Halaman

Waktu menunjukkan

Pencarian

Senin, 09 Februari 2009

Pelesiran 070209

Akhirnya jadi juga liburan. Awalnya sih banyak yang mau ikutan, tapi entah kenapa banyak yang pada batal. Termasuk Luke & May, yang katanya mau latihan buat prewedding photo di kota tua, batal di detik-detik terakhir.

Berhubung telanjur bikin janji mau main bareng Dini & Uyo, mau nggak mau, berangkat sendirian. Diputuskan berangkat naik KA 53, Parahyangan jam 0500, dengan pertimbangan lebih pagi sampai di Gambir, akan lebih mudah mengatur rencana berikutnya. Sesampai di Gambir, perjalanan disambung dengan KRL AC Ekonomi Bekasi menuju Jakarta Kota.

Sesampai di kota, Dini & Uyo udah nunggu di lapangan depan Museum Sejarah Jakarta. Ternyata di sana rame anak-anak singkong yang diangon gurunya maen ke sana, study tour maksudnya .... Tujuan pertama, Museum Sejarah Jakarta. Berhubung niatnya cuma mau main n foto-foto aja, nggak gitu perhatiin koleksinya. Nyesel juga sih pada akhirnya, kenapa nggak lihat2 koleksi museum dengan tiket IDR 2K per orang ini. Satu-satunya yang menarik perhatian, ada sepasang calon pengantin sedang mengambil foto prewedding di sana, duduk di meriam si jagur. Rumor yang beredar, itu meriam bisa bikin bunting orang yang mendudukinya, soal bener nggaknya, bisa dicoba ....

Target berikutnya, Museum Bank Indonesia. Untuk masuk ke museum ini nggak dipungut biaya, alias gratis. Hanya saja ada beberapa ketentuan yang harus dipatuhi, seperti nggak boleh menggunakan lampu kilat di beberapa ruangan. Kita cuma ngikutin alurnya aja sih, sambil foto2 aja .... Emang tujuannya nggak cari ilmu, tapi cuma seneng2 aja.

Kelar dari museum BI, kita makan. Rencana berikutnya, museum keramik. Begitu sampai sana, kita nggak jadi masuk, habisnya nggak boleh bawa kamera masuk. Batal di museum keramik, akhirnya kita beralih ke museum wayang.

Ternyata, museum yang dulunya gereja ini masih dalam tahap renovasi. Koleksi yang cukup menarik di museum ini, salah satunya koleksi boneka unyil. Bagian belakang museum ini cukup menarik perhatian. Ternyata petinggi VOC pernah dimakamkan di halaman belakang, sebelum dipindahkan ke Tanah Abang.

Puas di museum wayang, langsung ke Gambir, buat ngejar KA 62. Satu hal yang sangat disesali, mengapa nggak naik KRL aja ke Gambir/Jatinegara. Keputusan naik TransJakarta ke Harmoni, overstappen ke koridor Pulogadung ternyata salah besar. Perjalanan yang sangat jauh dari nyaman. Jauh lebih nyaman uyel-uyelan di KRL ekonomi, daripada pepanas di halte transjakarta.

Sampai di Gambir, langsung cari tiket KA 62. Ternyata masih dapat tiket duduk. Pikir-pikir, kok kayaknya lebih enak di bordes. Seat 17D dilepas begitu saja, pindah ke bordes. Tau deh, akhirnya seat 17D diambil siapa. Akhirnya KA 62 sampai Bandung jam 1942, agak telat dari jadwal yang seharusnya tiba jam 1924.

Meski cuma main-main ke beberapa museum di kawasan kota tua Jakarta, paling nggak udah tau tempat alternatif buat maen, kalo lagi sumpek. Lain kali, main ke sana lagi, tapi bener-bener cari ilmu, bukan kaya kemaren, main plus foto nggak jelas. Nggak rugi deh main bareng kalian. Pokonya kalo mau main lagi, dikabarin lagi, biar makin rame .....

1 komentar:

  1. weas,,,ada nama g tuh,,hehehehe,,,tapi seru kok potonya,,kapan22 lagi yah,,,huehehehehehe

    BalasHapus