Halaman

Waktu menunjukkan

Pencarian

Rabu, 30 Desember 2009

Pacaran dan Telepon

Beberapa waktu lalu, ada seorang teman yang bertanya, ada gak sih korelasinya antara pacaran sama kenaikan biaya telpon? Hmm ... pertanyaan yang lumayan menarik untuk dibahas ... hehehe.

Kalau ditarik ke belakang, kira-kira lima sampai enam tahun ke belakang, mungkin pernyataan tersebut ada benarnya. Terlebih lagi, harus menjalani hubungan jarak jauh. Mau nggak mau, harus memerlukan usaha ekstra untuk menjalin hubungan.

Di masa itu, memang tarif GSM belum semurah sekarang. Jaringan CDMA belum seluas seperti saat ini, dan pemilik handsetnya juga tidak sebanyak sekarang. Mau menggunakan layanan pesan instan, kualitas dan biaya koneksi belum begitu memuaskan. Pakai PSTN, makin nggak nahan biayanya. Kalau kata orang, cintaku berat di ongkos.

Peribahasa "jer basuki mawa bea" tetep berlaku juga buat urusan yang satu ini. Gimana bisa terjalin hubungan yang baik bila nggak pernah ada komunikasi, dan untuk berkomunikasi pun ada harga yang harus dibayar.

Kembali ke inti masalahnya, bener gak sih ada pengaruhnya dengan kenaikan biaya telpon, semua tergantung yang jalanin. Yang jelas, ada kenaikan biaya atau tidak, komunikasi harus dijalin dengan baik.

Makasih buat Joel atas curcolnya ... hehehe ... God bless you bro ....

Selasa, 29 Desember 2009

My Way

Ketika masalah hanya dijawab dengan nggak tahu
Ketika setiap usaha damai
tidak ditanggapi dengan baik
Ketika semua janji
tidak dapat ditagih
Ketika setiap pengorbanan
dianggap kebodohan

Dengan sangat terpaksa

perlu diambil tindakan

dengan caraku sendiri

I did it, my way
... .

np: Frank Sinatra - My Way

Tol Trans Jawa

Pas baca Kompas Jawa Tengah 291209 , ada sepotong artikel tentang rencana Jalan Tol Trans Jawa. Menurut artikel itu, trase jalan tol membentang dari Kanci - Pejagan - Pemalang - Batang - Semarang - Solo - Mantingan sepanjang 319 ,60 km.

Masih menurut artikel tersebut, jalan tol tersebut akan merangsang perekonomian sekitar jalan tol berupa peluang investasi seperti SPBU dan rest area dengan restoran dan pusat perbelanjaan. Belum lagi sektor usaha lain seperti rumah sakit, perumahan, hotel, tempat rekreasi, pertokoan dan kawasan industri.

Tampaknya aku kurang sependapat dengan hal ini. Kalau melihat pembangunan tol Cikampek - Purwakarta - Padalarang, yang terjadi malah menyurutkan ekonomi di sepanjang jalur "klasik" Cikampek - Padalarang.

Kalau kita lihat dari sejarahnya, awalnya Purwakarta memang di luar jalur utama poros Jakarta - Bandung. Groote Postweg, atau Jalan Raya Pos yang dibangun melewati Bogor - Sukabumi - Cianjur, bukan Purwakarta. Setelah jalan raya pos tersebut menyusul jalur kereta api dibuka menuju Bandung.

Ketika jalur baru kereta api Jakarta - Bandung melalui Cikampek - Purwakarta, barulah Purwakarta mulai berkembang pesat. Setelah tol Jakarta - Cikampek dibangun, semakin ramailah lalu lintas Jakarta - Purwakarta - Bandung yang berdampak pada perkembangan ekonomi setempat. Kira-kira tahun 2005 mulai beroperasi tol Cikampek - Purwakarta - Padalarang, aktivitas ekonomi sepanjang jalur non tol menyurut. Meski di Purwakarta dibuat akses tol, tampaknya hal ini tidak terlalu membantu.

Kekhawatiran yang sama juga melingkupi dioperasikannya tol Trans Jawa. Apakah dampak semacam ini telah dipikirkan sebelumnya? Apakah tol ini akan membawa dampak positif atau negatif bagi masyarakat sekitar? Jangan sampai pembangunan tol yang mahal malah membawa dampak negatif bagi masyarakat. Semoga saja tol ini dapat bermanfaat bagi semua dan ada sinergi dengan sarana transportasi lainnya.

Senin, 28 Desember 2009

Penyimpangan

Belakangan ini baru deh pada heboh soal infotainment yang kebablasan. Begitu ramainya semua orang pada ikutan komentar. Sampai-sampai ada juga yang memfatwakan haram untuk soal yang satu ini.

Kalau nggak salah, persoalan ini jadi ramai gara-gara tweet yang mengutuk peliput infotainment. Karena yang mengutuk seorang pesohor, nggak heran kalau tanggapannya langsung memicu kontroversi, baik pro maupun kontra. Lain halnya kalau itu tweet dari orang biasa saja semacam saya, pasti saya dianggap lagi kesambet.

Kembali ke masalah infotainment yang kebablasan, mengapa baru sekarang dipermasalahkan? Mengapa tidak dari dulu dikoreksi ketika sudah ada tanda-tanda penyimpangan. Sekarang, ketika penyimpangannya sudah dianggap keterlaluan, baru semua angkat bicara. Dan semua berbuicara seolah-olah ahlinya.

Seandainya kesalahan ini dikoreksi ketika penyimpangan belum separah sekarang, mungkin tidak terlampau sulit. Ibarat mengoreksi heading yang melenceng beberapa derajat dari course, apabila segera disadari dan dikoreksi, tidak akan terlampau jauh deviasinya. Tetapi apabila didiamkan saja, course yang ditempuh akan jauh dari waypoint yang dituju.

Bagaimana perkembangannya ke depan, kita serahkan saja pada "ahlinya"

Senin, 30 November 2009

I Love You

"I Love You," itu kata-kata yang sering diucapkan seseorang kepada yang dikasihinya. Dengan kata lain, aku cinta padamu, aku tresno kowe, Ich liebe Dich, atau seribu satu ungkapan lain yang serupa. Entah kenapa, aku lebih sreg menggunakan kata "kasih" untuk padanan kata "love." Kalau ditanya kenapa, aku juga nggak tahu alasannya.

Ketika aku belajar tentang kasih, aku diingatkan bagaimana sifat-sifat kasih itu.

Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
Kasih tidak berkesudahan


Dan ketika aku belajar, sifat sifat itu harus dipenuhi semua, agar sesuatu itu dapat disebut kasih. Mana mungkin kasih yang sabar tetapi bersuka cita karena ketidakadilan. Atau tidak mungkin sesuatu yang mencari keuntungan diri sendiri itu disebut kasih.

Semakin dalam aku belajar tentang kasih, aku semakin mengerti, apapun yang aku lakukan, apabila tanpa kasih, semuanya tidak ada gunanya. Seperti ada lagu yang liriknya demikian

Andaikan aku lakukan yang luhur mulia
Jika tanpa kasih cinta hampa tak berguna


Yah ... mungkin saat ini aku belum dapat memberikan kasih yang sempurna. Aku masih harus terus belajar, bagaimana memberikan kasih yang sempurna, entah sampai kapan ....

@ KA 77, TSM
np: Franky Sihombing - When I Say That I Love You

Kamis, 19 November 2009

Untitled #2

"Nyesel pernah kenal sama kamu; dan lebih nyesel lagi, tahu kalo kamu itu ada"

Sebaris teks aneh, paling nggak menurutku, tiba tiba datang melalui layanan pesan instan. Nggak tahu kenapa dia sampai mengirim pesan semacam itu. Yang jelas pengirimnya merasa kecewa berat. Entah apa yang membuat kecewa sampai sebegitunya. Kalaupun itu pesan ditujukan buatku, seolah-olah, apa yang pernah kulakukan, dianggap nggak berarti.

Memang, kata orang bijak, kalau engkau pernah berbuat baik kepada seseorang, jangan pernah mengingatnya; tetapi apabila ada seseorang berbuat baik kepadamu, jangan pernah melupakannya. Kalau tidak, maka engkau akan menyesal.

Ketika dihadapkan pada masalah semacam itu, bener juga rupanya. Ketika kita mengingat semua apa yang pernah kita berikan kepada orang lain, dan ternyata orang lain itu tidak mengingatnya, yang kita rasakan hanya penyesalan. Kenapa sih kita masih memikirkan hal-hal yang telah kita berikan.

Kalau emang nyesel dan udah nggak mau kenal saya lagi, saya ndak mau ambil pusing. Itu hak anda kok. Biarkan dia jalan dengan pikirannya sendiri. Toh kita sudah sama-sama dewasa, tahu benar mana yang pantas dilakukan, mana yang nggak. Dan masing-masing kita punya dunia sendiri-sendiri, nggak baiklah kalo saling ganggu.

I'm just a poor boy, I need no symphathy. Because I'm easy come, easy go. Little high, little low. Anyway the wind blows, doesn't really matter to me, to me ....


np: Queen - Bohemian Rhapsody

Rabu, 18 November 2009

Menembus Hujan

Hehehe ... begitu melihat di luar hujan nggak berhenti, malah di kepala muncul ide buat gowes sambil ujan-ujanan. Paling nggak, seru aja buat melaju di jalur kiri di kemacetan sepanjang Maranatha, dan sambil hujan tentunya. Repotnya sih di perempatan pintu tol Pasteur, adanya sedimen pasir, yang bikin ribet di jalur kiri. Salah-salah kaki bisa sejajar kepala. Koprol maksudnya.

Jadi inget jaman jaya-jayanya dulu dengan federal ijo. Menembus curah hujan Magelang dengan beraninya. Begitu sampai rumah, langsung deh mandi. Tapi beneran, dulu sepedahan di tengah hujan dengan perangkat keamanan yang bisa dibilang minim. Jangankan helm, lha lampu depan belakang nggak ada, yang ada cuma reflektor aja. Cuma harus hati-hati aja, soalnya rem pasti nggak sepakem kalau kering. Belum lagi gejala aquaplanning. Biar gejala aquaplanning nggak gitu kerasa, paling kurangi dikit aja tekanan ban.

Kalau sekarang disuruh kaya gitu lagi, nembus hujan, wah harus mikir berkali-kali dulu. Inget umur, udah nambah tua. Mana properti buat nembus hujan belum ada. Yang ada baru jas hujan aja. Cover bag belum punya. Kalau nggak ada cover bag, bisa-bisa seisi ransel dora basah semua deh. Belum lagi kemarin habis TSO, jadi belum berani pethakilan dulu. Si kuning juga belum siap diajak hujan-hujanan kayaknya. Tapi kalau semua properti dah siap, kayaknya seru juga tuh ... hehehehe.

Jadi kapan main hujan-hujanan lagi ..........

Selasa, 17 November 2009

Funbike Telkom

Setelah kemaren nyesel, gara-gara nggak bisa ikutan funbikenya speedy gara-gara nggak ngerti, eh sekarang malah ada yang kasih tau soal info Funbike dari Telkom. Berikut ini kutipan infonya

Dalam rangka menyambut dan memeriahkan kegiatan Speedy Tour d’Indonesia 2009, Telkom Divre III dan Telkom Cycling Community (TCC) akan mengadakan kegiatan FUN BIKE, yang akan dilaksanakan pada:

Hari/Tanggal : Ahad, 22 Nopember 2009
Pukul : 07.00 WIB
Start/Finish : Telkom Divre III, Jl Supratman 66, Bandung
Pendaftaran : Gratis, di lokasi start, Ahad 22 Nopember 2009, Pukul06.30 WIB
Acara: Fun Bike, Games, Entertainment, Door Prizes


Hmm ... godaan jiwa raga nih .... Soal nanti masuk ke daftar pesertanya, itu urusan nomer sekian. Tapi buat gowes rame-rame, kapan lagi.

Pikir-pikir buat ikutan, sayangnya masih ada tapinya. Si kuning sampai sekarang masih terparkir di kantor, padahal syarat wajibnya harus menunggangi si kuning. Mau dibawa pulang Jumat malam, eh si kuda Jepang harus dinasan di Sabtunya, sampai malam pula. Kalau mau tukar tunggangan Minggu pagi, takut nggak keburu ....

Hmm ... perlu dipikirkan lagi nih. Bukan buat ikutan, tapi gimana caranya bawa si kuning pulang .... Pokoknya harus ikutan gowes minggu besok, biar nggak nyesel lagi ....

info terusan dari B2W_Bandung

Zero Sum Game

Baca-baca tulisan kemarin soal 9 out of 10, malah dikejutkan dengan aturan zero sum game. Yah demikian adanya, karena nggak bisa dapet 10 kriteria, dan 1 kriteria yang tidak terpenuhi ini menggugurkan 9 kriteria lainnya, dengan sangat terpaksa (atau dengan sangat bodohnya) melakukan zero sum game.

Zero sum game, kalo kata orang Jawa, tiji tibeh, tiba siji, tiba kabeh; jatuh satu, jatuh semua. Dengan kata lain, tidak ada pihak yang mendapat keuntungan, kecuali bandarnya tentu saja, yang nafsu gilanya terpenuhi.

Maaf, saya belum cukup gila untuk melakukan permainan bodoh semacam itu, karena semua orang berhak untuk bahagia (pinjem kata-katanya ya Beav). Kalau saya melayani permainan gila dengan aturan gila dan dimainkan oleh orang gila, artinya saya ikut gila. Sekali lagi maaf, saya masih cukup waras untuk tidak mengikuti permainan ini ....

np: Nazareth - Love Hurts

Rabu, 04 November 2009

Hidupmu Berharga

Udah lama nggak denger ini lagu, tau-tau muncul ini lagu pas ibadah Minggu kemaren. Lagu lama sih, dan aku sebenernya nggak tau karya siapa. Yang aku tahu, ini dibawakan oleh Worship Generation. Setelah tanya mbah gugel, dan ngubek-ubek yutup, nemu juga lirik sama klipnya. Berikut ini liriknya

Hidupmu Berharga Bagi Allah
Tiada Yang Tak Berkenan Di Hadapan-Nya
Dia Ciptakan Kau S'turut Gambar-Nya
Sungguh Terlalu Indah Kau Bagi Dia

Dia Berikan Kasih-Nya Bagi Kita
Dia T'lah Relakan Segala-Galanya
Dia Disalib 'Tuk Tebus Dosa Kita
Kar'na Hidupmu Sangatlah Berharga

Reff:
Buluh Yang Terkulai Tak Kan Dipatahkan-Nya
Dia 'Kan Jadikan Indah Sungguh Lebih Berharga
Sumbu Yang T'lah Pudar Tak Kan Dipadamkan-Nya
Dia 'Kan Jadikan Terang Untuk Kemuliaan-Nya


Liriknya sederhana, tapi dalem banget. Bener-bener berharga hidup kita di mata-Nya. Sejelek apapun dunia memandang kita, seperti apa keadaan kita, Dia selalu melihat kita sangat berharga, seperti biji mata-Nya. Dan Dia selalu punya rencana yang indah dalam diri kita.

Terkadang kita merasa nggak berharga karena kita banyak kelemahan, jelek, cacat, nggak menarik, dll. Meski demikian, Dia selalu memandang kita sangat berharga. Kalau kata salah satu lagu, dunia melihat rupa, namun Kau memandangku. Malah di dalam kelemahan kita, kuasaNya yang sempurna dinyatakan. Dan Dia menciptakan kita dengan keadaan seperti ini, pasti ada tujuan tertentu, untuk kemuliaan nama-Nya. Tidak ada yang sia-sia dalam diri kita .... GBU

lirik dari sini
klip ada di sini


np: Jacqlien Cellose - (With All I Am) S'genap Hidupku - Best Worship 3

Selasa, 03 November 2009

Kenal dengan RI 1

Sore ini Indonesia digegerkan dengan dibongkarnya hasil sadapan KPK. Di satu segmen transkrip, ada seorang wanita, mbuh jenenge sapa, lali aku, mengaku kenal dekat dengan RI 1.

Tiba-tiba saja, pikiran iseng menari-nari di kepala. Lha mbok wis ben, biarin deh ngaku-ngaku sak karepe dhewe, kenal sama SBY. Lha cuma ngaku kenal deket itu ndak mbayar kok. Kalo cuma ngaku-aku aja, semua orang juga bisa, soal kebenarannya, ya ndak tau saya. The truth is out there kata tagline sebuah film.

Biarin deh yang ngerti soal itu berkomentar. Kalo saya, cuma balungan kere, cuma berharap yang salah dihukum, terus yang benar dibebaskan aja. Soal menentukan siapa yang salah, saya ndak mau ikutan, soalnya udah ndak jelas mana yang benar, mana yang salah. Sapa sing salah, seleh. Becik sethithik, ala ora ketara. Becik ketitik, ala ketara.

#rakyat jelata yang masih menunggu datangnya Ratu Adil yang memerintah Indonesia, yang menjadikan negeri ini gemah ripah loh jinawi tata tentrem kerta raharja ....

Kamis, 29 Oktober 2009

Tipu Tipu Part 4

Siang ini, jam 1456, nokia 3200ku berbunyi (tepatnya bergetar). Ternyata ada panggilan masuk dari seseorang yang nggak dikenal, dari nomer +6281393391665. Suara di seberang mengabarkan kalau nomer simpatiku memenangkan undian dari telkomsel, yang (katanya) diundi semalam. Hadiahnya Yamaha Mio Sporty dan uang Rp. 5 juta.

Bukannya seneng, yang ada malah pikiran curiga. Ini pasti jebakan betmen. Soalnya udah banyak sih modus penipuan kaya gini. Setelah dipancing macem macem, ternyata term pengambilan hadiahnya aneh juga. kalau hadiahnya diantar sampai rumah, tidak dikenakan biaya apa-apa. Kalau hadiahnya diambil sendiri, diharuskan bayar administrasi dan pajak hadiah undian. Batas waktu pengambilan hadiah, hari ini. Kalaupun mau diambil, lokasi pengambilan ada di PT XYZ (lupa namanya) yang alamatnya di Jl. Gatot Subroto No. 40-42.

Kecurigaan pun terbukti, ini hanya tipuan belaka. Udah ketahuan dari syarat pengambilan hadiahnya, pasti batas waktunya mepet banget, sehingga calon korban tidak dapat berpikir jernih, dan menyetujui term yang diajukan penipu, dan masuk jebakan betmen. Entah deh apa maksudnya memancing biar barangnya dikirim sampe kerumah, curiga pengen tau rumahku aja tuh.

Sebenernya sih gampang mendeteksi ini penipuan atau bukan. Kuncinya sih kita harus tenang dulu, jangan terbuai janji surga penipu. Langkah-langkahnya sebagai berikut, pertama, kita yakinkan dahulu, apakah ada promo semacam itu. Kalau tidak ada, pasti ngibul.

Kedua, ingat-ingat dahulu, apakah kita pernah mengikuti promo semacam itu. Kalau belum pernah mengikuti, mustahil dong kalau bisa menang. Kalau pernah, lanjut ke analisis berikut, apakah hadiah yang ditawarkan promo tersebut sama dengan yang dijanjikan. Kalau berbeda, dapat dipastikan penipuan.

Apabila hadiah yang dikabarkan sama dengan yang ditawarkan melalui promo, kapan pengundian dilakukan. Seandainya pengundiannya sudah lama banget, masa pemberitahuannya sampai sebegitu telatnya. Kalaupun memang pemberitahuannya terlambat, segera konfirmasi langsung ke pihak penyelenggara langsung. Jangan mudah percaya dengan nomer yang diberikan oleh penelepon.

Hal yang perlu diperhatikan juga, apabila waktu pengambilan sangat mepet, besar kemungkinan itu penipuan. Ini disengaja agar calon korban tidak dapat berpikir jernih, dan langsung mengikuti instruksi penipu.

Jangan pernah melakukan penyetoran uang yang diminta oleh penelepon, sebelum benar-benar yakin, ini bukan penipuan. Seberapa jauh keyakinan anda, tergantung anda sendiri. Untuk meyakinkan diri sendiri, hubungi pihak penyelenggara langsung. Perlu diingat juga, jangan pernah memberikan alamat rumah. Bukan apa-apa sih, cuma untuk berjaga-jaga saja.

Yah, semoga pengalaman saya ini dapat dijadikan pelajaran bagi orang lain, sehingga tidak mudah tertipu dengan modus menang hadiah undian. Ikutan kata bang Napi, Kejahatan terjadi bukan karena ada niat pelakunya, tetapi juga karena ada kesempatan. Nah kita tutup kesempatan penipu untuk beraksi. Waspadalah, waspadalah!!!

Selasa, 27 Oktober 2009

Telepon

Beberapa waktu lalu, di ruangan ada seseorang yang terima panggilan telepon melalui HP. Entah kenapa, pas dia terima panggilan itu, mengaktifkan mode speakerphone. Entah mau pamer HP baru, SP (suda pamireng), atau pengen pembicaraannya diketahui banyak orang?

Apapun alasannya, itu cukup mengganggu. Apa perlu diselesaikan dengan cara Benny & Mice seperti di bawah ini?

Kartun Benny & Mice: Jakarta Luar Dalem

Jumat, 23 Oktober 2009

Sepedahan = Vivere Pericoloso?

Pagi ini berangkat ngantor ndak pake sepeda (lagi) ... karena malam sebelumnya harus ngambil senjata buat acara Pesparawi besok. Seperti biasa, rute yang dijalani ndak jauh berbeda dengan rute nyepeda. Bedanya, kalau sepedahan nggak lewat Cipaganti, tapi lewat Djundjunan.

Pas di Wastukencana, sempat ketemu pengendara sepeda lipat. Dia pake seli warna silver, ndak tau mereknya apa, datang dari arah Merdeka. Di perempatan Cipaganti - Pasteur, ketemu seseorang pake road bike. Ketemu lagi sama biker di lampu merah Cipaganti - Sampurna - Bapak Husen.

Saat ketemu pengendara terakhir itu, nyaris terjadi PLH antara pengendara sepeda dengan oknum pengendara motor. Saya ndak mau nuduh siapa yang ndak punya, atau minimal ndak bawa otak di jalan. Yang jelas kalau boleh dibilang, pengendara sepeda itu posisinya sangat lemah. Kalau kata Bung Karno, "vivere pericoloso" alias living dangerously.

Gimana ndak vivere pericoloso, lha sampai sekarang aja kalau mau sepedahan harus berbagi jalur dengan kendaraan lain. Iya kalau pengendara lain ngerti seberapa lemahnya sepeda, kalo ndak, ya harus jaga diri baik-baik deh. Belum lagi semburan gas beracun dari knalpot kendaraan bermotor yang nggak terawat. Pengendara sepeda jadi paling rentan terpapar polusi. Soal parkir khusus sepeda, belum banyak gedung di Bandung yang menyediakan space khusus. Setahuku sih baru di BEC ada yang ada. Si kuning juga terpaksa disandarin gitu aja di parkiran mobil.

Yah ... orang boleh bilang sepedahan tu cuma living dangerously. Tapi buatku nggak ... ada kesenangan tersendiri kalau sepedahan. Soal urusan gaya hidup hijau atau cuma ikutan trend b2w, gak ada urusannya. Nyepeda cuma buat seneng-seneng aja, sekaligus olah raga. Kalau ikut mengurangi polusi, itu bonusnya ....

Kalau gak ada urusan, nanti pasti nyepeda lagi baliknya .....

Selasa, 20 Oktober 2009

Ribetnya B2W

Hari ini akhirnya kembali berangkat ngantor bersama si kuning, setelah sekitar 2 mingguan nggak nyepeda. Seperti biasa, kalau nyepeda, ransel dora pasti berisi baju ganti, jaket dan jas hujan. Entah kenapa jaket dan jas hujan itu nggak pernah lupa dibawa. Anggap aja jimat keberuntungan. Plus satu pompa tangan mini, yang diharapkan nggak dipakai.

Perjalanan dari rumah sampai kantor sih biasa aja sih, nggak ada masalah. Ribetnya sih begitu sampai di kantor. Apalagi kalau bukan masalah mandi. Memang sih, dari kemaren dah berasa kalau bakal ada masalah dengan ritual yang satu ini. Kamar mandi yang biasa dipakai, sedang dalam perbaikan. Mau nggak mau, harus mandi di gedung belakang. Celakanya, pagi ini jaringan air ngadat. Komplitlah ribetnya.

Sempat terpikir buat membersihkan diri pakai tisu basah. Ketika cari tisu basah yang biasanya ada di ransel dora, nggak ketemu juga, mana hari udah makin siang pula. Mau beli di toserba dekat kantor, pasti belum buka. Ke toko kelontong 24 jam terdekat, juga tidak ada. Pusing deh, mau mandi di mana. Nggak lama kemudian, segala keribetan itu berakhir. Jaringan air normal lagi. Nggak tau deh besok gimana ... hehehe.

Kalau soal bebersih diri setelah nyepeda, jadi ingat dulu yang pernah ditulis sama Irma di sini. Buat yang pengen tau gimana aja caranya, main aja ke rumahnya Irma. Kali aja ada yang punya cara lebih hebat lagi.

Dengan segala keribetan sepedahan ke kantor, terutama soal mandi, tetep aja nggak kapok buat sepedahan ke kantor. Soal besok nggak ada air buat mandi, harus punya plan B, termasuk untuk mandi alternatif.

Senin, 19 Oktober 2009

Nyesel ... Nyesel ... Nyesel

Beneran deh ... sampe sekarang, nyeselnya nggak ilang.

Gara-garanya Sabtu kemaren, 171009, PB si kuda jepang. Pas lewat Asia Afrika, ketemu serombongan besar pesepeda. Nggak taunya, kemaren ada acara Funbike yang diselenggarakan Telkom dalam rangka Speedy Fair.

Aaargh ... yang bikin nyesel tuh, kenapa harus tau kalo ada acara itu pas hari H. Mending kalo ga tau sama sekali, itu malah nggak nyesel sekalian. Kalo ini, liat massa bersepeda, bikin pengen aja .... Padahal dah pengen meluncur sama si kuning ....

Pokoknya besok harus B2W lagi .....

Jumat, 09 Oktober 2009

Barisan Sakit Hati .....

Iseng-iseng buka JawaPos hari ini 091009, nemu berita kaya gini:

Megawati Anggap Pemerintah Lamban Tangani Korban Bencana Alam
JAKARTA - Sikap Megawati Soekarnoputri terhadap pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tetap kritis. Di tengah derasnya arus sebagian elite DPP PDIP berkoalisi dengan SBY, Megawati justru mengkritik kinerja pemerintah.

Ketua umum DPP PDIP itu menganggap pemerintah masih lamban dalam menangani korban bencana alam, termasuk gempa di Padang. "Saya melihat kurang koordinasi sehingga terjadi suatu pelambatan," tutur Megawati sesudah melepas bantuan Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) Megawati Peduli ke Sumatera Barat (Sumbar) dan Jambi di Kantor DPP PDIP, Jakarta Selatan, kemarin (8/10).

Menurut Megawati, pemerintah seharusnya mengoptimalkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang dipimpin Syamsul Maarif. Megawati menyebut lembaga itu sudah dibentuk saat dirinya menjadi Wapres di era Presiden Abdurrahman Wahid. "Seharusnya, lebih melihatnya (bencana alam, Red) bukan secara normal. Itu namanya force majeure (keadaan darurat, Red). Sehingga, segala sesuatunya bersifat emergency," ujarnya.

PDIP kemarin mengirimkan 150 ton bantuan, terdiri atas sembako, selimut, handuk, tenda, senter, makanan bayi, dan kebutuhan wanita. Sebelumnya, PDIP juga mengirimkan sejumlah dokter yang tergabung di Baguna, sayap organisasi PDIP.

Megawati belum berencana mengunjungi langsung lokasi bencana. "Untuk sementara, saya melihat dari sini karena sudah diwakili ketua MPR (Taufiq Kiemas yang juga ketua DPP PDIP, Red). Tapi, saya terus memantau," ungkap dia. Kiemas dalam kapasitas sebagai ketua MPR memang akan bertolak ke Padang besok.

Ketua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum menyebut kritik itu kurang tepat. Sebab, lanjut dia, SBY sepulang dari lawatan di AS pada 1 Oktober langsung menuju Sumbar. Tujuannya, memastikan kegiatan tanggap darurat sudah berjalan dengan baik. "Kalau ada yang kurang dalam penanganan bencana di Sumbar, itulah bagian dari situasi darurat karena bencana," ucap Anas kemarin.

Anas menyatakan bisa memahami kritik tersebut. Dia menyebut belum pernah ada penanganan bencana yang mendapat pujian. Prosesnya selalu terkesan lebih lambat daripada kebutuhan riil di lapangan dan ekspektasi (harapan), terutama ekspektasi para korban. "Tapi, jauh lebih baik terus membantu pemerintah melakukan tindakan nyata untuk membantu korban daripada memprioritaskan kritik," tegasnya. (pri/agm)


Oalah ... kok ya isih padha ribut dhewe-dhewe to? Kalau kata seorang teman, "Satu Nusa, Satu Bangsa, cukup sudah saling mangsa." Lha iki, yang di seberang sana sedang berduka, malah dijadikan perdebatan politik ....

Wis jan, jaman edan, ora edan ora keduman. Sing pengen keduman, ayo ngedan bareng-bareng ....

Rabu, 07 Oktober 2009

9 out of 10

Apa yang ada di pikiranmu ketika ada lawan jenis yang ngomong gini, "kamu itu memenuhi 9 dari 10 kriteriaku tentang pasangan hidup." Bangga? Senang? Dan apakah hubungan yang selama ini dijalin akan ditingkatkan ke hubungan yang lebih serius, karena terpenuhi 9 dari 10 kriteria?

Tunggu dulu, bagaimana kalau 1 kriteria yang tidak terpenuhi ini tentang prinsip, dengan kata lain, soal iman. Apakah tetap dilanjutkan dengan 9 kriteria yang terpenuhi dan mengabaikan syarat yang 1 ini? Apakah kriteria yang satu ini akan menggugurkan 9 kriteria lain, dan dianggap tidak memenuhi syarat? Atau memaksakan menggenapi 1 kriteria ini, in other words, convert your faith, sehingga tetap terpenuhi 10 kriteria?

Take it or leave it ... at your own risk ....

kalo Tuhan gw aja bisa gw khianatin, apalagi lo ... (taken from cin(t)a)

Jumat, 18 September 2009

Lebaran: Kumpul Bersama Keluarga atau Pelayanan

Ga kerasa, lebaran ini udah lebaran ketiga di Bandung. Kalau dibilang, udah mirip sama Bang Toyib, yang tiga kali lebaran nggak pulang. Tau deh Bang Toyib kemana, katanya sih kabur sama Sri, yang katanya pamit tuku terasi, nganti saiki ora bali-bali ....

Yah ... berasa beda sih, melihat yang lain bisa kumpul di hari raya, sedang diriku menjalankan tugas negara di UPFLN di BDO/WICC. Memang sih, secara pribadi nggak ikut merayakan lebaran, tapi di keluarga besar memang ada yang merayakan, jadi mau nggak mau, ikut larut dalam kemeriahan suasana lebaran.

Jadi ngerti gimana rasanya mereka-mereka yang merayakan lebaran jauh dari keluarga karena tugas mereka. Masinis, asisten masinis, PLKA, KP, PUK, PPKA, JPJ, penjaga perlintasan yang tetap bertugas di hari raya. Meskipun keluarga mereka menanti saat-saat berkumpul dengan orang yang terkasih, mereka harus bertugas melayani dengan sepenuh hati saudara-saudara yang ingin berkumpul dengan keluarga mereka. Ironis memang ... tapi itulah pelayanan. Hanya ada kepuasan tersendiri, ketika melihat orang yang mereka layani dapat berkumpul bersama keluarga dengan selamat.

Buat rekan-rekan yang mudik di hari raya, saya ucapkan selamat jalan, semoga selamat sampai di tujuan.
Bagi rekan-rekan yang tetap bertugas di hari raya, saya ucapkan selamat bertugas.
Bagi rekan-rekan yang merayakan Idul Fitri, saya ucapkan selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin.

#selamat idul fitri be ... mohon maaf lahir dan batin ... maaf, ga isa pulang lagi karena tugas negara ... ga bisa ikutan kumpul di PWT ...

Kamis, 10 September 2009

(Katanya) Reality Show

Beberapa waktu lalu, iseng iseng (beneran ini iseng banget, lha jam 0500 kok) nonton acara (yang katanya) reality show di sebuah stasiun TV swasta.

Gak jelas ceritanya gimana, yang pasti para pemerannya pada cekcok. Di tengah keributan yang nggak jelas juntrungannya, eh si pemandu acaranya mengeluarkan pernyataan yang aneh bin ajaib,

"Sudah pak, diselesaikan di dalam rumah saja, malu sama tetangga ...."

Malu sama tetangga .... Pernyataan yang aneh. Mengapa harus malu sama tetangga, padahal acara ini disiarkan ke seluruh penjuru negeri, dan semua pasti tahu masalah dalam negeri mereka. Si pemandu acara kesleo lidah, atau memang kebodohan yang disengaja?

Dasar ... acara yang aneh ....

Rabu, 09 September 2009

Bisa Nulis Nggak Sih???

Beberapa waktu lalu, melalui suatu jejaring sosial, masuk sebuah pesan dari seorang teman. Berikut ini pesannya:

MaZ, aQ 9anTi JuduL TA
cOz TmN 1 BimBin9n Q TernYt aDa Yg ambiL sM kYk aQ
Jd aQ ambIL soaL PeMerikSaaN PPH WP BadAn
aQ Mw nnY nE bS 9ak???
nTar aQ kRm daTa2 Yg aQ Mw
nTar MaZ kRm Via eMaiL bS kHan???
bLz YacH MaZ
nE PenTin9 Ban9eT


Heran, kenapa sih ngetik pesannya pakai tulisan yang bikin mata sampai keriting bacanya. Lha mbok yao nulisnya jangan dicampur-campur hurufnya, kapitalisasi huruf kok sak karepe dhewe. Kalo udah bikin sepet mata, ya udah, nggak direspon deh pesannya.

Saya nggak ngerti, apa bocah jaman sekarang di sekolah diajarin nulis yang kaya gitu? Atau saya yang terlalu tua, jadi nggak ikutin trend jaman sekarang, yang nulis pake kapitalisasi huruf seenaknya?

Bukan apa-apa sih. Kalau mau pakai gaya tulisan jempalikan nggak jelas kaya gitu, dan buat kalangan sendiri, ya sak karepmu. Tapi kalau tulisannya ditujukan ke orang lain, mbok dipikirkan dulu. Kan nggak semua orang suka model tulisan kaya gitu. Ditulis biasa aja kenapa sih? Memangnya susah yah nulis pakai kapitalisasi yang bener? Kalau saya sih lebih susah nulis pakai tulisan jungkir balik kaya gitu ....

#ditujukan buat mereka-mereka yang suka pake kapitalisasi seenaknya

Jumat, 04 September 2009

Kasus Prita Belum Selesai, Gimana Nih Dukungannya???

Gak tau kenapa, kok tiba-tiba pengen nulis hal ini lagi. Ternyata saudara-saudara, kasus Prita belum selesai. Kemaren aja masih ada sidangnya yang lumayan kocak ... hehehehe.

Tapi bukan itu yang jadi perhatianku. Kemaren penasaran aja sama yang dulu ngomong berkoar-koar soal kasus Prita ini dampak neolib (eh ... neolib apanya Neoplan sih?). Pas masih tahap awal, suporter yang satu ini bener-bener getol membela. Tapi kok sekarang ga kedengeran lagi dukungannya yah? Biar saya ndak di-Prita-kan karena menuduh suporter yang satu ini, boleh sampeyan baca di sini.

Yah, namanya juga kepentingan sesaat, kalo udah nggak perlu lagi, ngapain sih diurusin....

Buat yang ngerasa jangan marah ya ....

#yang pagi pagi udah iseng nulis ginian

Selasa, 25 Agustus 2009

Perpuluhan

Setiap bulan, setelah gaji dan tunjangan ditransfer ke rekening, seperti biasa langsung dialokasikan ke berbagai pos. Pos untuk persembahan perpuluhan juga nggak ketinggalan.

Hmm ... kadang perpuluhan ini yang bikin orang jadi mikir-mikir, mau kasih berapa. Pas Tuhan kasih berkat sedikit, persembahan perpuluhan diberikan dengan hati riang. Tapi ketika berkat Tuhan semakin melimpah, mulai deh dihitung, kalo ternyata persembahan perpuluhan yang diberikan semakin besar, dan jumlahnya pun cukup lumayan. Mau kasih perpuluhan, kok jumlahnya lumayan ... nggak kasih, tapi kok nggak enak sama Tuhan, udah kasih berkat melimpah.

Kalo Tuhan juga berhitung, udah berapa yah Dia kenakan charge ke kita? Mulai dari udara yang kita hirup, cahaya matahari yang hangat, kesehatan yang Ia beri ... dan berbagai berkat lainnya. Bisa dibilang perpuluhan yang kita kasih tuh nggak sebanding sama berkat yang udah Dia beri. Sempat juga terbayang gimana seremnya, kalo kita absen kasih perpuluhan, trus Tuhan absen juga ngirim berkatNya.

Yah ... soal perpuluhan ini emang jadi urusan yang dapet berkat dengan Sang Pemberi Berkat. Mau kasih persembahan berapa, biarlah yang menerima berkat yang mempersembahkannya dengan sukacita ....

#yang masih belajar mempersembahkan perpuluhan, @ Kuningan, 220809, di atas si gesit irit B **** NMP

Aku, Si Kuning, dan Kuda Jepang

Pagi ini, beres makan di kantor, ada teman yang nyamperin. Dengan antusias dia kasih tau kalau ada makhluk baru di parkiran, sepupunya Kuda Jepang. Seperti biasa, kalo ada sodaranya si kuda jepang, nggak antusias nanggapinnya. Maaf yah buat yang nyamperin, kalo responnya gak seperti yang diharapkan ....

Entah kenapa, kalo sama benda yang satu itu banyakan nggak tertariknya. Terus terang lebih tertarik sama si Kuning. Bukan masalah dia "istri" baru, tapi si kuning memang bisa diandalkan buat nembus macet. Pokoknya selama memungkinkan, si kuning jadi andalan deh.

Kuda Jepang yang ada, banyakan stablingnya. Dia baru dinasan kalau jaraknya di luar jangkauan si Kuning. Padahal perjalanan belakangan ini hampir nggak pernah di luar kemampuan si kuning. Hasilnya, si Kuda Jepang banyak diamnya.

Makanya banyak yang heran, kenapa milih capek capek bawa si Kuning daripada Kuda Jepang. Padahal lebih ribet kalo bawa si Kuning. Harus berangkat lebih pagi, bawa baju ganti, dan segala keribetan lainnya. Segala keribetan itu nggak sebanding dengan asiknya mancal si kuning ....

Bicycle bicycle bicycle
I want to ride my bicycle bicycle bicycle
I want to ride my bicycle
I want to ride my bike
I want to ride my bicycle
I want to ride it where I like
Queen - Bicycle Race

Rabu, 12 Agustus 2009

Si Kuning Emang Lebih Enak ....

Awalnya sih gara-gara ninggalin si kuning semaleman di kantor kemaren. Harap maklum, karena kemarin sore ada janji sama teman, terpaksa deh selingkuh sama kuda Jepang.

Karena paginya berangkat bareng kuda Jepang, berani jalan agak siangan. Seperti sudah diduga, di perempatan tol Pasteur udah macet. Dan kemacetan itu baru beres setelah lewat Maranatha. Gak tau kenapa kok macetnya lebih gila dari biasanya. Bisa jadi karena udah siang. Mungkin juga Maranatha udah mulai kuliah .... Nggak heran, kalo kemacetan kaya gini lama-lama bikin orang jadi gila.

Kalo udah macet gini, jadi pengen bawa si kuning. Kalo naik dia, bisa nyelap-nyelip di sela sela kemacetan. Malah bisa lebih cepet sampai. Apalagi si kuning habis ganti ban ke Scott 26x2.00 yang lebih nyaman. Yang jelas, sekarang si kuning jadi pilihan utama menyusuri jalanan Bandung. Lebih sehat dan ramah lingkungan. Kalau dirasa nggak memungkinkan pake si kuning, baru deh kuda Jepang yang dikaryakan.

Pulang nanti mancal si kuning lagi ah .........

Selasa, 11 Agustus 2009

Ketika Wasit Ikut Bermain ....

Nggak tahu mimpi apa di malam sebelumnya, kemaren mengalami hal yang sangat nggak masuk akal.

Hanya untuk menyelamatkan reputasi tim, regulasi yang ada terpaksa dikorbankan. Persetan dengan alasan teknis yang ada, kalau kegagalan itu disebabkan karena kebebalan anggota tim. Kalau memang tidak ada yang sanggup memenuhi kualifikasi, regulasi bisa ditinjau kembali. Nyatanya, masih ada yang sanggup memenuhi kualifikasi. Tapi mengapa regulasi yang dimainkan?

Beginilah kalau wasit ikut bermain. Regulasi yang telah jadi kesepakatan pun bisa dimainkan, tergantung siapa yang punya kepentingan dan sanggup menekan sang pengadil. Kalau sudah begini, jangan berharap bisa menjadi pemenang, kecuali sanggup membeli wasitnya ....

Senin, 10 Agustus 2009

Layang Kangen

Entah kenapa dua hari belakangan ini jadi suka banget sama lagu ini. Layang Kangen, itu judulnya, yang dibawakan oleh Didi Kempot. Memang, ada versi bossanova, tapi masih lebih mantap versi Didi Kempot. Bagi yang belum tahu, ini ada liriknya

Layangmu tak tampa wingi kuwi
Wis tak waca apa karepe atimu
Trenyuh ati iki maca tulisanmu
Ra krasa netes eluh ning pipiku

Umpama tanganku dadi suwiwi
Iki uga aku mesti enggal bali
Ning kepiye maneh merga kahananku
Cah ayu entenana tekaku

Reff:
Ra maido sapa wonge ora kangen
Adoh bojo pengen turu angel merem
Ra maido sapa wonge ora trenyuh
Ra kepethuk sak wetara pengen weruh
Percaya aku kuatna atimu.
Cah ayu entenana tekaku

lirik diambil dari: http://chordnlyrics.net/2009/02/18/kord-chord-layang-kangen-didi-kempot/

Sebenernya empat - lima tahun yang lalu, udah pernah ngerti lagu ini. Tapi saat itu, berasa biasa aja, gak ada yang spesial. Tapi dua hari ini, bener-bener pengen banget dengerin lagu ini. Hmm ... apa karena baru-baru saja mengerti suasana seperti apa yang digambarkan dalam lagu itu? Mungkin juga ....

Yang jelas, lagu ini mantap .... Two thumbs up buat Didi Kempot.

#now playing: Didi Kempot - Layang Kangen

Jumat, 07 Agustus 2009

Gimana Kalau PH Beda ....

Iseng-iseng ngubek-ubek arsip email, gak sengaja nemu arsip diskusi bersama John, kira-kira setengah tahun lalu. Lumayan serius sih diskusinya. Topiknya sih gimana rasanya kalau ada perbedaan pada PH (pasangan hidup) kita. Berikut ini disarikan hasil diskusinya, kali aja berguna bagi yang lain.

Dalam mencari pasangan hidup (PH) pasti menemukan berbagai perbedaan. Bisa sih kita dapat PH yang sesuai dengan kriteria kita, tapi hampir nggak mungkin bisa sama persis dengan yang kita inginkan. Karena memilih PH itu ibarat one-way ticket, ada baiknya berbagai perbedaan itu menjadi pertimbangan. Tapi kalau bisa mengatasi berbagai perbedaan itu, gak salah kalau tetap melaju dengan perbedaan yang ada. Kalau emang Tuhan udah kasih aspek aman, semuanya bakal bisa dilalui dengan baik. Nah, perbedaan apa aja sih yang mungkin ada dalam mencari PH?

1. Beda Suku
Awalnya sih bakalan merasa aneh. Bisa jadi ada adat-istiadat yang saling bertentangan dan dapat menimbulkan salah paham. Jangan sampai menganggap suku saya lebih baik dari suku kamu. Kalau sudah begitu, jangankan dapat PH, perang suku iya.
Kalau memang mau mempertahankan hubungan, pelajari adat-istiadat suku pasangan masing-masing. Dijamin, bakal diterima sama keluarga pasangan. Yang jelas adatnya jangan sampai melanggar Firman Tuhan

2. Beda Tingkat Pendidikan/Jabatan
Kadang bisa menjadi masalah, karena tingkat pendidikan berkaitan dengan pekerjaan dan hubungan sehari-hari. Bisa jadi obrolan gak nyambung karena perbedaan tingkat pendidikan yang terlampau jauh. Belum lagi kalau beda jabatan, yang artinya beda penghasilan juga.
Yang kaya gini bisa menjadi pemacu buat makin maju. Yang merasa tingkat pendidikannya lebih rendah terpacu buat belajar lebih banyak, agar bisa mengimbangi obrolan pasangannya. Kalau soal jabatan, jangan sampai deh obrolannya menyinggung pasangan yang lebih rendah. Ya atur dikit lah obrolannya, daripada ribut-ribut gak jelas.

3. Beda Usia Terlalu Jauh
Lumayan ribet juga kalau terlalu jauh. Yang satu masih sibuk sekolah, yang satu sudah ngejar karir. Bisa jadi nggak nyambung karena pikiran dan tuntutannya sudah beda jauh. Hubungan kaya gini gampang bubar ditengah jalan, karena emosi satu pihak masih kurang stabil, belum bisa diajak berkomitmen atau serius.
Solusinya, kedua belah pihak harus dewasa, sabar dan setia. Tanpa itu, dipastikan bubar dalam waktu singkat.

4. Beda Status
Beda status bakal jadi masalah yang berat, kalau belum mempunyai gambar diri yang benar. Yang ada cuma dapat minder, gampang tersinggung. Belum lagi kalau dipandang rendah sama keluarga besar. Habis deh ... siap-siap sakit hati terus.
Kalau memang siap lahir batin, nggak masalah sih. Semuanya pasti ada jalan keluarnya. Yang jelas jangan sampai motivasinya karena materi. Buktikan kalau memiliki karakter dan kualitas yang bisa diandalkan. Setiap manusia punya sisi lemah dan sisi kuat. Nah ini kesempatan buat menunjukkan kekuatanmu.

5. Beda Gereja atau Denominasi
Ribetnya kalau mau ke gereja bareng, bisa tarik-tarikan. Buat jangka pendeknya sih bisa giliran, kalau minggu ganjil mau ikut kebaktian di gereja A, kalau minggu genap berjemaat di gereja B. Cuma, repotnya bisa mengganggu jadwal pelayanan.
Mungkin perbedaan tata cara ibadah juga dapat menjadi hambatan. Yang jelas jangan sampai merasa kalau gerejanya lebih Alkitabiah. Selama menyembah Yesus yang sama, itu bukan jadi masalah.
Ketika sampai jenjang pernikahan, harus dipikirkan juga mau berjemaat atau melayani bersama di mana.

6. Beda Jarak
Ini berat juga, banyak godaan dan gangguannya. Kalau memang belum siap dengan hubungan macam ini, lebih baik jangan deh. Butuh kepercayaan yang ekstra agar tidak saling curiga. Dan jangan sampai putus komunikasi.

7. Beda Iman
Jangan pernah berpikir untuk melakukannya. Meski alasannya mau membawa dia mengenal Tuhan, itu hanya pembenaran saja. Meski calon PH memiliki 99 dari 100 kriteria PH idaman, tetapi kalau tidak seiman, lebih baik tidak. Perbedaan ini terlalu jauh untuk dijembatani.

Hmm ... lumayan banyak juga yah. Tapi perbedaan ini memang ada. Pertimbangkan baik-baik sebelum memilih PH. Ingat, sekali salah memilih, tidak dapat ditukar. Ini one-way ticket. Dan jangan lupakan Tuhan dalam mencari PH. Dia pasti akan memberikan yang terbaik. Tuhan Yesus Memberkati

Jumat, 26 Juni 2009

Belajar Dewasa

Sebenarnya, udah agak lama dapat pencerahan ini. Tapi karena masih ada hubungannya dengan entri sebelumnya, nggak ada salahnya sih untuk menuliskannya di sini. Makasih buat Yeremia a.k.a. Ceri yang udah memberikan pencerahan. Di bawah ini adalah kutipan selengkapnya:

-----

Dasar dari sebuah relationship adalah KEDEWASAAN.

Tanpa kedewasaan, hubungan akan mudah diganggu oleh angin kecemburuan, badai kesibukan pribadi, topan keluarga, dan juga puting beliung yang bernama PERBEDAAN

Orang yang sudah dewasa adalah orang yang sudah mampu mengatur dirinya sendiri, bertanggung jawab atas perbuatannya, tahu yang benar dan yang salah, dan sudah punya visi ke depan mau mengerjakan apa.

Untuk yang belum dewasa, berarti belum waktunya untuk menjalin hubungan spesial. Inilah saatnya untuk mencari teman sebanyak-banyaknya, untuk mengenal luasnya dunia, sebelum dirimu ditaklukkan oleh bagian terlemah dari dunia ini.

Buat apa sih mati-matian mengejar status "jadian", kalau cuma mengisinya dengan pertengkaran.

Disarikan dari sini.

-----

Semoga aja yang seseorang disana bisa menemukan pencerahan setelah membaca tulisan ini. Meski kamu nggak pernah cerita soal ini, tapi kita sudah tahu kok ceritanya. Kamu bisa berkata nggak jujur sama kita, tapi kelakuan dan tingkahmu nggak bisa bohong. Kita lakuin semua ini karena kita sayang sama kamu. Kita pengen lihat kamu menjadi seorang yang dewasa, bukan yang kekanak-kanakan seperti sekarang ini ....

God Bless Us ....

Makasih Cer buat pencerahannya ... Two Thumbs Up, God Bless You Bro ....

Kamis, 25 Juni 2009

Find Someone

Iseng-iseng beredar di Facebook, eh nemuin tulisan Saras yang keren .... Setelah minta ijin sama yang punya untuk copy paste, akhirnya boleh deh buat disalin di sini. Ini kutipan selengkapnya

-----

Find Someone


Have you ever know, that finding a right person can be very difficult?
When you set standards and define a right person for you,
you will always end up disappointed.
Enjoy your life, keep giving love and care, be cautious,
but don't you ever rush a thing,
Just keep relax,
because somewhere, somehow,
God is preparing the right one for you.

Don't be in a hurry to get into a relationship,
because you can never find love if you insist that you are already into it.
Try to find some time to really understand your real feelings,
to know who you really are,
and what you really want in a relationship.

If you knew and felt that the relationship will not last, don't go deeper into it.
You'll just suffer the consequences and live like hell for the rest of your life.
It's really hard to say goodbye though,
but you can't make it any better by just pretending you still have the same feelings.
Right person is everywhere.
Just be cautious and smart.

Try to let go and give yourself a chance to live life to the fullest in a God's peace.
Give yourself a chance to grow and give your heart a much-needed attention.
Then you will find that you have made the right decision and you made it all by yourself.

Tulisan aslinya ada di sini.

-----

Nggak tahu kenapa, kok pas nemuin tulisan ini, kok hal semacam ini terjadi di sekelilingku. Ada seseorang di sana yang sedang bingung akan pencarian belahan jiwanya. Dan belum menemukan pencerahan, setidaknya sampai saat tulisan ini diterbitkan.

Aku yakin ini bukan kebetulan semata. Pasti ada suatu rencana yang indah untuk seseorang. Saras memberikan pencerahan, aku hanya ikut menyebarkan saja. Mungkin saja seseorang di sana akan mendapat pencerahan setelah membaca tulisan ini. Semoga saja ....

God bless Us ....

Makasih buat Saras atas tulisannya, God Bless You, Sistah .....

Selasa, 09 Juni 2009

Bukan Karcis Biasa ....

Buat kebanyakan orang, ini tiket nggak jauh beda dengan tiket kereta api lainnya. Kalau boleh dibilang, nggak ada istimewanya. Masih lebih bagus karcis edmondson, daripada karcis cetakan komputer ini.

Pas baca tulisan Pak Martin di sini yang punya karcis bersejarah, ternyata aku nyelengi tiket kenangan juga. Tiket ini yang nganter buat ketemu dia, untuk pertama kali, di Jogja.

Memang sih, kita nggak satu kereta. Aku pake KA 78, Lodaya Malam, dia bersama kakaknya dan rombongan, pakai KA 118 (kalau nggak salah) Senja Utama Yogyakarta. Hanya janjian ketemu di YK, terus kita punya rencana sendiri-sendiri. Aku pulang ke Magelang, dia pelesiran di Jogja dan sekitarnya

Pertama kali ketemu dia, berasa lempeng-lempeng aja, lha ngobrol aja belum pernah. Kenalnya cuma sama kakaknya, itupun baru pertama kali ketemu muka, biasanya cuma ngobrol lewat YM. Lagian kayaknya juga udah nggak bakal ketemu lagi, cukup sekali itu aja. Kalo sama kakaknya sih sempat ketemu lagi pas Trekking ke Tanjung Priuk.

Setelah sekian lama nggak ada kontak, eh tau tau ada kontak lagi sama dia. Mulai dari facebook, YM, sampai kopi darat. Jadi bertanya-tanya, apakah pertemuan yang YK itu suatu kebetulan? Atau bagian dari suatu rencana besar? Entahlah ... jalanin aja semuanya ....

np: The Beatles - Ticket to Ride

Rabu, 03 Juni 2009

Dagelan di tengah Kasus Ibu Prita

Belakangan ini, tema yang cukup menarik di jagad maya ini adalah sengketa antara Ibu Prita dengan RS Omni. Soal ceritanya gimana kok isa timbul sengketa, nggak usah dijelaskan panjang lebar di sini. Berbagai forum dan situs berita sudah mengulasnya.

Singkat cerita, Ibu Prita ditahan karena tuduhan pencemaran nama baik, hanya karena email atas keluhan pelayanan RS Omni. Yang bikin miris, Ibu Prita ini meninggalkan dua orang anak yang masih balita. Nggak heran, kalau banyak yang menaruh simpati buat beliau. Mulai dari masyarakat awan, kaum blogger, hingga capres.

Yang bikin ketawa, asli dagelan mataraman punya Basiyo maupun srimulat kalah lucu, isu ini sampai dipolitisir. Kalau mau baca, ada di sini. Lha kok tega-teganya memanfaatkan isu ini buat kampanye. Mbok kalau kampanye, jangan bawa-bawa masalah ini. Ndak mikir apa, gimana rasanya udah sakit, keluar duit banyak, masuk tahanan, jauh dengan anak, eh masih ditunggangi kepentingan politik sesaat.

Ah, sudahlah ... sing waras ngalah. Daripada ntar nulis panjang-panjang, eh ada yang nggak terima dengan apa yang saya tulis di sini. Buat yang ngerasa kesindir, jangan marah dulu, tulis tanggapan di bawah entri ini yah ........

Salam damai .......

Senin, 01 Juni 2009

Nyepeda ke Kantor

Nggak tahu kesambet setan dari mana, tiba-tiba aja kepengen nyepeda ke kantor. Maklum aja, setelah kantor pindah ke Terusan Sutami, boleh dibilang, sehari-hari mengandalkan si kuda jepang. Kalo gini terus, bisa-bisa kurang gerak deh. Yang ada penyakit pada antre mau masuk ke badan ini.

Terserah orang pada ngomong apa, mulai dari ikutan trend go green, cari sensasi, atau apapun, yang jelas ini cuma pengen olahraga aja. Lagian dari dulu emang udah demen sama yang namanya sepeda. Dulu yang jadi andalan Federal ijo. Mulai dari SD hingga lulus kuliah, si ijo selalu digenjot tiap liburan.

Kali ini yang jadi jagoan, si Polygon Zero. Rute berangkat pun lumayan menantang, penuh tanjakan. Apalagi sepanjang Surya Sumantri, tanjakannya nggak habis-habis. Lumayan lah buat perjalanan pertama, jarak 9.89 km dalam 33 menit.

Rute baliknya, lumayan ringan, dan jalurnya nggak banyak muter. Kalau diitung, hampir 7 km, dapat dilibas dalam 18 menit. Maklum, banyak turunan.

Yah, semoga aja bisa nyepeda tiap hari ke kantor. Meski belum ada temennya, kali aja dua tiga bulan lagi ada temennya ....

np: Queen - Bicycle Race

Kamis, 21 Mei 2009

Seandainya Ini Terjadi 20 Tahun Lalu ....

Beberapa waktu yang lalu, pas main ke stasiun Bandung, nggak sengaja bertemu seorang teman lama, Jim. Nggak jelas kenapa dia bisa nongol di Bandung, padahal setahuku saat ini udah kerja di Jakarta. Usut punya usut, ternyata si Jim punya tender yang dipo induknya di Bandung. Kalau pake bahasa negeri seberang, Long Distance Relationship.

Ngobrol soal tender, ternyata si Jim ini mengeluarkan keluh kesahnya, soal hubungan Jakarta - Bandung. Maklum, karena beda jarak 3 jam dengan kereta, dan gak mungkin bisa ketemu langsung tiap hari. Solusinya, mau nggak mau harus dijembatani dengan teknologi komunikasi modern semacam instant messenger, separah-parahnya pake SMS.

Jadi kebayang, gimana kalau hubungan jarak jauh macam ini terjadi 20 tahun lalu. Maklum aja, jaman segitu teknologi komunikasi belum secanggih jaman sekarang. Dekade 80-an, instant messenger dan hp belum ada di negeri ini. Telepon, belum banyak yang punya. Kalopun ada dan dipakai tiap hari, ongkosnya nggak nahan. Cara yang paling ngirit, ya pake surat lewat pos, atau kalau pengen mahal dikit, pake telegram.

Kalo, pakai telegram, lebih cepat sampai, tapi gak isa cerita banyak. Maklum, tarif dihitung per karakter. Makin panjang berita yang dikirim, makin mahal pula ongkosnya. Lagian jaman dulu kan berita telegram disampaikan lewat operator, jadi tingkat kerahasiaan turun dah.

Akhirnya, mau nggak mau lewat pos deh. Kerahasiaan lebih terjamin, tapi sayang, waktunya lumayan lama. Belum lagi kalau alamat yang dituju kurang jelas, bisa-bisa itu surat kembali ke si pengirim deh. Kalau pengen ngerti gimana rasanya LDR jaman dulu pake surat, coba aja dengerin lagunya Carpenters yang judulnya Please Mr. Postman.

Balik lagi ke cerita si Jim, kalau dia mengalami hal ini 20 tahun lalu, isa dibayangkan penantian kabar dari tendernya, yang dikirim lewat pos. Aku malah jadi mikir, mungkin nggak kalau suratnya dititipkan melalui masinis yang dinas Jakarta - Bandung. Bisa jadi ya, atas kebaikan pak masinis yang melayani relasi Gambir - Bandung, kabar dari tender bisa sampai ke tangan Jim, begitu juga sebaliknya, sesegera mungkin.

Kalo bener, kali aja si Jim menitipkan surat ke pak masinis yang melayani kereta ke Bandung paling pagi setiap hari Senin. Terus tendernya menanti kabar dari Jim yang dititipkan masinis kereta di ujung peron stasiun Bandung. Sang tender membalas kabar dari Jim setiap Jumat, dan dititipkan pada masinis yang melayani kereta paling akhir ke Gambir. Dan Jim menjemput surat itu di ujung peron Gambir. Uh ... pasti so sweet ngeliatnya ....

Huhuhu ... kalo emang bener ini kejadian dengan si Jim, menambah panjang lagi kisah romantis bersama kereta api. Kereta api yang menyimpan sejuta cerita ....

now playing: Maliq & d'Essentials - Dia

Minggu, 03 Mei 2009

Romantisme Kereta Api

Seorang teman, Wulan, pernah ngomong kalo stasiun kereta api merupakan tempat paling romantis di dunia. Entah apa yang pernah terjadi dengan dirinya sampai-sampai dia ngomong kaya gitu, tapi suasana romantis bak di adegan film sering ditemui di stasiun kereta api, terutama menjelang keberangkatan kereta api.

Seorang gadis yang melepas pria pujaan hatinya dengan penuh haru, yang meninggalkannya dengan menumpang si ular besi, seakan akan tidak berjumpa kembali di waktu yang akan datang. Atau seorang pria berlari di sisi kereta, seolah berlomba dengan kereta yang membawa kekasihnya, tapi sayang, larinya hanya sampai ujung peron.

Bukan hanya kisah romantis macam itu saja yang ditemui. Ada yang menemukan jodohnya karena sering berjumpa di kereta. Kata orang, witing tresno jalaran saka gerbong lima. Ada pula yang bertemu belahan jiwanya karena sama-sama menggemari kereta api. Yang tidak kalah uniknya, ada yang sengaja merancang acara pernikahan dengan nuansa kereta api.

Ketika melihat proses merangkai lokomotif dengan kereta, yang ada di kepalaku terbayang sepasang kekasih. Kereta yang telah tersambung dengan lokomotif, coupler terkunci, selang rem tersambung, dan rantai pengaman terikat mirip dengan sepasang insan yang telah mengucap janji suci berikrar sehidup semati, setia dalam suka maupun duka, susah maupun senang, sehat maupun sakit, kaya maupun miskin.

Nggak tau kenapa kok bisa nulis kaya gini ... mungkin kelamaan bengong di stasiun, liatin kereta yang datang dan pergi, penumpang yang naik turun. Atau ada sesuatu yang salah denganku. Tak tahu lah ....

---------
Peron 4-5 Stasiun BD +709
030509 - 1210
now playing: Dave Koz feat India Arie - It Might Be You

Wish I Could Fly ....

Beberapa waktu lalu, bersama seorang teman iseng-iseng hunting foto di ujung runway 29 bandar udara Husein Sastranegara Bandung (BDO/WICC). Harapannya sih bisa dapet pesawat yang lagi final approach atau taxi di runway 29, kalau apes, ya cuma dapat yang lagi take off di runway 11.

Pas nunggu flight Indonesia AirAsia QZ 7597 BDO - KUL take off di runway 29, nggak tahu kesambet setan mana, tau-tau ngomong, "Cuy, kalo kita bisa terbang, enak ya ...?"

"Maksudnya?" jawabku dengan sangat bingung. Maklum, baru kali ini denger dia ngomong agak ngaco.

"Yah, tau sendiri kan cuy .... Aku kan sekarang lagi menjalin LDR. Kalo isa terbang, kan aku isa temui dia di mana aja, kapanpun aku mau, nggak peduli seberapa jauhnya."

Hmm ... bener juga kalo isa terbang, isa main ke mana aja .... Cuma yang jadi masalah, gimana buat take off clearancenya? Emang bisa gitu terbang seenaknya gitu? Terserah deh ....

Tau deh ... lha wong yang pengen orang lain, kok aku yang pusing. Yah, kalo orang sebelah KISS, Keep It Simple, Stupid!!! Tapi beneran, kayaknya asik deh kalo bisa terbang, wish I could fly ....

------
@ Railcafe Stasiun Bandung
030509 - 1015
now playing: MYMP - Especially for You

Selasa, 28 April 2009

Wisata Tour PPMKI 25-26 April 2009: Leg 1, Magelang - Wonosobo

Dalam rangka HUT Kota Magelang yang ke 1103, PPMKI mengadakan Wisata Tour selama 2 hari. Karena event ini cuma sekali dalam setahun, nggak rugi deh dibela-belain cuti buat ikutan. Jadi bagi yang kemaren nyangka cuti karena mau lamaran or alasan lain yang sejenis, salah besar. Yang bener ya cuma ikutan rally ini.

Event kali ini sama seperti tahun kemaren, armada yang diturunkan si Combi 1979 B 7049 TP. Bedanya cuma kelas yang diikuti. Kalau tahun kemaren terjun di kelas mobil baru, tahun ini turun di kelas replika dengan lucky number 48.

250409, leg 1 Magelang - Wonosobo, seluruh kontestan berkumpul di alun-alun Magelang di mana garis start berada di depan Polresta Magelang. Karena zero car dilepas jam 0720 dengan interval 1 menit, maka start si combi jam 0808. Pas soal baca soal, sub trayek 1 mengarah ke selatan, ke arah jalan beringin, berakhir di pal kilometer MGL 1/76 1/PWR 43. Di sub trayek ini sempat terkecoh dengan pos palsu dan lewat satu pos waktu, karena nggak teliti baca soal. Sub trayek berikut, peta tulip yang berakhir di lampu rambu Pakelan. Nggak gitu sulit sih untuk peta tulip. Semua berjalan lancar untuk sub trayek 2.

Sub trayek 3 dimulai dari lampu rambu Pakelan mengarah ke selatan, arahPurworejo dengan tujuan akhir sub trayek di Armada Glass Tempuran. Sub trayek 4 dan 5 dengan tujuan akhir Salaman dengan rute lintas desa dengan 1 pos waktu di akhir sub trayek 4. Kayaknya di pos waktu ini ketepatan waktu nggak diperhatikan, jadinya kena hukuman yang lumayan besar. Menjelang akhir sub trayek 5, sempat agak terlewat 1 pos waktu, karena kurang teliti baca soal, tepatnya di bundaran Salaman. Harusnya BKR di T (Belok kiri di pertigaan) dulu, tapi malah nggak dibaca. Akhirnya balik lagi demi satu pos waktu.

Rute berikutnya, Salaman - Wonosobo lewat Kaliabu, dengan 3 sub trayek. Sub trayek ini cukup menantang, karena jalurnya berkelok-kelok, sempit serta penuh tanjakan dan turunan. Di rute ini ada yang pos yang lumayan unik. Sebuah pos rute ditempatkan di dekat pedagang durian. Kali aja, panitia setelah menutup pos rute dilanjutkan pesta durian.

Menjelang finish leg 1 di pendopo kabupaten Wonosobo, berhenti sebentar di alun-alun Wonosobo untuk menghabiskan waktu yang tersisa. Ketika waktu dirasa pas, baru deh masuk finish leg 1. Di akhir leg 1 ini, peserta dijamu oleh Pemkab Wonosobo dengan kesenian tradisional, sambil beristirahat dan menunggu leg berikutnya yang akan dimulai jam 1300 untuk zero car.

Senin, 27 April 2009

Untitled

Sebenernya sih nggak pengen nulis yang kaya ginian, tapi kok lama-lama jadi terganggu juga dengan semua hal yang aneh-aneh ini.

Apa alasannya kok sampai-sampai coba menghentikan hobi nyepur saya, wong saya dah kenal sepur sebelum kenal sama sampeyan.
Kenapa sampeyan melarang saya liat sepur di tasiyun, lha saya liat sepurnya dari peron kok, tidak mengganggu maupun membahayakan perka dan orang lain.
Kalau situ ndak suka sama kegiatan saya yang nyepur mondar-mandir tanpa tujuan, itu bukan urusan saya, lha wong saya selalu beli tiket kok, dan duitnya bukan duit situ, tapi duit saya sendiri.

Kalau saya suka nonton Warkop, Cast Away, Forrest Gump, The Terminal dan film-filmnya Tom Hanks lainnya, trus situ ndak suka ... ndak ada urusannya sama saya ... lha saya ndak pernah maksa situ buat suka sama pilem yang saya sukai kok ....

Saya suka sama d'Cinnamons, Écoutez!, The Beatles, Maliq & d'Essentials, Ten 2 Five, Level 42, Queen dan yang lainnya, juga bukan karena pengaruh situ dan saya suka bukan karena situ suka juga.

Udah deh ... daripada situ ngrecokin saya dan kesenangan saya, mendingan situ nikmatin hidup situ dengan situ punya kesenangan juga. Toh saya juga ndak mau ngerecokin kesenangan situ.

#lega juga setelah ngomel di sini

np: Earth, Wind, and Fire - After The Love Has Gone

Senin, 13 April 2009

Hitung-hitungan Setelah Pemilu

Setelah kemaren iseng-iseng bikin hitungan menjelang pemilu, kali ini giliran berhitung setelah pemilu.

Sebenernya sih bahannya didapat dari hasil obrolan ibu-ibu pas sarapan di soto Pak Trimo. Soal tingkat akurasi informasinya mungkin bukan kelas A1, tapi bisa jadi perenungan.

Ceritanya, Joko mencalonkan diri menjadi anggota legislatif dari suatu partai tertentu. Untuk mencapai tujuannya, Joko telah menghabiskan dana sekitar 200 juta rupiah. Dengan tidak bermaksud merendahkan, menurut info yang ada, boleh dibilang si caleg tersebut bermodal cekak, lha (katanya) rumah aja masih ngontrak. Dan menurut aturan main pemilu, sekarang tidak ada caleg jaminan jadi. Yang ada, banyak kemungkinan gagalnya dibanding jadi.

Semoga cerita ibu-ibu tadi cuma omong kosong aja. Tapi kalau cerita ibu-ibu itu beneran, betapa kacaunya. Coba dihitung, untuk mengeluarkan modal sebanyak ratusan juta, caleg dapat menggunakan berbagai sumber. Entah itu mengambil dari tabungan, atau mencari dari sumber lain. Kalau menguras tabungannya sendiri sih sebodo amat, lha duit punya dia sendiri. Tapi kalau mengandalkan dana dari pihak ketiga, katakanlah pinjaman, apa yang bisa dijaminkan? Lha rumah aja masih ngontrak. Kalau sumbangan, pasti si penyumbang mengharap balas jasa. Mana ada jaman sekarang yang mau kasih gratisan. Kalau si caleg terpilih kelak, mungkin bisa memberikan balas jasa, kalau nggak, entah apa yang bakal terjadi.

Kelar urusan sumber dana, begitu si caleg terpilih, dan duduk menjadi anggota dewan, tentunya bakal terima penghasilan yang lumayan. Nggak heran kalau anggota dewan berusaha mengembalikan modal yang telah dikucurkan, sukur-sukur bisa mendapat lebih. Yah, kalaupun meleset, semoga nggak jauh jauh amat, itung-itung pengabdian. Lagian selama 5 tahun menjadi anggota dewan, sudah menikmati berbagai fasilitas yang ada. Belum lagi masa purna tugas, kali aja dapat pensiun, dan bisa jadi kontestan pemilu buat periode berikutnya.

Tadi kabar baiknya kalau terpilih. Kalau yang terjadi sebaliknya, ya bisa diperkirakan si mantan caleg bakal jatuh miskin. Lha caleg yang bermodal kuat aja bisa habis, apalagi sebelumnya sudah minim. Apalagi menurut kabar yang beredar, si Joko kondisi keuangannya tipis. Bisa jadi bangkrut dan dikejar-kejar debt collector. Kalau nggak kuat mental, bisa gila, atau malah bunuh diri.

Bener juga apa kata orang-orang pinter, jadi caleg adalah cara instan untuk mobilitas sosial vertikal. Kalau jadi, bisa naik strata. Tapi kalau gagal, dijamin terjun bebas. Dari yang semula orang terpandang, langsung jadi bahan cibiran tetangga.

Yah ... semoga aja cerita ibu-ibu tadi cuma gosip murahan aja. Semoga caleg yang kemaren rebutan kursi udah siap lahir batin sebelum bertarung. Selamat bagi yang (nantinya) duduk jadi wakil rakyat, semoga bener-bener jadi wakil rakyat, bukan wakil partai atau golongan. Bagi yang gagal, jangan berkecil hati. Berjuang bagi rakyat tidak hanya melalui parlemen aja, tapi melalui tindakan nyata buat lingkungannya.

salam damai ....

Rabu, 25 Maret 2009

Pabrik Es

Menjelang pemilihan legislatif, seorang caleg berkampanye ke daerah pemilihannya. Seperti biasanya, caleg yang satu ini menjual 1001 macam janji-janji.

"Kalau saya terpilih nanti, jalan raya menuju kota kabupaten akan saya perbaiki menjadi jalan beton," janjinya. Hanya ada sedikit peserta kampanye yang bereaksi dengan bertepuk tangan.

Merasa sedikit gagal di langkah pertama, sang caleg menebar janji berikutnya, "Kalau partai saya menang pemilu mendatang, jembatan menuju kecamatan seberang akan diperlebar!!!" Tepuk tangan peserta kampanye lebih meriah dari yang pertama.

Sang caleg makin semangat, melanjutkan dengan jurus berikutnya, "Pasar yang ada di desa ini akan dibangun lebih megah lagi!!!" Janji manis caleg disambut dengan sorak riuh rendah peserta kampanye.

"Jaringan irigasi teknis akan diperhatikan, sehingga sawah tidak akan kekeringan di musim kemarau!!!" Sambutan peserta kampanye semakin meriah.

Merasa kampanyenya berhasil, selanjutnya caleg kita ini menjanjikan lapangan pekerjaan, "Bagi para pemuda di desa ini yang masih menganggur, saya akan membuka lapangan pekerjaan bagi kalian. Saya akan mengundang investor untuk menanamkan modalnya di desa ini, dengan membangun pabrik tektil!!!"

Merasa ada kata-kata sang caleg yang salah, asistennya berbisik pada sang caleg, "Pak, yang tadi kurang S."

Mendengar bisikan dari sang asisten, dengan percaya diri, sang caleg menambahkan janjinya, "Oh iya, pabrik es juga!!!"

Jumat, 20 Maret 2009

Tipu - Tipu Part 3

Sebenernya sih lagi nggak pengen nulis sesuatu. Tapi barusan dapat kabar kalau temen kantor babe barusan diplekotho sama bandit, sampe rugi sepuluh juta ripis, makanya aku nulis ini. Semoga aja nggak ada korban berikutnya.

Ceritanya begini, Pak Junaedi dikabari kalau anaknya, Retno, mengalami kecelakaan lalu lintas, dan dirawat di RS Sardjito. Agar nyawa Retno dapat diselamatkan, Pak Junaedi harus mentransfer uang sejumlah sembilan belas juta rupiah untuk operasi anaknya. Saking paniknya, Pak Junaedi mentransfer sepuluh juta. Beruntung, ketika Pak Junaedi akan mentransfer kekurangan sembilan juta ripis, beliau sadar, dan membatalkan perintah transfer. Tetep aja sepuluh juta rupiah sudah disikat sama bandit.

Hmm, kayaknya ini dulu pernah ditulis di sini, tapi belum lengkap ceritanya. Dari data dan fakta yang berhasil dikumpulkan, dapat dirangkai suatu cerita, kira-kira bagaimana si bandit bekerja.

Pertama, si bandit memencet nomor secara random untuk mencari calon mangsa. Begitu calon mangsa didapat, si bandit mengaku sebagai polisi dan menakut-nakuti calon mangsa (Retno) kalau nomornya digandakan oleh sindikat kejahatan. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan bandit meminta nama dan nomor telepon keluarga Retno yang bisa dihubungi dalam keadaan darurat. Dan untuk keperluan pengungkapan kejahatan, Retno diminta untuk mematikan ponselnya. Si Retno menuruti aja semua perintah yang disampaikan oleh bandit, lha yang di seberang telepon ngaku polisi je .....

Langkah berikutnya, setelah mendapatkan nomor dan nama kontak darurat Retno, si bandit menghubungi orang tua Retno, Pak Junaedi. Bandit memberitahu Retno mengalami kecelakaan dan harus dioperasi. Untuk keperluan operasi, Pak Junaedi harus mentransfer sembilan belas juta. Dengan memanfaatkan kepanikan Pak Junaedi, si bandit berharap Pak Junaedi tidak dapat berpikir jernih dan menuruti semua kemauan si bandit.

Sebelum menelepon Pak Junaedi, si bandit memastikan ponsel Retno dalam keadaan tidak aktif, sehingga Retno dan Pak Junaedi tidak dapat saling menghubungi. Kalau Retno dan Pak Junaedi dapat berkomunikasi sebelum si bandit menerima seluruh uangnya, dipastikan aksinya gagal total.

Sebenernya nggak gitu susah buat menangkal kejahatan model ginian. Pertama, jangan pernah memberikan nomor dan nama keluarga dekat yang bisa dihubungi kepada orang yang tidak kita kenal, termasuk data pribadi kita. Nggak ada jaminan kalau data yang kita berikan tidak akan disalahgunakan. Waspadai juga ulah nakal oknum marketer kartu kredit yang dengan mudahnya menawarkan produknya di keramaian dengan syarat yang mudah. Tidak tertutup kemungkinan, oknum marketer nakal menjadi bagian dari komplotan ini hanya dengan modal data pribadi kita.

Langkah berikutnya, sebelum mematikan ponsel karena (katanya) disuruh pihak yang berwenang, ada baiknya menghubungi keluarga terdekat kalau ponsel sementara tidak aktif dikarenakan ada dugaan penggandaan nomor. Sekalian juga, keluarga diberi tahu ke mana harus menghubungi kalau kalau ada sesuatu yang harus disampaikan segera. Kontak sementara dalam hal ini boleh teman kantor, teman kos, ibu kos sampai tetangga sebelah juga boleh, asalkan dapat kita percayai. Bukannya apa apa, ini cuma untuk menanggulangi gangguan komunikasi yang akan dimanfaatkan oleh si bandit, sehingga kita tetap dapat berkomunikasi dengan keluarga.

Apabila kita memiliki lebih dari satu nomor ponsel, dan seseorang yang mengaku dari pihak keamanan meminta kita mematikan satu nomor dengan dalih telah digandakan penjahat, jangan sekali-sekali menonaktifkan semua nomor. Dengan berpikir positif bahwa dugaan penggandaan nomor itu benar, logikanya, sangat kecil kemungkinan lebih dari satu yang nomor kita pakai digandakan seluruhnya. Dan jangan sekali-sekali mengatakan ada berapa nomor yang kita pakai sekarang, dijamin mereka akan meminta kita menonaktifkan semuanya.

Nggak kalah pentingnya, ada baiknya juga keluarga tahu kemana harus menghubungi kita dalam keadaan darurat, terlebih apabila ponsel kita dalam keadaan tidak aktif, sehingga komunikasi tidak terputus. Dan kunci terakhir, jangan panik kalau ada yang menyampaikan kabar buruk tentang keluarga kita. Memang susah sih, tapi usahakan jangan panik, berusahalah berpikir jernih.

Mungkin tulisan ini dapat menghilhami seseorang untuk melakukan kejahatan serupa, tapi dapat juga digunakan untuk mengetahui bagaimana cara bandit bekerja, sehingga bisa terhindar dari kejahatan semacam ini. Semoga anda bukan korban berikutnya ....

Rabu, 04 Maret 2009

Mission Impossible di DPR?

Kutipan berikut mungkin nggak asing bagi penggemar serial TV Mission: Impossible. "As always, should you or any of your IM force be caught or killed, the Secretary will disavow any knowledge of your actions." Artinya sih kurang lebih, "seperti biasa, jika kau dan anggota misimu tertangkap atau tewas, Perdana Menteri akan menyangkal semua aksimu."

Belakangan ini kok kejadian hal yang mirip di parlemen negeri ini. Bisa jadi ini cuma pikiranku aja yang kebanyakan nonton film laga, atau memang kejadian beneran.

Ketika ada anggota DPR yang tertangkap tangan oleh KPK sedang melakukan perbuatan bodoh, kok di hari berikutnya, anggota yang lain pada rame-rame membantah adanya perbuatan konyol tersebut. Seolah-olah mereka tidak tahu kalo ada teman sejawat mereka yang berbuat macam-macam. Termasuk petinggi partai di mana yang bersangkutan menyangkal adanya aksi yang dilakukan anggotanya. Padahal tetangga sebelah pernah ngomong, it takes two to tango, nggak mungkin dilakukan sendirian.

Hehehe ... DPR ternyata as seen on movie. Ketika kegulung, semua menyangkal, tapi kalau nggak kegulung, nggak tahu deh. Kelewat tinggi pertanyaannya. Yah semoga saja mission impossible force di DPR ini nggak ada, dan yang tertangkap tangan sih cuma oknum ... tapi bandit tetep saja bandit.

Pertanyaanya, masihkah kita akan memilih bandit? Atau tidak memilih sama sekali? Semua terserah anda. Yang jelas, waspadai partai dan para caleg bandit.

kutipan: http://www.imdb.com/title/tt0060009/quotes

Minggu, 01 Maret 2009

Itu Baru Solo ....

Suatu sore, Dalijo dan Dullah sedang nonton TV berdua. Mereka sedang nonton siaran berita yang mengabarkan banjir Bengawan Solo yang mengamuk hingga merendam puluhan ribu rumah dan mencapai ketinggian semeter.

Dalijo : Dul, kasihan bener mereka. Bengawan Solo meluap sampai separah itu.
Dullah: Iya Jo, kasihan. Tapi itu belum seberapa Jo.
Dalijo: Belum seberapa bagaimana Dul? Lha wong sampai merendam ribuan rumah kok belum seberapa. Aneh kamu Dul.
Dullah: Iya Jo, ini belum seberapa. Itu baru Bengawan Solo
Dalijo: Maksudnya?
Dullah: Coba Jo, kalo yang banjir bukan bengawan solo, tapi trio, apalagi kuartet, kaya apa jadinya ....
Dalijo: $#^&%^*^*%$#

Sabtu, 28 Februari 2009

Hitung-hitungan Menjelang Pemilu 2009

emilu tinggal sekitar 40 hari lagi. Para kontestan sudah mulai hitung-hitungan, apakah target tercapai atau nggak, secara udah nggak ada kesempatan lagi buat mundur. Lagipula semenjak MK memutuskan caleg terpilih sesuai perolehan suara, bukan nomer urut. Artinya, nomer urut sama sekali gak ngaruh, yang penting beken, biar banyak yang milih.

Bagi yang suplai duitnya masih ada, bisa jualan makin gencar. Bagi yang udah kehabisan napas, ada dua pilihan. Mau ngirit jualan, atau nyari tambahan duit buat jualan. Gak heran banyak caleg jadi bandit, demi mengumpulkan dana buat jualan. Malangnya, polisi berhasil membekuk para bandit amatiran ini. Entah apa yang terjadi kalau mereka berhasil menduduki kursi DPR. Bakal menjadi Dewan Penjahat dan Rampok kali ....

Gak kalah sama caleg, buat pemilu 2009 ini aku punya hitungan sendiri. Pemilu yang jatuh di hari Kamis, 09 April 2009, tepat sehari sebelum Good Friday. Seandainya tanggal 090409 tidak diliburkan, 100% nggak akan datang ke TPS. Maklum TPS dan panggonan golek duit berjarak sekitar 450km. Rugi rasanya kalau harus kehilangan tunjangan dan uang makan, belum termasuk transpor dan akomodasi, hanya untuk memilih orang-orang yang nggak jelas juntrungannya.

Seandainya 090409 diliburkan dengan status cuti bersama, kalau kata Dono, very very diamput. Libur kok dipaksa. Terpaksa deh cari sampingan, biar nggak kena potong cuti, mumpung masih ada kesempatan. Tapi kalau nggak bisa, ya nggak apa apa. Yang penting bisa pulang plus hunting foto pemilu.

Kalau itu hari diliburkan menjadi hari libur resmi, yang jelas pulang. Lumayan, long weekend. Jarang-jarang ada liburan panjang kaya begini. Soal hadir di TPS, apalagi milih seorang calon, itu urusan nomer sekian. Yang jelas, keep hunting.

Karena jaman sekarang semua urusan harus dengan duit. Kepikiran juga buat menduitkan segala sesuatu yang berhubungan dengan kampanye. Lumayan juga kayaknya buat menjual hak suara ke caleg tertentu. Pokoknya buat satu hari pemilu dipatok seharga tertentu. Kalo terasa terlalu berat, bisa dibagi beberapa kontestan, baik DPR, DPRD I, DPRD II, dan DPD. Kalo dibagi berempat kan nggak berat-berat amat. Lagian jumlah yang ditawarkan nggak besar-besar amat. Cukuplah buat kantong mereka.

Buat media kampanye, tembok rumah pun bisa disewakan buat masang foto mereka. Tembok yang seukuran 5x10 meter bisa disewa dengan tarif per meter persegi per hari. Pokoknya pemilik tembok tahu beres dan terima duitnya. Soal materi dan urusan legal, menjadi tanggungan caleg.

Pohon yang ada di halaman juga bisa jadi dudukan memasang bendera parpol yang saling adu tinggi. Dengan berbagai syarat, antara lain tidak merusah pohon (ini yang terpenting) tarif bisa ditetapkan sesuai tinggi dan ukuran bendera yang dipasang. Pokonya semua bisa diselesaikan dengan "pengertian" dari caleg bersangkutan.

Mengingat semua itungan tadi melibatkan uang panas, perlu diatur perjanjian yang mengikat kedua belah pihak, agar tidak terjadi sengketa. Maklum, mereka biasa bohong, jadi harus diikat dengan perjanjian. Selain itu, semua arus uang sebisa mungkin jangan menggunakan uang tunai. Waspada aja sama uang palsu yang disebar caleg. Jangan konyol, uang harus diterima lebih dulu, sebelum ikuti tuntutan mereka. Kalau nggak, bakalan rugi besar

Banyak yang bilang, semua hitungan tadi hanya dipikirkan orang gila. Bisnis yang absurd. Tapi lebih absurd lagi kalau ada caleg yang berani membayar untuk itu. Lagian siapa yang mau dimanfaatkan jadi komoditi, meski lima tahun sekali. Makanya sebelum diakali, akali dulu para caleg yang gak jelas asal usul maupun programnya.

PS. Kalau ada orang bodoh yang berminat dengan tawaran di atas, tinggalkan pesan aja di tulisan ini. Nanti dihubungi balik. KHUSUS PEMINAT, dan bodoh tentunya ....

Selasa, 24 Februari 2009

A Birthday Bash

240209, balik kantor rencananya mo beberes kamar yang udah kaya kandang babi, tiba-tiba ada SMS dari Anggi yang mau balikin CD Ecoutez sama Flash Disk. Hmm ... curiga ada yang gak beres nih. Kenapa Anggi ngotot balikin CD malem-malem, padahal aku gak butuh-butuh amat itu CD. Ternyata instingku nggak salah. A birthday bash udah menunggu. Akhirnya beberes kamar ditunda dah. Makasih banyak buat Anggi, Debbie, Andi, Daton & Sam yang udah nyiapin acara ini ... gak tau kudu ngomong apa lagi.

Sekalian ngucapin makasih buat semuanya yang udah ingat ultahku, baik yang ngucapin selamat lewat YM, SMS, facebook or telpon. Biar kagak lupa, diabsen di sini aja ... sekalian jawab pertanyaan dan request yang ada.

Ume (yo, lagi digolekke nggon noka sapari), Debbie (makasih cakenya), Nyak, Babe, Agung (jadi bakar kampusnya?), Kustan (iyo bleh, sak cepete), Anggi (makasih telpon, sms, YM, n CDnya), Nugroho (cak, rotine nyusul, ditanggung beres), Winda, Yonda (kalo masih bingung, hubungi waskon 3), Wuri (thanks my luply sistah), Sari (kapan makan pisang ijonya), Ryan (gila lu Ndro), Mbak Helfie, Wulan (sukses yah sekdilunya & semoga dapat Eric), Saras (nyampe kok SMSnya), Bagus (Ndut, aja ngajuke tanggal sak penake dhewe), Dee (masih kecepetan sehari tuh), Badia (Ni anak kalo maen gak ada matinya), Dona.

Makasih juga buat Bu Dosen Okta (soal sepur, tanya aja sama bos pura), Chris Jo (sori kang, ndak ikutan ke LBJ, ngurus bentuk T62), Ncis & Mas Khris (kapan kapan nonton bareng bioskop punya om Paje), Irfan (met berjuang bro di D3 khusus), Nona Lee (masih miss pinky?), Rina (Bu, SInya masih banyak yang error), Dimas (kapan mau ke curve PDL?), Aschu (edan, mantap ucapanne, di FB, MP sama email dinas), Yulifar (PLHnya kemaren, tapi tetep sedih juga), Ican (kita sama tanggalnya, cuma batchnya beda), Vita (semoga betah di Cikarang), Kris, Bang Erik, Ario, Bowo (bos, kapan2 ngoplos, ojo lali Wajik diajak), Dea (kalo gak mau babi, ada ayamnya kok), Echy (makasih, salam buat partner in crimenya di Cimareme), Jona, Sekar

Nggak ketinggalan juga Nansy (masih ingat saya?), Dave, Mamat, Farida (sori Par, kurirnya mabok, bacapnya gak sampe), Pak Andreas Adiana, Erick, Yerry (udah, selingkuh aja sama si Cybershot), Hendry (sip pak, kapan iso hunting bareng), Dalijo (Astro lunga ngendi kok ra ketok?), Boim (sori om, itu dah lintas daop), Maraha (kaosnya keren om, bagi satu dong), Arie, Riris, Puput (makasih udah mau sekamar 2 tahun, sori kalo bikin kacau), Dyah, Tantra, Putri (teganya, aku harus panggil mbah gugel buat baca pesannya), Rizz (aku isih utang si cepek), Dina, Kang Punto.

Masih ada Thasya, Tante Withri (kapan kita ke Bogor lagi), Kak Eva (jadi inget duet sama Bang Rane), June, Bang Darwin, Ian, Ayu, Mas Pura (amin ... semoga cepet punya rangkaian, udah ngebet juga nih), Dayat (bleh, satu permil dari jumlah penerimaan durung dibayar), Mbak Novie, Bang Helvry (kapan kita KKP lagi?), Zian, Bernardus, Bieb (nek titip KA 5, malah sampeyan to sing ngirim...), Rere, Maria (apa kabar bu kethu?), Bang Esra, Sigit (retreatmu kok tanggale aneh temen to?), Dini (kapan kita maen bareng lagi? #kompor mode on), Wahyu (udah, ajak tuh si pangeranmu, kita selesaikan semuanya), Tia, Timo

Wew ... ternyata banyak juga. Kalo masih ada yang keselip, n belom disebutken, maap sebesar-besarnya .... maklum kagak dicatet satu persatu. Sekali lagi, makasih banyak buat yang ngucapin, May God Bless You All, Have A Nice Day .......

yang kagak inget n gak ngucapin, gak papa kok ... tetep may God Bless You All ......
maap juga kalo linknya ngaco ke rumah orang laen ...... kasih tau aja, ntar kita betulin ....

Jumat, 20 Februari 2009

Harta Karun

Pas istirahat siang, iseng-iseng blogwalking di Multiply, kok nemu artikel yang menarik di sini. Isinya tentang sepasang suami istri menemukan properti perkeretaapian di loteng mereka. Wujudnya sih papan pemberitahuan nama dan relasi kereta, yang biasa dipasang di tengah-tengah kereta. Bagi orang biasa, mungkin ini hanya sekumpulan kayu bekas yang bisa dijadikan kayu bakar atau perkakas lainnya. Tapi bagi railfans, benda ini sangat berharga, termasuk collectible items.

Hal ini mengingatkan pada eks Stasiun Mertoyudan. Ketika bekas stasiun itu disewa oleh PDAM, papan nama stasiun itu masih ada, dan terbaca jelas, "MERTOJUDAN +343". Sangat jauh berbeda dengan keadaan papan nama stasiun sekarang. Nama stasiun tersamarkan oleh slogan sebuah iklan produk tembakau.

Beberapa bulan lalu, ketika menguat kabar pelebaran jalan Mertoyudan - Keprekan muncul ke permukaan, kabar yang sangat menyedihkan pun mengikutinya. Papan nama stasiun ini hilang tidak jelas rimbanya. Padahal sesaat setelah kantor PDAM pindah, papan nama ini masih ada.

Hilang lagi satu bukti sejarah perkeretaapian di Magelang. Entah berapa lama lagi bekas stasiun ini akan bertahan, mengingat pelebaran jalan yang telah direncanakan semula, akan memakan emplasemen stasiun ini. Tepi badan jalan yang dilebarkan ini akan berada persis di depan pintu stasiun ini.

Selain stasiun ini, situs lain yang terancam adalah sinyal masuk Mertoyudan dari arah Magelang, yang terletak sekitar 200 meter utara stasiun. Beberapa kilometer ke selatan, Stasiun Blabak akan hilang tak bersisa. Stasiun pulau yang memiliki emplasemen timbangan ini dimakan oleh pelebaran jalan. Termasuk dua buah wesel terlayan setempat yang terletak di selatan stasiun.

Dengan hilangnya situs itu, maka hanya sedikit tersisa jejak perkeretaapian yang ada di sekitar Magelang. Bekas Stasiun Secang, Payaman dan beberapa bangunan hikmat saja. Sisanya, hilang tak berbekas, atau beralih fungsi.

Semoga rencana Ditjen Perkeretaapian untuk menghidupkan kembali jalur mati di berbagai wilayah dapat terealisasi, meski tubuh baan tidak berada di jalur yang ada semula, menggunakan track baru. Maju terus kereta api Indonesia ......

Foto: Kang Bas (keretapi@yahoogroups.com)