Halaman

Waktu menunjukkan

Pencarian

Minggu, 28 Maret 2010

Sepi dalam Keramaian

Menikmati pagi yang cerah dalam kesendirian, cuma ditemani Nokia 5730 XpressMusic di 6° 49’ 20” S, 107° 41’ 7” E. Sebenarnya banyak orang di sini,tapi entah kenapa lebih menikmati kesendirian. Daripada harus ikut meramaikan suasana tapi tidak berasa nyaman, lebih baik menikmati kesunyian yang ada.

Selalu sepi dalam keramaian. Mencoba menikmati keramaian dengan cara yang berbeda, berdiam di sudut rumah.

tulisan yang gak penting banget yah ...

Middle of nowhere

Jumat, 19 Maret 2010

Till Death Do Us Part

Siang-siang gini bertualang di jagad maya, mampir ke 4shared. Entah bisikan dari mana, kok tau-tau pengen cari lagunya White Lion yang Till Death Do Us Part.

Dengerin lagunya, jadi ingat pas datang ke sakramen pernikahan seorang teman. Janji akan sehidup semati, setia dalam susah maupun senang, sehat maupun sakit, hingga maut memisahkan. Bukannya cuma janji di hadapan pendeta dan jemaat, ini janji di hadapan Tuhan. Merinding juga dengarnya ....

Kalau masih penasaran sama liriknya, cari aja di sini deh. 

Senin, 15 Maret 2010

Gowes AKAP

Nggak tau ini ide baik, buruk, apa malah ide gila. Pengen sekali waktu coba gowes dari YK ke Magelang. Udah beberapa kali survei rute, dan bisa dibilang agak gila. Gowes 42 km dengan elevasi awal +113, dan elevasi tujuan di +343. Nanjak habis sih, tapi masih bisa ditempuh entah beberapa jam. Empat sampai lima jam mungkin bukan catatan waktu yang buruk, setidaknya buat pemula.

Buat eksekusi ide yang lumayan gila ini, harus dengan persiapan yang mumpuni. Maklum, ini gowes AKAP, Antar Kota Antar Propinsi. Barang bawaan harus komplit tapi seringan mungkin, dan sepeda harus fit. Duh, kapan ya bisa eksekusinya.

Sabtu, 06 Maret 2010

Syarat Nikah

Menikmati Dagelan Mataraman Basiyo memang lucu, tapi harus mikir, biar ketemu lucunya. Isi salah satu potongannya, dalam bahasa Jawa tentunya.

A: Yen badhe rabi niku syarate mung kalih mas
B: Nopo?
A: Kalih sinten

Hehehe ... bener juga yah.

Buat yang nggak ngerti bahasa Jawa, ini ada terjemahannya, tentu saja tidak letterlijk, dengan sedikit modifikasi tentunya, dengan tidak mengaburkan tujuan akhir humornya

A: Dimana-mana, kalau mau menikah itu syaratnya sama
B: Apa?
A: Sama siapa

Obama Orang Jawa?

Menurut kabar yang beredar, Presiden AS saat ini, Obama adalah orang Jawa. Entah apakah sudah ada atau belum yang membuktikan akurasi berita ini. 

Alkisah begini ceritanya, sesaat setelah Obama dilahirkan, bapaknya kaget karena bayinya bergerak-gerak. Spontan sang bapak berteriak-teriak pada ibunya dalam bahasa Jawa, "Obah Mak! Obah Mak!" yang artinya "Bergerak Bu! Bergerak Bu!" Suster yang mendampingi persalinan mengira teriakan sang bapak itu adalah nama untuk bayi yang baru lahir, maka dicatatlah nama Obama di register kelahiran bayi di rumah sakit itu.

Begitulah di balik misteri nama Obama yang katanya fenomenal. Kalo ndak percaya, saya juga ndak maksa buat membuktikan kebenarannya. Bagi yang percaya, semoga dapat menjadi tambahan pengetahuan Anda. Dibilang lucu,ya monggo tertawa. Kalau dibilang ndak lucu, harap maklum, saya bukan badut, apalagi pelawak.

Tertawalah sebelum tertawa itu dilarang - Warkop

Basiyo Tuku Pring (Basiyo Membeli Bambu)

Ing sawijing dina, Basiyo mlaku-mlaku menyang pasar ing Jogja arep tuku pring.
(Suatu hari, Basiyo berjalan-jalan ke sebuah pasar di Jogja hendak membeli bambu.)

Basiyo marani salah sijining bakul pring ning kono, arep tuku pringe.
(Basiyo menghampiri salah seorang pedagang disana, hendak membeli bambunya.)

Basiyo (B): Kang, iki pringe kok apik men, piro regane?
(Basiyo (B): Kang, ini bambunya bagus sekali, berapa harganya?)

Bakul Pring (BP): Niki sak grobak namung gangsal atus mawon Pak, kula dugekke dugi griya
(Penjual Bambu (BP): Satu grobak ini cuma lima ratus saja Pak, saya antar sampai rumah)

B: Tenan iki ora nambah? Aku ora ngenyang yo. Panjalukmu limang atus sak grobak, wis diterke tekan ngomah. Iki tak bayar limang atus.
(B: Benar ini tidak nambah? Aku tidak menawar ya. Permintaanmu lima ratus satu grobak, sudah diantar sampai rumah. Ini saya bayar lima ratus.)

BP: Saestu pak, gangsal atus mawon sak pas. Pun, kantun ditengga ting griya mawon, mangke kula dugekaken pringipun.
(BP: Sungguh Pak, pas lima ratus saja. Sudah, tinggal ditunggu di rumah saja, nanti saya antar bambunya.)

B: Yo wis nek ngono, tak entenni ning ngomah.
(B: Ya sudah kalau begitu, saya tunggu di rumah)

BP: Lha griyanipun ting pundi to pak?
(BP: Lha rumahnya di mana Pak?)

B: Omahku ning Madiun, wis gelis diterke mrono pringe
(B: Rumahku di Madiun, lekas bambunya diantar ke sana.)

BP: Lha kok tebih sanget to pak, nggih mboten saged mekaten ....
(BP: Lha kok jauh banget pak, ya nggak bisa begitu ....)

B: Lha kowe ki piye to, panjalukmu rak pring regane limang atus sak grobak, mbok terke tekan ngomah. Tak tuku limang atus sak grobak, ora ngenyang. Karang omahku ning Madiun, ya kowe kudu ngeterke tekan kono to, wong wis tak bayar sak panjalukmu.
(B: Kamu ini bagaimana sih, permintaanmu kan bambu seharga lima ratus segrobak, diantar sampai rumah. Saya beli lima ratus segrobak, tidak menawar. Lantaran rumahku di Madiun, ya harus kamu kirim sampai sana, saya kan sudah bayar sesuai permintaanmu.)

BP: @#%^##@%
(BP: @#%^##@%)

photo courtesy: http://www.antarajateng.com/publik/1543730093Bambu101209.jpg

Rabu, 03 Maret 2010

When Love and Hate Collide

Entah kapan, terakhir kali aku menikmati saat-saat seperti ini. Duduk sendirian di mejaku sampai malam, ingin mencoba melupakan semua masalah yang ada. Hanya Def Leppard yang menyanyikan When Love and Hate Collide, dan segelas kopi menemaniku di ruangan. Entah berapa kali lagu itu aku putar, yang jelas sampai kopiku habis, baru nyanyian itu berhenti. Ah ... betapa nikmatnya hidupku. Seolah aku tak punya masalah lagi. Kurasa cukup masalah hari ini sampai di sini. Hari esok ada kesusahannya sendiri

Ingin mengulang suasana seperti itu, tapi entah kapan ....

sent from my lovely cubicle