs,
And he ain't gonna jump no more.

(CHORUS)

The risers swung around his neck, connectors cracked his dome,
Suspension lines were tied in knots around his skinny bones;
The canopy became his shroud; he hurtled to the ground.
And he ain't gonna jump no more.

(CHORUS)

The days he'd lived and loved and laughed kept running through his mind,
He thought about the girl back home, the one he'd left behind;
He thought about the medics and wondered what they'd find,
And he ain't gonna jump no more.

(CHORUS)

The ambulance was on the spot, the jeeps were running wild,
The medics jumped and screamed with glee, rolled up their sleeves and smiled,
For it had been a week or more since last a 'chute had failed,
And he ain't gonna jump no more.

(CHORUS)

He hit the ground, the sound was "Splat," his blood went spurting high,
His comrades then were heard to say: "A helluva way to die!"
He lay there rolling round in the welter of his gore,
And he ain't gonna jump no more.

(CHORUS)

(slowly, solemnly)
There was blood upon the risers, there were brains upon the chute,
Intestines were a'dangling from his Paratrooper suit,
He was a mess; they picked him up, and poured him from his boots,
And he ain't gonna jump no more

Gory, gory, what a helluva way to die,
Gory, gory, what a helluva way to die,
Gory, gory, what a helluva way to die,
He ain't gonna jump no more!


Lagu ini pertama kali kudengar di episode 9 Band of Brothers: Why We Fight. Karena penasaran, kucari lagu ini, sebenernya lagu ini tentang apa. Ternyata lagu ini menceritakan kisah tragis penerjunan terakhir seorang paratrooper. Ya penerjunan terakhir, karena payung utama dan payung cadangannya tidak mengembang.

Menurut cerita, lagu ini dinyanyikan oleh para prajurit lintas udara AS, baik dari divisi 82 linud maupun divisi 101 linud. Lagu ini benar-benar mengingatkan betapa besar risiko menjadi seorang paratrooper di setiap penerjunan, di mana nyawa mereka hanya bergantung pada sebuah payung utama dan sebuah payung cadangan. Ya, teman sejati paratrooper hanyalah parasutnya ... selain itu, tidak ada ....

foto diambil dari sini
lirik lagu diambil dari sini

Rabu, 02 Juni 2010

Untitled #4

Heran, kenapa begitu gampangnya suatu kelompok menghakimi kelompok lain lebih buruk tabiatnya. Padahal, belum tentu kelompok yang memvonis itu lebih baik dari kelompok pesakitan. Semudah itukah kita menilai seseorang?

Mungkin pikiranku terlalu kacau malam ini, sehingga bisa nggambleh nggak jelas di sini. Tapi aku ingin berbagi sedikit, apa yang aku terima baru saja.

Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah,
dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi.
Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama?

Mengapa dengan mudahnya kita menjatuhkan kutuk, sementara dengan mulut yang sama kita juga mengucapkan berkat?

Mungkin ini juga satu pelajaran buatku, yang sampai saat ini masih belajar mengendalikan lidah, agar tidak dengan mudah mengeluarkan kutuk, tetapi mengucapkan berkat. Semoga bisa menjadi perenungan kita bersama.

Salam Damai!!

Kiaracondong Sore Ini

Depan kantor, arah ke Soekarno-Hatta, lumayan macet. Sebenernya nggak sampe macet total dan nggak gerak. Masih bisa jalan sih, tapi yang pasti lama bener. Dan bikin stress tentunya.Udah yang lewat banyak, jalannya bisa dipakai urban cross country, ditambah di dekat perempatan Kiaracondong - Soekarno Hatta sedang ada perbaikan jalan. Macet deh tiap sore .....

Beruntunglah diriku pakai si kuning. Semacet apapun, masih bisa diajak pencilakan. Masih bisa lebih cepat lah daripada naik motor. Soalnya si kuning bisa dibawa pethakilan hajar gundukan dan lobang. Yang jelas bebas macet pakai si kuning, tergantung mau nakal apa nggak.

Kalau lagi nggak pengen nakal, paling ikutan pelan-pelan aja, kalau nggak ya dituntun. Lebihnya ya hajar tiap lubang dengan kecepatan lumayan tinggi (ndak pake kejlungup tentunya), naik-turun trotoar, nyelap-nyelip. Nah kalau pengen nakal banget ya angkat sepeda, trus contra flow di sisi luar/pinggir jalan deh (semoga ndak senakal ini). Yang jelas, puas bisa melaju sementara yang lain tertahan di kemacetan.

MTB Rocks!!!!