Halaman

Waktu menunjukkan

Pencarian

Minggu, 14 Februari 2010

Air dan Api

Beberapa hari ini diriku berasa sumpek. Heran aja, kenapa sih semua orang mempermasalahkan hal yang sama terus. Aku mencoba mengingat-ingat, hal ini udah kurasakan sejak sepuluh tahun lalu. Paling lama semenjak eyang sepuh tidak bertahta lagi.

Setelah eyang sepuh turun tahta, semua orang bebas bicara. Sayangnya nggak semua orang bisa menggunakan hal ini dengan sebaik-baiknya, tetapi yang ada malah pada ribut sendiri-sendiri nggak jelas juntrungannya.

Bukannya menderita SARS (Sindrom Amat Rindu Soeharto) tapi cuma sebel aja liat keadaan yang kaya gini. Semua orang cuma muter-muter di situ aja, meributkan masalah yang itu-itu saja. Negara lain sudah memikirkan pergi ke Mars, kita masih ribut sesama saudara.

Seperti lagunya Naif berikut ini, Air dan Api, mengapa kita tidak memberikan waktu kepada logika daripada ribut melulu yang nggak jelas ujung pangkalnya.

Apa mauku apa maumu
Slalu saja menjadi
Satu masalah yang tak kunjung henti

Bukan maksudku bukan maksudmu
Untuk selalu
Meributkan hal yang itu-itu saja

Mengapa kita saling membenci
Awalnya kita slalu memberi
Apakah mungkin hati yang murni
Sudah cukup berarti

Ataukah kita belum mencoba
Memberi waktu pada logika
Jangan seperti selama ini
Hidup bagaikan air dan api

Perbedaan pendapat senantiasa ada, tinggal bagaimana kita menyikapinya. Apakah mau dihargai, atau dimusnahkan, terserah anda ....

Now Playing : Krakatau - Sekitar Kita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar