Halaman

Waktu menunjukkan

Pencarian

Kamis, 17 Maret 2011

Pulau-pulau Bompa dan Sondonesia

Carriedas-160 menjelang mendarat di Pulau-pulau Bompa

Buat penggemar petualangan Tintin pasti tahu kalau Tintin pernah menginjakkan kaki di Indonesia. Di album Flight 714 memang diceritakan Tintin, Profesor Calculus, Kapten Haddock dan Snowy sempat transit di Kemayoran (waktu itu masih aktif) dalam perjalanannya menuju Sydney untuk mengikuti kongres Astronotika Internasional di Sydney. Di Kemayoran, mereka bertemu milyuner Lazslo Carriedas. Singkat cerita, mereka beralih dari maskapai Qantas penerbangan 714 ke pesawat pribadi milik Carriedas. Mereka mengalami petualangan di dekat Indonesia, tepatnya di Pulau-pulau Bompa, wilayah Sondonesia

Seperti album Tintin yang sebelumnya, Herge selalu mengangkat unsur lokal di mana Tintin berada. Sebagai contoh, ketika Tintin di Skotlandia, Tintin digambarkan memakai kilt. Bahkan, ketika Tintin di Tibet, digambarkan Tintin bertemu dengan yeti. Ada kalanya percakapan penduduk setempat dalam balon dialog ditulis menggunakan bahasa setempat. Sayangnya bagi kita, album Tintin Penerbangan 714 edisi Indonesia berasa kurang gregetnya, karena dialognya sudah menggunakan bahasa Indonesia, jadinya penggunaan unsur lokalnya kurang terasa. Bandingkan dengan penggunaan dalam edisi bahasa Inggris berikut.

Hal inilah yang pernah mempengaruhi pikiranku, kalau tempat yang dikunjungi Tintin benar-benar ada, bukan fiktif. Padahal sebelumnya aku sudah mengenal San Theodoros dan Nuevo Rico, negara fiktif di Amerika Selatan. Tetapi entah kenapa, Pulau-pulau Bompa tertanam di pikiran, itu benar-benar ada. Bahkan pernah saking penasarannya, ditelusuri di peta jalur penerbangan di atas Lombok, Sumbawa, Flores, Timor hingga Darwin, hanya untuk mencari pulau-pulau Bompa, tempat di mana gerilyawan Sondonesia berkumpul. Sayangnya, aku tidak menemukan pulau-pulau Bompa, karena memang tidak ada.

Sebegitu melekatnya kisah petualangan Tintin, hingga tidak dapat membedakan antara fiksi dan kenyataan. Dan sampai sekarang masih heran, pulau-pulau Bompa itu fiksi ....

Reaksi nelayan setempat ketika kapalnya nyaris tertabrak Carriedas-160

Gerilyawan Sondonesia menolak mengikuti perintah masuk gua

sumber gambar: Flight 714, Courtesy Herge

1 komentar:

  1. Sebetulnya Herge tidak sepenuhnya membuat cerita fiktif,karena di daerah kep Sumbawa (disebut dibagian lain komik tsb) memang memiliki banyak gunung aktif. Adanya binatang Komodo (disebut juga) dan Bekantan (satwa Kalimantan yg tidak mungkin ada di satu tempat dgn Komodo di Hutan manapun) menunjukkan Herge hanya sekedar meramu semua ciri khas Indonesia. Pulau Bompa tidak ada, tapi kabupaten Dompu di NTB memang ada, tapi gn Tambora disana meletus th 1816, dan merupakan letusan terhebat dalam sejarah manusia yg tercatat.Pemberontakan mungkin mengacu pada gerakan utk memerdekakan Irian Barat dari Belanda(Timor Timur msh dibawah Portugis waktu itu). Tentunya tidak etis menyebut nama negara, sehingga disebutlah Sondonesia.

    BalasHapus