Halaman

Waktu menunjukkan

Pencarian

Selasa, 29 Desember 2009

Tol Trans Jawa

Pas baca Kompas Jawa Tengah 291209 , ada sepotong artikel tentang rencana Jalan Tol Trans Jawa. Menurut artikel itu, trase jalan tol membentang dari Kanci - Pejagan - Pemalang - Batang - Semarang - Solo - Mantingan sepanjang 319 ,60 km.

Masih menurut artikel tersebut, jalan tol tersebut akan merangsang perekonomian sekitar jalan tol berupa peluang investasi seperti SPBU dan rest area dengan restoran dan pusat perbelanjaan. Belum lagi sektor usaha lain seperti rumah sakit, perumahan, hotel, tempat rekreasi, pertokoan dan kawasan industri.

Tampaknya aku kurang sependapat dengan hal ini. Kalau melihat pembangunan tol Cikampek - Purwakarta - Padalarang, yang terjadi malah menyurutkan ekonomi di sepanjang jalur "klasik" Cikampek - Padalarang.

Kalau kita lihat dari sejarahnya, awalnya Purwakarta memang di luar jalur utama poros Jakarta - Bandung. Groote Postweg, atau Jalan Raya Pos yang dibangun melewati Bogor - Sukabumi - Cianjur, bukan Purwakarta. Setelah jalan raya pos tersebut menyusul jalur kereta api dibuka menuju Bandung.

Ketika jalur baru kereta api Jakarta - Bandung melalui Cikampek - Purwakarta, barulah Purwakarta mulai berkembang pesat. Setelah tol Jakarta - Cikampek dibangun, semakin ramailah lalu lintas Jakarta - Purwakarta - Bandung yang berdampak pada perkembangan ekonomi setempat. Kira-kira tahun 2005 mulai beroperasi tol Cikampek - Purwakarta - Padalarang, aktivitas ekonomi sepanjang jalur non tol menyurut. Meski di Purwakarta dibuat akses tol, tampaknya hal ini tidak terlalu membantu.

Kekhawatiran yang sama juga melingkupi dioperasikannya tol Trans Jawa. Apakah dampak semacam ini telah dipikirkan sebelumnya? Apakah tol ini akan membawa dampak positif atau negatif bagi masyarakat sekitar? Jangan sampai pembangunan tol yang mahal malah membawa dampak negatif bagi masyarakat. Semoga saja tol ini dapat bermanfaat bagi semua dan ada sinergi dengan sarana transportasi lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar