
Hal ini mengingatkan pada eks Stasiun Mertoyudan. Ketika bekas stasiun itu disewa oleh PDAM, papan nama stasiun itu masih ada, dan terbaca jelas, "MERTOJUDAN +343". Sangat jauh berbeda dengan keadaan papan nama stasiun sekarang. Nama stasiun tersamarkan oleh slogan sebuah iklan produk tembakau.

Hilang lagi satu bukti sejarah perkeretaapian di Magelang. Entah berapa lama lagi bekas stasiun ini akan bertahan, mengingat pelebaran jalan yang telah direncanakan semula, akan memakan emplasemen stasiun ini. Tepi badan jalan yang dilebarkan ini akan berada persis di depan pintu stasiun ini.
Selain stasiun ini, situs lain yang terancam adalah sinyal masuk Mertoyudan dari arah Magelang, yang terletak sekitar 200 meter utara stasiun. Beberapa kilometer ke selatan, Stasiun Blabak akan hilang tak bersisa. Stasiun pulau yang memiliki emplasemen timbangan ini dimakan oleh pelebaran jalan. Termasuk dua buah wesel terlayan setempat yang terletak di selatan stasiun.
Dengan hilangnya situs itu, maka hanya sedikit tersisa jejak perkeretaapian yang ada di sekitar Magelang. Bekas Stasiun Secang, Payaman dan beberapa bangunan hikmat saja. Sisanya, hilang tak berbekas, atau beralih fungsi.
Semoga rencana Ditjen Perkeretaapian untuk menghidupkan kembali jalur mati di berbagai wilayah dapat terealisasi, meski tubuh baan tidak berada di jalur yang ada semula, menggunakan track baru. Maju terus kereta api Indonesia ......
Foto: Kang Bas (keretapi@yahoogroups.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar