Halaman

Waktu menunjukkan

Pencarian

Selasa, 25 Januari 2011

Suporter Sepak Bola dan Kereta Api

Ketika suatu tim sepak bola yang memiliki pendukung fanatik dalam jumlah besar melangsungkan pertandingan away, pasti banyak suporter yang ikut mendukung secara langsung. Mereka beramai-ramai menempuh perjalanan yang jauh dari rumah mereka ke stadion tempat tim kesayangannya akan bertanding. Kebanyakan, mereka menggunakan jasa angkutan kereta api, karena tarifnya relatif murah dibanding dengan jasa angkutan lain.


Sayangnya, setiap kali mengangkut suporter sepak bola, kereta api kita selalu menjadi korban. Ketika melewati kota yang menjadi kandang klub musuh bebuyutannya, hampir dapat dipastikan selalu diserang. Padahal belum tentu kereta yang mereka serang mengangkut suporter sepak bola. Perilaku oknum suporter di atas kereta juga tidak kalah busuknya. Dengan alasan membela diri, mereka menebar teror di sepanjang lintasan rel dengan menebar batu. Baik yang di atas kereta maupun di bawah sama sama memegang teguh peribahasa Latin "Si vis pacem, para bellum" yang ditafsirkan secara ngawur. Tentu saja korban mereka kebanyakan masyarakat yang tidak bersalah.

Terkadang terpikir ide konyol, untuk meminimalkan korban akibat aksi teror oknum suporter sepak bola, mengapa tidak mengangkut mereka dengan gerbong tertutup GGW saja dan dikunci dari luar sejak stasiun pemberangkatan hingga stasiun tujuan. Atau mengangkut mereka dalam kontainer tertutup. Kalau tidak, mengangkut mereka di atas flat car, dan menjadi sitting duck apabila diserang suporter rival mereka. Memang ini terbilang ide yang sangat bodoh. Tapi kekesalan yang memuncak ini karena tidak adanya perhatian dari otoritas sepak bola, pihak keamanan, dan pemerintah atas teror yang terjadi di sepanjang rel. Kejadian ini sudah sering terjadi, tapi hampir tidak ada tindak lanjutnya.

Hmmm ... kapan ya suporter sepak bola kita dewasa dan lebih rasional?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar