Halaman

Waktu menunjukkan

Pencarian

Rabu, 21 Januari 2009

Kepancal Sepur

Menjelang libur Natal 2008 silam, sambil menunggu keberangkatan KA 78 Ekspres Malam Lodaya, aku bersama Dimas, Mave a.k.a. Dodo dan Fasta ngobrol di peron 4-5 stasiun Bandung.

Tepat jam 1900, KA 38 Eksekutif Turangga diberangkatkan dari sepur 1. Saat KA 38 sudah mulai berjalan, dari arah hall utara, beberapa orang berlari ke arah jalur 1 berusaha mengejar KA 38. Usaha yang sia-sia, bukannya berhenti kembali, tapi KA 38 malah terus berusaha menambah kecepatan. Kita berempat cuma bisa melihat mereka yang sedih campur kecewa karena kepancal sepur. Bisa jadi, acara liburan yang telah mereka rencanakan hancur begitu saja.

Kejadian semacam ini sih pernah juga aku alami, sekembali dari acara Napak Tilas Jakarta Kota-Tanjung Priok bersama Ario. Kita berdua ketinggalan KA 62 Ekspres Parahyangan karena KRL ekonomi Bekasi tertahan lama di Kemayoran. Akhirnya kita balik ke Bandung naik kereta berikutnya, KA 64F.

Memang, di setiap stasiun pemberangkatan telah dipampang jadwal keberangkatan kereta. KA nomor sekian relasi ABC-XYZ berangkat jam sekian. Soal kereta berangkat terlambat karena force majure itu masalah lain. Seharusnya kita bisa mengantisipasi bagaimana caranya agar tidak ketinggalan kereta. Katakanlah dengan datang ke stasiun sekurang-kurangnya 30 menit sebelum kereta diberangkatkan.

Melihat seseorang yang kepancal sepur membuatku terpikirkan dengan sesuatu. Dengan sesuatu yang telah dijadwalkan pun seseorang bisa menganggap remeh, toh masih ada kereta berikutnya. Tapi apa yang akan kita lakukan apabila kereta itu dijadwalkan melayani hanya sekali perjalanan dalam sehari? Mungkin kita menunggu kereta tersebut sampai hari berikutnya. Atau melanjutkan secara estafet, bila memungkinkan, meski konsekuensinya menghabiskan banyak energi dan waktu.

Mirip dengan jadwal keberangkatan kereta api, dalam hidup kita ada satu kereta yang hanya berangkat satu kali saja. Kereta ini mengantarkan kita pada keabadian. Hanya saja, kita tidak pernah tahu, kapan kereta ini akan diberangkatkan. Boleh dibilang keberangkatan kereta ini seperti pencuri di waktu malam, kita tidak akan tahu kapan dia datang. Dan kita telah diperintahkan untuk bersiap-siap, jika kereta ini sewaktu-waktu diberangkatkan di saat yang tidak pernah kita duga. Sekali kita ketinggalan kereta ini, hanya penyesalan tiada akhir yang kita dapatkan, karena tidak akan ada jadwal kereta berikutnya.

Sudahkah kita mempersiapkan diri untuk perjalanan kereta yang menuju keabadian ini?

Makasih May buat sharingnya ....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar