Halaman

Waktu menunjukkan

Pencarian

Rabu, 08 Desember 2010

Gunakan Lampu Depan

Pernahkah terpikir kalau lampu depan sepeda itu penting? Mungkin anda berpendapat tidak perlu memasang lampu depan sepeda, toh masih ada bantuan dari lampu penerangan jalan umum, atau cahaya dari kendaraan di belakang anda. Yakin dengan pendapat anda? Atau pengalaman saya ini dapat mengubah cara pikir anda?

Awalnya, 081210, hari yang biasa saja, tidak ada istimewanya. Pulang dengan sepeda di tengah guyuran hujan lebat yang melanda Bandung beberapa hari belakangan ini. Seperti biasa, ritual menembus hujan selalu diawali dengan memakai jas hujan atasan orange terang dan bawahan biru tua. Penutup tas berwarna kuning terang dan helm juga tidak ketinggalan. Lampu depan dan belakang dicek dan menyala dengan baik dan dipasang dengan modus berkedip konstan.

Di tengah hujan yang tidak mereda, kukayuh si kuning melalui Jl. Ibrahim Adjie, yang seperti biasa banjir. Sampai perempatan Gatot Subroto, aku berbelok kiri dengan mengambil jalur agak ke tengah, karena jalur di kiri tertutup air, dan terdapat lubang yang cukup dalam. Sampai depan BSM, semua berjalan baik-baik saja.

Pengalaman yang tak terlupakan berawal dari seberang Bank Mega. Di depan berjalan sebuah Suzuki APV warna silver, dengan plat T 1519 ** berjalan agak tanggung, tidak terlalu ke tengah, tidak juga terlalu ke pinggir, dengan kecepatan yang tanggung pula. Dari kejauhan, aku sudah berpikir, ada yang tidak beres dengan pengemudinya. Entahlah si pengemudi sedang mengemudi sambil berbuat apa. Apakah pengemudi bingung dengan jalanan Bandung, sambil menggunakan hp, atau memang sengaja, hanya dia dan Tuhan yang tahu. Kendaraan dari belakang, yang hendak menyusul pun merasakan kesulitan untuk mendahuluinya.

Setelah menambah kecepatan dan menemukan momentum yang tepat untuk overtaking, akhirnya kuambil keputusan untuk mendahului APV tersebut dari jalur kanan, kemudian aku kembali ke jalur kiri. Akan tetapi, beberapa saat kemudian APV tersebut posisinya sejajar dengan si kuning, dengan posisi APV di kanan, hanya sekitar 40 cm dari ujung kanan stang.

Entah mengapa, seolah-olah APV hendak menutup jalurku dengan semakin bergeser ke kanan. Karena kaget, spontan aku pegang lampu depan dan mengarahkannya ke arah spion kiri APV, dengan harapan ia menyadari ada makhluk lain di sebelah kirinya. Dan nampaknya pengemudi APV menangkap isyarat itu. Segera ia kembali menjaga jarak dengan sedikit bergeser ke kanan dan menambah kecepatan. Akhirnya kami sama-sama di posisi aman ketika kami berada di depan Pusdik Kavaleri.

Bisa dibayangkan, dengan jarak Bank Mega - Pusdik Kavaleri yang cukup jauh, aku berada dalam keadaan yang kurang aman, dipepet kendaraan lain. Apabila aku tidak memasang lampu depan, tentu pengemudi APV tidak mengetahui keberadaanku, dan aku sudah menjadi sandwich beberapa jam lalu. Ya, dengan lampu depan bertenaga 3 baterai AAA aku diselamatkan, dan bisa gowes terus sampai rumah dengan selamat.

Masih mau tawar menawar soal safety dengan meniadakan lampu depan? Pikir lagi sebelum terlambat .... Share the road, safety first

Tidak ada komentar:

Posting Komentar