Halaman

Waktu menunjukkan

Pencarian

Sabtu, 08 Mei 2010

Pekerjaan Utama

Di sela-sela mempersiapkan diri buat ujian ilmu kanuragan yang akan diselenggarakan di hari Minggu Pahing 09 Mei 2010, aku menyempatkan diri nonton tv sejenak. Entah apa acara yang aku tonton, ternyata ada acara omong kosong (maksudnya ngomongin hal-hal yang nggak penting) yang dipandu oleh seorang anggota dewan yang masih aktif. Soal siapa anggota dewan yang memandu, you know who lah ....

Pikiran isengku berlanjut. Apakah pejabat negara boleh memiliki usaha sampingan? Apakah tidak timbul konflik kepentingan? Lha kalau kasus ini bagaimana, ini badut merangkap anggota dewan, apa anggota dewan merangkap badut? Anggota dewan badut, apa badut anggota dewan?

Kalau memang kegiatan anggota dewan yang (katanya) terhormat bisa disambi mbadut, gimana nasib rakyat yang (masih katanya) diwakilinya? Bisa jadi acara mewakilinya ndak lebih dari sebuah pementasan ludruk. Mungkin anggota dewan yang satu ini berdalih, ini masih berkaitan dengan pekerjaannya, yang mengurusi hal-hal perbadutan di negeri ini. Kalau minta badan kehormatan untuk menertibkan mereka yang ngarit sambil mbadut, kayaknya ndak mungkin, mengingat track record mereka juga nggak kalah mbadutnya.

Sebagai wong cilik (asli, wong cilik beneran, ndak ada afiliasi sama partai yang katanya mbela wong cilik itu, sumpah) saya cuma bisa nonton badutnya manggung aja. Lha wong asline badut kok, nek badutnya ndak lucu, malah jadi lucu. Wis ndak usah dipikirin badut yang satu ini. Ngapain kita pusing mikirin badut, lha badutnya aja ndak mikirin kita kok.

Cheers
(terus, apa maksude tulisan iki???)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar