Halaman

Waktu menunjukkan

Pencarian

Selasa, 25 Agustus 2009

Perpuluhan

Setiap bulan, setelah gaji dan tunjangan ditransfer ke rekening, seperti biasa langsung dialokasikan ke berbagai pos. Pos untuk persembahan perpuluhan juga nggak ketinggalan.

Hmm ... kadang perpuluhan ini yang bikin orang jadi mikir-mikir, mau kasih berapa. Pas Tuhan kasih berkat sedikit, persembahan perpuluhan diberikan dengan hati riang. Tapi ketika berkat Tuhan semakin melimpah, mulai deh dihitung, kalo ternyata persembahan perpuluhan yang diberikan semakin besar, dan jumlahnya pun cukup lumayan. Mau kasih perpuluhan, kok jumlahnya lumayan ... nggak kasih, tapi kok nggak enak sama Tuhan, udah kasih berkat melimpah.

Kalo Tuhan juga berhitung, udah berapa yah Dia kenakan charge ke kita? Mulai dari udara yang kita hirup, cahaya matahari yang hangat, kesehatan yang Ia beri ... dan berbagai berkat lainnya. Bisa dibilang perpuluhan yang kita kasih tuh nggak sebanding sama berkat yang udah Dia beri. Sempat juga terbayang gimana seremnya, kalo kita absen kasih perpuluhan, trus Tuhan absen juga ngirim berkatNya.

Yah ... soal perpuluhan ini emang jadi urusan yang dapet berkat dengan Sang Pemberi Berkat. Mau kasih persembahan berapa, biarlah yang menerima berkat yang mempersembahkannya dengan sukacita ....

#yang masih belajar mempersembahkan perpuluhan, @ Kuningan, 220809, di atas si gesit irit B **** NMP

Aku, Si Kuning, dan Kuda Jepang

Pagi ini, beres makan di kantor, ada teman yang nyamperin. Dengan antusias dia kasih tau kalau ada makhluk baru di parkiran, sepupunya Kuda Jepang. Seperti biasa, kalo ada sodaranya si kuda jepang, nggak antusias nanggapinnya. Maaf yah buat yang nyamperin, kalo responnya gak seperti yang diharapkan ....

Entah kenapa, kalo sama benda yang satu itu banyakan nggak tertariknya. Terus terang lebih tertarik sama si Kuning. Bukan masalah dia "istri" baru, tapi si kuning memang bisa diandalkan buat nembus macet. Pokoknya selama memungkinkan, si kuning jadi andalan deh.

Kuda Jepang yang ada, banyakan stablingnya. Dia baru dinasan kalau jaraknya di luar jangkauan si Kuning. Padahal perjalanan belakangan ini hampir nggak pernah di luar kemampuan si kuning. Hasilnya, si Kuda Jepang banyak diamnya.

Makanya banyak yang heran, kenapa milih capek capek bawa si Kuning daripada Kuda Jepang. Padahal lebih ribet kalo bawa si Kuning. Harus berangkat lebih pagi, bawa baju ganti, dan segala keribetan lainnya. Segala keribetan itu nggak sebanding dengan asiknya mancal si kuning ....

Bicycle bicycle bicycle
I want to ride my bicycle bicycle bicycle
I want to ride my bicycle
I want to ride my bike
I want to ride my bicycle
I want to ride it where I like
Queen - Bicycle Race

Rabu, 12 Agustus 2009

Si Kuning Emang Lebih Enak ....

Awalnya sih gara-gara ninggalin si kuning semaleman di kantor kemaren. Harap maklum, karena kemarin sore ada janji sama teman, terpaksa deh selingkuh sama kuda Jepang.

Karena paginya berangkat bareng kuda Jepang, berani jalan agak siangan. Seperti sudah diduga, di perempatan tol Pasteur udah macet. Dan kemacetan itu baru beres setelah lewat Maranatha. Gak tau kenapa kok macetnya lebih gila dari biasanya. Bisa jadi karena udah siang. Mungkin juga Maranatha udah mulai kuliah .... Nggak heran, kalo kemacetan kaya gini lama-lama bikin orang jadi gila.

Kalo udah macet gini, jadi pengen bawa si kuning. Kalo naik dia, bisa nyelap-nyelip di sela sela kemacetan. Malah bisa lebih cepet sampai. Apalagi si kuning habis ganti ban ke Scott 26x2.00 yang lebih nyaman. Yang jelas, sekarang si kuning jadi pilihan utama menyusuri jalanan Bandung. Lebih sehat dan ramah lingkungan. Kalau dirasa nggak memungkinkan pake si kuning, baru deh kuda Jepang yang dikaryakan.

Pulang nanti mancal si kuning lagi ah .........

Selasa, 11 Agustus 2009

Ketika Wasit Ikut Bermain ....

Nggak tahu mimpi apa di malam sebelumnya, kemaren mengalami hal yang sangat nggak masuk akal.

Hanya untuk menyelamatkan reputasi tim, regulasi yang ada terpaksa dikorbankan. Persetan dengan alasan teknis yang ada, kalau kegagalan itu disebabkan karena kebebalan anggota tim. Kalau memang tidak ada yang sanggup memenuhi kualifikasi, regulasi bisa ditinjau kembali. Nyatanya, masih ada yang sanggup memenuhi kualifikasi. Tapi mengapa regulasi yang dimainkan?

Beginilah kalau wasit ikut bermain. Regulasi yang telah jadi kesepakatan pun bisa dimainkan, tergantung siapa yang punya kepentingan dan sanggup menekan sang pengadil. Kalau sudah begini, jangan berharap bisa menjadi pemenang, kecuali sanggup membeli wasitnya ....

Senin, 10 Agustus 2009

Layang Kangen

Entah kenapa dua hari belakangan ini jadi suka banget sama lagu ini. Layang Kangen, itu judulnya, yang dibawakan oleh Didi Kempot. Memang, ada versi bossanova, tapi masih lebih mantap versi Didi Kempot. Bagi yang belum tahu, ini ada liriknya

Layangmu tak tampa wingi kuwi
Wis tak waca apa karepe atimu
Trenyuh ati iki maca tulisanmu
Ra krasa netes eluh ning pipiku

Umpama tanganku dadi suwiwi
Iki uga aku mesti enggal bali
Ning kepiye maneh merga kahananku
Cah ayu entenana tekaku

Reff:
Ra maido sapa wonge ora kangen
Adoh bojo pengen turu angel merem
Ra maido sapa wonge ora trenyuh
Ra kepethuk sak wetara pengen weruh
Percaya aku kuatna atimu.
Cah ayu entenana tekaku

lirik diambil dari: http://chordnlyrics.net/2009/02/18/kord-chord-layang-kangen-didi-kempot/

Sebenernya empat - lima tahun yang lalu, udah pernah ngerti lagu ini. Tapi saat itu, berasa biasa aja, gak ada yang spesial. Tapi dua hari ini, bener-bener pengen banget dengerin lagu ini. Hmm ... apa karena baru-baru saja mengerti suasana seperti apa yang digambarkan dalam lagu itu? Mungkin juga ....

Yang jelas, lagu ini mantap .... Two thumbs up buat Didi Kempot.

#now playing: Didi Kempot - Layang Kangen

Jumat, 07 Agustus 2009

Gimana Kalau PH Beda ....

Iseng-iseng ngubek-ubek arsip email, gak sengaja nemu arsip diskusi bersama John, kira-kira setengah tahun lalu. Lumayan serius sih diskusinya. Topiknya sih gimana rasanya kalau ada perbedaan pada PH (pasangan hidup) kita. Berikut ini disarikan hasil diskusinya, kali aja berguna bagi yang lain.

Dalam mencari pasangan hidup (PH) pasti menemukan berbagai perbedaan. Bisa sih kita dapat PH yang sesuai dengan kriteria kita, tapi hampir nggak mungkin bisa sama persis dengan yang kita inginkan. Karena memilih PH itu ibarat one-way ticket, ada baiknya berbagai perbedaan itu menjadi pertimbangan. Tapi kalau bisa mengatasi berbagai perbedaan itu, gak salah kalau tetap melaju dengan perbedaan yang ada. Kalau emang Tuhan udah kasih aspek aman, semuanya bakal bisa dilalui dengan baik. Nah, perbedaan apa aja sih yang mungkin ada dalam mencari PH?

1. Beda Suku
Awalnya sih bakalan merasa aneh. Bisa jadi ada adat-istiadat yang saling bertentangan dan dapat menimbulkan salah paham. Jangan sampai menganggap suku saya lebih baik dari suku kamu. Kalau sudah begitu, jangankan dapat PH, perang suku iya.
Kalau memang mau mempertahankan hubungan, pelajari adat-istiadat suku pasangan masing-masing. Dijamin, bakal diterima sama keluarga pasangan. Yang jelas adatnya jangan sampai melanggar Firman Tuhan

2. Beda Tingkat Pendidikan/Jabatan
Kadang bisa menjadi masalah, karena tingkat pendidikan berkaitan dengan pekerjaan dan hubungan sehari-hari. Bisa jadi obrolan gak nyambung karena perbedaan tingkat pendidikan yang terlampau jauh. Belum lagi kalau beda jabatan, yang artinya beda penghasilan juga.
Yang kaya gini bisa menjadi pemacu buat makin maju. Yang merasa tingkat pendidikannya lebih rendah terpacu buat belajar lebih banyak, agar bisa mengimbangi obrolan pasangannya. Kalau soal jabatan, jangan sampai deh obrolannya menyinggung pasangan yang lebih rendah. Ya atur dikit lah obrolannya, daripada ribut-ribut gak jelas.

3. Beda Usia Terlalu Jauh
Lumayan ribet juga kalau terlalu jauh. Yang satu masih sibuk sekolah, yang satu sudah ngejar karir. Bisa jadi nggak nyambung karena pikiran dan tuntutannya sudah beda jauh. Hubungan kaya gini gampang bubar ditengah jalan, karena emosi satu pihak masih kurang stabil, belum bisa diajak berkomitmen atau serius.
Solusinya, kedua belah pihak harus dewasa, sabar dan setia. Tanpa itu, dipastikan bubar dalam waktu singkat.

4. Beda Status
Beda status bakal jadi masalah yang berat, kalau belum mempunyai gambar diri yang benar. Yang ada cuma dapat minder, gampang tersinggung. Belum lagi kalau dipandang rendah sama keluarga besar. Habis deh ... siap-siap sakit hati terus.
Kalau memang siap lahir batin, nggak masalah sih. Semuanya pasti ada jalan keluarnya. Yang jelas jangan sampai motivasinya karena materi. Buktikan kalau memiliki karakter dan kualitas yang bisa diandalkan. Setiap manusia punya sisi lemah dan sisi kuat. Nah ini kesempatan buat menunjukkan kekuatanmu.

5. Beda Gereja atau Denominasi
Ribetnya kalau mau ke gereja bareng, bisa tarik-tarikan. Buat jangka pendeknya sih bisa giliran, kalau minggu ganjil mau ikut kebaktian di gereja A, kalau minggu genap berjemaat di gereja B. Cuma, repotnya bisa mengganggu jadwal pelayanan.
Mungkin perbedaan tata cara ibadah juga dapat menjadi hambatan. Yang jelas jangan sampai merasa kalau gerejanya lebih Alkitabiah. Selama menyembah Yesus yang sama, itu bukan jadi masalah.
Ketika sampai jenjang pernikahan, harus dipikirkan juga mau berjemaat atau melayani bersama di mana.

6. Beda Jarak
Ini berat juga, banyak godaan dan gangguannya. Kalau memang belum siap dengan hubungan macam ini, lebih baik jangan deh. Butuh kepercayaan yang ekstra agar tidak saling curiga. Dan jangan sampai putus komunikasi.

7. Beda Iman
Jangan pernah berpikir untuk melakukannya. Meski alasannya mau membawa dia mengenal Tuhan, itu hanya pembenaran saja. Meski calon PH memiliki 99 dari 100 kriteria PH idaman, tetapi kalau tidak seiman, lebih baik tidak. Perbedaan ini terlalu jauh untuk dijembatani.

Hmm ... lumayan banyak juga yah. Tapi perbedaan ini memang ada. Pertimbangkan baik-baik sebelum memilih PH. Ingat, sekali salah memilih, tidak dapat ditukar. Ini one-way ticket. Dan jangan lupakan Tuhan dalam mencari PH. Dia pasti akan memberikan yang terbaik. Tuhan Yesus Memberkati