Halaman

Waktu menunjukkan

Pencarian

Senin, 26 Juli 2010

Sepeda Sewaan

Sebenarnya ide tulisan ini dari ngobrol ngalor ngidul sama om Bandit Bikestuff kemarin sambil nunggu start funbike BI. Pas duduk-duduk di taman segitiga seberang Polrestabes, kita melihat sekitar sepuluhan sepeda diturunkan dari mobil bak. Ternyata puluhan sepeda ini "milik" oleh sebuah bank yang mengikuti funbike BI. Pas itu kita yakin, kalau itu sepeda sewaan. Logika sederhana, kalau memang pesertanya dari dalam kota, mengapa harus dinaikin pick up sampai ke lokasi event. Trus pas mereka bawa sepedanya, berasa canggung. Masa naik sepeda sendiri yang sudah digauli beberapa lama masih ragu-ragu.

Hmm ... kaya gini nih yang kadang bikin trauma buat sepedahan. Pertama kali sepedahan, dapet sepeda pinjeman yang nggak enak banget. Bukannya pukul rata sepeda sewaan itu jelek semua, tapi kalo lagi apes, ya bisa dapat sepeda yang nggak enak blas. Udah gitu, nggak pernah menggauli sepeda yang bisa bikin tumpul perasaan buat mengendalikan sepeda. Kalau udah kaya gitu, yang ada pasti ngeluh, apa sih asiknya sepedahan?

Kenapa nggak, kalo emang pengen sepedahan cuma buat funbike, gauli sepeda sesering mungkin. Kalau nggak punya sepedah sendiri, minimal menggauli sepeda punya temen (bukan menggauli temen yang punya sepeda) minimal seminggu sebelum event. Dijamin bisa ngerasain serunya naik sepeda. Ayo sepedahan ... pasti ketagihan ....

Kamis, 22 Juli 2010

Iklan yang Keren #3: Indomie

Masih seputar iklan, sekarang giliran Indomie. Walau cuma isinya jingle indomie, tapi bagiku tetap keren.




Untuk klip terakhir, yang mengambil setting petak Ambarawa - Bedono, hingga kini jembatan kereta api yang dilalui disebut jembatan indomie.

video courtesy: www.youtube.com

Misteri BBM

Rusaknya mesin setelah mengisi BBM, ternyata dipicu oleh mutu BBM yang buruk. BBM tersebut dicampur dengan formula 14. Satu tablet formula 14 yang dicampurkan ke dalam 5.000 galon bahan bakar cukup untuk membuat daya ledaknya naik 10 kali lipat.

Setelah ditelusuri, ternyata tablet tersebut milik Dr. Muller, yang lebih dikenal dengan nama Prof. Smith. Ternyata ini ada hubungannya dengan kekacauan politik di Khemed. Penguasa Khemed, Mohammed Ben Kalish Ezab hendak digulingkan oleh Bab El Ehr yang didukung oleh Skoil Petroleum. Skenarionya, apabila Mohammed Ben Kalish Ezab terguling, Bab El Ehr akan mengakhiri konsesi yang dipegang Arabex dan memberikan kepada Skoil Petroleum. Dan ternyata, Skoil Petroleum juga sudah menyerahkan proposal konsesi kepada Mohammed Ben Kalish Ezab, dengan jaminan gangguan terhadap jalur pipa minyak akan terhenti.

Ternyata dari semua ini adalah perebutan ladang minyak. Persaingan tidak sehat digulirkan dengan cara mencemari penampungan minyak lawan. Untunglah Prof. Calculus berhasil menemukan bahan untuk menetralisir efek formula 14, sehingga misteri rusaknya mesin akibat mutu BBM yang buruk dapat teratasi.

Disclaimer: sebelum mengajukan pertanyaan, sangkaan dan kecurigaan, baca dahulu Tintin: Land of Black Gold

Selasa, 20 Juli 2010

There's Always A Boy Inside A Man

Entah ini bener apa nggak, tapi kayaknya lebih banyak benernya. Kemaren, pas ke CGK, liatin pesawat pada parkir di apron aja kaya bocah. Girang banget liat pesawat, kaya belum pernah liat montor muluk.

Bukan cuma pesawat, juga kereta api. Kalau yang terakhir ini kayaknya lebih parah deh. Tiap kali lewat jomplangan sepur, berharap sepurnya lewat. Pas sepurnya lewat, seneng banget. Mirip bocah di toko mainan. Kalau lagi lewat flyover yang dibawahnya eisenbahn, sempetin buat lirik ke rel, kali aja ada sepur yang mau lewat.

Kalau ditambah liat mainan, apalagi liat scaled model, dijamin betah banget. Nggak mau pergi deh. Bawaannya pengen beli. Seandainya duitnya nyetak sendiri, dibeli deh tu toko.
Huff ... mungkin bener deh, There's Always A Boy Inside A Man, paling nggak buatku. Apa aku yang masih bocah yah?

Iklan yang Keren #2: Garuda Indonesia

Kalau tadi pagi sempat mengunggah iklan bentoel biru yang keren, sekarang giliran Garuda Indonesia yang diunggah. Berikut ini klipnya














video courtesy : youtube

Iklan yang keren: Bentoel

Mungkin mereka yang pernah merasakan jaman tahun '90an, tahu iklan ini. Ya, iklan Bentoel Biru, yang menampilkan panorama Indonesia. Iklan yang tidak banyak omong, tidak banyak teriakan nggak jelas. Jauh berbeda dari iklan jaman sekarang. Liriknya cuma seperti ini

I love the blue of Indonesia
It’s the flavour in the air
I love the blue of Indonesia
You can taste it everywhere …


I love the blue of indonesia
It’s the kind of blue …

Kalau yang versi Indonesia, begini liriknya

Indahnya biru Indonesia
Mahakarya negeriku
Birunya rasa Indonesia
Biru jiwaku


Mungkin ini iklan paling bagus yang pernah aku lihat, setidaknya sampai saat ini. Kapan yah ada iklan semacam ini lagi?



Eh, ada BB 204 kuning ijo juga lho, lagi narik 3 KKBW di lembah anai



video courtesy : youtube

Jumat, 16 Juli 2010

BOO Pindah ke CLT?

Entah sejak kapan wacana aneh ini bergulir, katanya tasiyun Bogor (BOO) mau dikurangi perkanya, dan dipindahkan ke Cilebut (CLT). Alasannya, karena saking banyaknya sepur listrik yang mengakhiri tujuannya di BOO, katanya bikin macet jalanan di depan tasiyun. Biar saya ndal dituduh subversif dan menyebarkan berita bohong, sumbernya dapat ditengok di sini dan di sini.

Kalau kata saya, lha wong yang salah angkotnya kok sepurnya yang disetop. Apa ini kegagalan sing mbahurekso ngatur andong jepang yang berseliweran sakpenake dhewe, trus mencoba mengalihkan masalah? Kenapa ndak, sing mbahurekso mencoba mengatur andong jepang agar menjauhi perimeter BOO minimal 1 blok dari BOO. Apa sing mbahurekso kalah kesaktiannya dengan kekuatan misterius yang disebut dengan kartel angkot? Apakah ada hidden agenda di balik wacana ajaib ini?

Kalau kata agen Mulder dan Scully, the truth is out there .....

Rabu, 14 Juli 2010

Jelajah Pertama Urbano 3.0

Hari ini hari pertama sepedahan ke kantor pake folding bike. Kalau ditanya rasanya gimana pakai folding, awalnya berasa aneh. maklum, ini pertama kalinya aku pakai folding. Sebelumnya aja belum pernah mencoba naik fiets yang bisa ditekuk-tekuk macam ini.

Fiets yang dipakai kali ini adalah Polygon Urbano 3.0. Agak canggung juga sih awalnya. Dengan roda 20", handle bar sempit bikin agak ragu. Apalagi kalau pas lepas satu tangan buat kasih hand sign, terasa agak limbung. Entah akunya yang belum biasa, atau memang kaya gini.

Roda 20" yang jauh berbeda dari MTB 26" bikin lebih capek. meskipun rute yang biasa ditempuh sama, tapi rasa capeknya jauh berbeda. Apalagi ditambah sedikit kenakalan, mencoba mbalap MTB dari asia afrika sampai wastukencana. Udah gitu, urbano yang relatif ringan, berasa kaya terbang kalau kena angin.

Satu-satunya yang berasa kurang puas adalah RD yang agak kasar. Dari 6 speed, berasa belum optimal aja, soalnya belum ketemu celahnya. Dan masih ada gigi yang belum pas. Perlu disetel ulang nih sebelum dibawa turing.

Belum kebayang, kalau dipake gowes AKAP, berapa lama yak sampainya .....

Photo Courtesy: http://majuroyal.blogspot.com/2010/03/urbano-30-by-polygon.html

Kamis, 08 Juli 2010

Sate Afrika

Karena penasaran dengan yang namanya Sate Afrika, aku dan Dini mencoba mencari makanan yang satu ini. Sebenarnya kaya apa sih yang namanya Sate Afrika. Makanya, beberapa waktu lalu, disempet-sempetin buat mencoba makanan ini.

Tempat makan yang dituju berada di Jl. Aipda K. S. Tubun, Tanah Abang, Jakarta. Letaknya persis di sebelah Museum Tekstil, atau persis di seberang hotel N. Memang, di jalan itu tidak ada petunjuknya harus berbelok di mana, soalnya tempatnya agak masuk, dan cuma menempel di tembok saja. Patokannya simpel saja, kalau sudah sampai di depan Museum Tekstil, itu sudah kelewatan.

Warung sate afrika ini ternyata cuma emperan beratapkan tenda biru saja. Di dinding, yang notabene tembok milik kavling sebelah, tergantung peta Afrika dengan ukuran segede gaban. Nampak juga plang praktek pengobatan alternatif patah tulang a la Afrika. Entah praktiknya seperti apa ....

Sampai di sana, kita pesan dua porsi (lha iya, yang makan berdua kok, kalau satu porsi jelas kurang). Ternyata eh ternyata, yang namanya sate afrika ini jauh dari gambaran sate yang ada di dalam negeri.

Kalau sate yang selama ini kita kenal berupa daging kambing/ayam yang ditusuk kemudian dibakar dan dibumbu kacang atau kecap, tapi sate afrika ini dari daging domba. Cara memasaknya saja nggak ditusuk-tusuk dan dibakar, tapi lebih mirip dipanggang. Potongan daging domba yang sudah dibumbui garam dan lada ditaruh di alas panggangan, kemudian dipanggang sampai matang. Setelah matang, ditaburi irisan bawang bombay di atasnya.

Cara makannya nggak kalah unik. Kalau makan pakai nasi, biasa, tapi untuk sate afrika ini bisa dimakan dengan pisang goreng. Rasa pisang gorengnya sih agak manis, entah menggunakan pisang dan bumbu apa. Kalau ditanya gimana rasanya makan sate pakai pisang, rasanya agak aneh, tapi seru. Sebagai penambah rasa, disajikan sambal yang dicampur dengan mayonaise, jadinya sambalnya berasa pedas-pedas asam deh.

Yah, buat yang penasaran kaya apa rasanya, boleh dicoba. Tapi jangan kaget kalo harganya agak mahal. Seporsi sate afrika dihargai Rp 35.000,- belum termasuk nasi/pisang dan minum. Kalau dulu, katanya, Sate Afrika Tanah Abang ini buka cabang di seberang Stasiun Bandung, di Jl. Kebon Kawung, tapi sekarang entah masih ada apa nggak.

Cobain aja deh ... daripada penasaran .....

Rabu, 07 Juli 2010

Lagu Anak-anak

Kemarin, negeri ini kehilangan seorang tokoh. A.T. Mahmud, pencipta sejumlah lagu anak-anak berpulang ke Sang Pencipta. Entah berapa jumlah lagu anak yang telah ia ciptakan hingga akhir hayatnya. Beruntung diriku, masih sempat mengenal lagu-lagu ciptaan beliau, dan lagu anak-anak hasil karya pencipta lagu lainnya, meskipun kalau disuruh menyanyi, bisa hancur berantakan suaranya.

Ya, lagu anak-anak macam "Pelangi", "Ambilkan Bulan", "Anak Gembala", "Amelia", "Becak", "Naik Delman" dll memang cocok buat anak-anak. Selain lagunya sederhana, liriknya juga menggambarkan keceriaan maupun pemikiran bocah yang tidak rumit. Terkadang ada pesan moral yang disisipkan dalam lagu tersebut

Berbeda dengan lagu yang dinyanyikan anak jaman sekarang. Anak sekarang paling suka menyanyikan lagu yang populer sekarang. Entah lagu apa, yang jelas belum cukup umur untuk tahu lagu macam itu. Miris ketika mendengar bocah umur sekitar 4-6 tahunan menyanyikan lagu tentang percintaan sepasang manusia dewasa, padahal si bocah belum tahu apa yang ia nyanyikan. Ya, karena tidak ada lagi lagu anak-anak yang ia ketahui, lagu yang sering ia dengar saja yang ia ketahui, soal cocok atau tidak, lain urusan.

Kalau jaman segini aja bocah udah nyanyi lagu nggak jelas, gimana jaman anakku yah (nikah aja belum udah mikirin anak)

#kalaumalambarulempengpikirannya

After The Love Has Gone

Lagi iseng dengerin After The Love Has Gone-nya Earth, Wind, and Fire, malah pikiran jadi melayang nggak jelas. Apalagi kalo udah masuk chorusnya

-------
Oh oh oh after the love has gone
what used to be right is wrong
Can love that's lost be found
-------

Bener yah, kalo yang namanya udah nggak suka, semua hal yang kita lakuin, meski bener, tetep aja dianggap salah. Padahal, dulunya lengkeeeeettt banget, pisah aja sampe nggak mau. Tapi begitu cintanya udah ilang, semua jadi salah .....

@Kircon di sore hari yang nggak jelas

#np: Earth, Wind, and Fire - After The Love Has Gone

Selasa, 06 Juli 2010

Sesame Street

Sampai sekarang, aku masih suka serial TV ini. Memang, segmen yang disasar adalah anak-anak, tapi entah mengapa, aku tetap suka, dan kadang merasa sayang untuk melewatkannya. Bahkan ada yang bilang, seumurku menonton acara seperti ini terlalu kekanak-kanakan.

Pertama kali aku menonton acara ini kira-kira tahun 1990an awal. Waktu itu, acara ini disiarkan oleh RCTI, masih pakai dekoder pula. Kalau tidak salah, acara ini disiarkan siang hari sekitar pukul 1400.

Dulu, acara ini impor utuh dari AS, dengan tambahan subtitle Bahasa Indonesia, berbeda dengan tayangan sekarang, yang sudah diadaptasi dengan memasukkan konten lokal. Meski acaranya sama-sama berbobot, tapi versi aslinya dapat menjadi sarana belajar bahasa Inggris maupun mempelajari kebudayaan lain.

Ya, dengan tokoh boneka seperti Elmo, Grover, Oscar the Grouch yang hidup di tong sampah, Ernie dan boneka bebek karetnya, Bert, Count von Count yang suka berhitung, Cookie Monster, Big Bird, dan sejumlah tokoh lainnya mengajarkan kepadaku bagaimana menghargai perbedaan, belajar alfabet, berhitung, dan kata benda dalam bahasa Inggris, dan berbagai pelajaran lainnya yang sampai saat ini belum pernah aku terima dari bangku sekolah. Bisa dibilang, Sesame Street mengajar tapi tidak menggurui.

Yah ... kapan lagi yah, televisi kita punya program bermutu semacam ini. Memang sih sudah ada program seperti Cita-Citaku, Bolang, sampai Jalan Sesama yang merupakan adaptasi lokal dari Sesame Street. Tapi tetap saja kalah sama tayangan yang nggak bermutu .... 

Courtesy gambar: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/thumb/0/08/Sesame_Street_logo.svg/230px-Sesame_Street_logo.svg.png

Kamis, 01 Juli 2010

Mbangun Desa

Kalau mengingat-ingat acara televisi masa bocah dulu, satu yang nggak bakal dilupakan adalah acara "Mbangun Desa" di TVRI Jogja. Nggak dilupakan, lha wong jaman bocah dulu, stasiun tv masih 1, itu juga punya pemerintah, TVRI Jogja, belum jaman tv swasta. Sekarang ndak tau, acara ini masih ada apa nggak, udah lama nggak bisa nyetel TVRI Jogja.

Buat yang ndak tau, acara Mbangun Desa ini mirip acara sitkom sekarang, tapi kadang diisi juga dengan berbagai penyuluhan dari pemerintah. Mulai dari penyuluhan program pemerintah di bidang kesehatan, budaya, ekonomi, kambtibmas sampai politik. Jadinya bukan cuma dapat ngakak saja, tapi juga dapat pengetahuan juga. Adapun setting dari acara ini adalah sebuah desa kecil yang terletak di pinggiran Jogja.

Kalau mau lebih kenal dari tokohnya, pasti yang nggak boleh dilupakan ya Den Baguse Ngarso Pareng (diperankan oleh Susilo Nugroho). Gimana nggak berkesan, wong Den Baguse Ngarso ini priyayi yang bener-bener nyengiti puooollll. Pokoknya rumangsa bisa, kuminter, sumugih dan lain-lain. Kadang liat mukanya mulai tayang aja udah sebel pol, tapi tetep ditunggu. Kalau Den Baguse Ngarso nggak muncul, serasa bukan acara Mbangun Desa.

Tokoh berikutnya adalah Pak Bina (Heru Kesawa Murti). Tokoh ini digambarkan sebagai tokoh yang ngemong, terdidik dan berpengetahuan paling luas, sehingga dapat dijadikan sebagai panutan di desanya.

Sebagai wakil rakyat biasa, dimunculkan tokoh Sronto dan Yu Sronto istrinya (Muji Rahayu). Dalam kehidupan nyata, Yu Sronto ini adalah istri dari Pak Bina. Tokoh Sronto ini diceritakan sebagai tokoh yang lugu, tidak neko-neko, nrimo dan polos sebagaimana rakyat kebanyakan. Ada lagi tokoh Kuriman, yang digambarkan perangai yang grusa-grusu, cepet emosi. Meski demikian, terkadang Kuriman malah menjadi penengah amarah Den Baguse Ngarso.

Mungkin karena belum ada pilihan hiburan lain, acara ini selalu dinanti. Bagaimana polah tingkah usilnya Den Baguse Ngarso, polosnya Sronto, emosi Kuriman dan bijaknya Pak Bina jadi satu. Bukan cuma mendapatkan hiburan, tapi juga memperoleh pengetahuan. Semoga acara semacam ini terus ada, di tengah acara yang berkualitas sangat rendah.

Photo courtesy: