Halaman

Waktu menunjukkan

Pencarian

Sabtu, 07 Juni 2008

Trip Report Parahyangan 070608

Setelah suntuk berkutat dengan pekerjaan yang tiada habisnya, akhirnya weekend pun tiba. Sebenernya sih tanggal 070608 PP, mau jagong manten di DP nyepur. Berhubung pada nggak mau nyambung pake KRL eko, ya udah, PP pada naik travel. Apa mau dikata kalau mereka milih travel, meski ongkosnya lebih mahal. Akhirnya aku milih mengobati penyakit edan sepur saja dengan nyepur pake Parahyangan BD - GMR - BD. Selagi murah, dan siapa tahu dapat objek foto yang cukup menarik.

Setelah dipikir-pikir, diambillah KA 55 dengan ETD 0630 dari BD, dengan harapan bisa balik BD dengan KA 58 ETD 1045 dari GMR. Artinya masih bisa ngumpul di Dipo BD, karena KA 58 ETA BD 1333. Setelah membeli tiket KA 55 seharga 20 ribu, ada yang aneh dengan tiket KA 55. Relasi KA 55 bukan BD - GMR, tapi BD - JAKK!!! Nggak tahu relasi ini berlaku mulai kapan. Kalau tahu ada relasi ke JAKK, mendingan jagong manten naik KA 55, sambung KRL dari JAKK ke DP. Bodo ah, nggak penting, yang penting tetep nyepur.

Masuk ke peron BD, di spoor 6 sudah ada KA 15 yang ditarik CC 204 09. KA 55 siap di spoor 5 dengan stamformasi 5 K2 (K2-86529, K2-82506, K2-82509, K2-82508, K2-82507), 1 MP2 (MP2-64503), 2 K1 (K1-93501, K1-64506) dengan ditarik CC 204 08 dengan posisi long hood.

0630, PPKA BD memberikan semboyan 40 kepada KA 55. Karena kereta bisnis 1 penuh, coba jalan ke kereta bisnis lainnya, siapa tahu ada kereta yang kosong. Ternyata kereta bisnis 4 dan 5 cukup kosong. Pindah saja aku ke kereta bisnis 5, toh kalau ada yang punya, aku kembali ke kereta bisnis 1.

Perjalanan KA 55 nggak banyak yang dilakukan selain bengong lihat pemandangan. Cuma dengerin suara flens beradu dengan rel. Mau hunting, belum tahu medan. Yah, itung-itung perjalanan ini pengenalan medan aja. Minimal udah tau mana spot yang menarik dan timing pengambilan gambar.

0815, tiba di stasiun Cikampek. Banyak gerbong GW dan YW yang mangkrak di sana. Sebenernya sih masih lebih banyak yang mangkrak di Dawuan, tapi cuma GW kayaknya, soalnya di Dawuan pernah ada spoor simpang ke arah pabrik semen. Dan yang masih terbaca di gerbong GW adalah angkutan kurs semen IDO. Sayang spoor simpang itu kayaknya udah mati

0936, sampai JNG. Di JNG, ada Plasser & Theurer PBR-400 dan sebuah MTT stabling di sana. Lewat Dipo JNG, cukup banyak loko yang stabling, tapi nggak jelas lok apa saja dan milik dipo mana.

0945, KA 55 tiba di GMR, masuk lewat spoor 2. Langsung turun dan cari tiket KA 58. Sebenernya agak ragu sih, bakal dapat seat atau nggak. Kalau nggak, sudah siap senjata, koran bekas buat alas duduk di bordes kereta paling belakang, alias backriding. Ternyata masih dapat seat di kereta nomer 4, kereta kedua dari belakang.

1043, KA 58 masuk sepur 1 GMR dari JAKK. Yang kucari bukan kereta 4, tapi langsung menuju kereta 5, siapa tahu kosong. Mencoba berdiri di ujung kereta 5 sampai JNG sambil menunggu perkembangan, apakah KA 58 penuh atau tidak.

Sampai JNG, ternyata kereta 5 mulai terisi setengah. Kesimpulannya, KA 58 penuh. Seneng juga sih lihat Parahyangan laris manis. Sayangnya nggak bisa backriding, rugi kalau seat sampai dikudeta orang. Di KA 58 nggak banyak yang dilakukan. Paling-paling menikmati perjalanan aja. Yang jelas KA 58 sempat BLB di Cilame, silang dengan KA 59. KA 58 tiba di BD 1345, bonus 12 menit dari jadwal.

Sebenernya sih rencananya bukan one day tour, tapi mau ke Bintaro (sorry Dee, nggak jadi ke sana). Tapi nyambung kereta ke PDJ cukup susah, karena banyak yang batal, makanya dibatalkan. Lagian Dee bilang kalau hari libur jangan naik angkot apa bis, macet. Sorry juga buat Debbie, nggak jadi gabung di resepsi kawinan Nissa di DP. Pas dikau telpon, aku dah sampai BD lagi.

Weekend depan mau nyepur kemana lagi ya ...? BD - CMI - PDL kayaknya boleh tuh ....

--- semboyan 21 ---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar