Halaman

Waktu menunjukkan

Pencarian

Selasa, 17 Februari 2009

Pertamina versus DPR, Potret Anggota Dewan

Pagi-pagi, sebelum kerja, seperti biasa sempatin buat buka beberapa situs berita. Ternyata pagi ini ada berita ribut antara Komisi VII dengan Pertamina. Maklum aja, kalangan profesional di bidangnya harus beradu pendapat dengan para wrong man in the wrong place, jadinya nggak nyambung.

Menurut kabar yang beredar, hal ini dipicu karena adanya surat corporate secretary Pertamina yang merasa kecewa dengan tindakan anggota Komisi VII saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan direksi Pertamina pada Selasa, 10 Februari lalu, yang tidak fokus pada pertanyaan mengenai kinerja, tapi justru menanyakan hal yang menurut manajemen Pertamina sudah ke luar dari substansi masalah. Surat ini dibalas dengan menyamakan Dirut Pertamina dengan Satpam.

Yah ... inilah risiko mengadakan rapat dengar pendapat dengan pihak yang tidak memiliki kompetensi. Di satu pihak menjelaskan gimana cara jualan minyak biar bisa untung besar, yang satu belajar mengenal warna, ya jelas aja nggak nyambung. Kalo orang negeri seberang, wrong man in the wrong place. Orang kagak ngerti bisnis minyak, disuruh ngawasin bisnis minyak. Parahnya, banyak ngawurnya daripada benernya. Wis ngawur, ngeyel sisan.

Inilah potret kebanyakan anggota dewan sekarang, gak ada isinya, yang dengan pedenya masih mau mengadu nasib di hajatan mencontreng massal 090409 nanti. Ngoceh kesana kemari sampai mulut berbusa, dengan dalih membela rakyat, entah rakyat mana yang dibela. Tapi hasilnya, tau deh ... banyak yang mana, yang nggak berguna atau yang berguna.

Bingung juga gimana kasih mereka pelajaran. Lha berurusan karo makhluk sing sok kuasa, lagipula kata orang, angel ngomong karo wong susah. Mungkin satu-satunya cara buat menghukum mereka dengan tidak mencontreng nama mereka di pemilu mendatang. Apakah langkah ini bisa tercapai, kita lihat saja nanti .....

---kayaknya udah pantes jadi anggota dpr, isa nggambleh ora karuan---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar